Clara keluar dari mobil menyusul Mark yang sudah keluar lebih dulu. Sesampainya di luar, ia berjalan mendekati Mark yang berdiri di depan pintu masuk.
"Kenapa?" tanya Clara sambil menatap pria itu.
Mark menggeleng. "Ayo masuk!"
Mark yang hendak melangkah, langsung di tahan oleh Clara dengan cepat, "Kenapa?" tanya Mark bingung.
"Ini rumah siapa? Kenapa main masuk gitu aja? Pemiliknya mana?"
Mark menatap Clara yang agak ragu. Ia lalu meraih jemari Clara membuat Clara menegang seketika.
"Ini rumahku. Rumah yang kupakai dulu saat aku dan ibuku di sini."
Clara melirik Mark. "Rumahmu?"
"Rumahku. Aku tak serta merta kaya raya. Aku dulu pernah berasal dari sini.."
Clara menatap ke depan. Ia menatap pintu rumah yang sedikit rusak.
"Kau takut?"
Clara menggeleng, "Aku tak takut. Hanya saja..."
"Aku akan pastikan kau aman.."
Walaupun tampak ragu, Clara pun akhirnya mengangguk. Mark membuka pin
Langit sudah sedikit gelap. awan hitam pun mulai menyapa malam dan menyembunyikan ribuan bintang serta bulan yang biasanya menghibur orang orang dengan kilauannya.Hawa dingin pun ikut menusuk tulang seiring dengan turunnya setetes demi setetes hujan dari langit.Clara mengusap lengannya yang terasa dingin, ia melirik mark yang saat ini terbaring di pangkuannya.Clara melirik jam di tangannya ini sudah nyari 1 jam pria itu tertidur dan belum ada tanda-tanda Mark akan terbangun, bahkan helaan nafas pria itu masih saja teratur seperti orang yang tidur begitu nyenyak.Clara memijit lehernya yang terasa pegal, Ia ingin membangunkan Mark namun Entah kenapa ia tak tega untuk melakukan hal tersebut.Pasalnya Mark terlihat seperti orang yang sudah lama tak tidur dengan nyaman. Clara menatap wajah tirus Mark.pria itu memang terlihat semakin kurus. berbeda dengan saat terakhir ia melihatnya secara dekat yaitu ketika mala
Hujan sudah kembali reda, namun malam sudah sangat larut. Walaupun begitu, Mark dan Clara tetap memutuskan untuk kembali ke apartemen. Pasalnya di rumah itu pun tak ada apa-apa. Hanya ada tikar yang tadi Mark bawa. Tak mungkin ia bertahan dengan tikar tersebut sedangkan suhu udara semakin lama semakin menurun.Kini mereka sudah berada di dalam mobil Mark. Pria itu tampak lelah dan mengantuk.Sudah keberapa kalinya Clara memergoki Mark yang menguap. Dan ia takut Mark akan tertidur saat menyetir nantinya."Jika kau tak keberatan, kita bisa mencari penginapan terdekat. Besok aku ada kuliah siang, jadi tak masalah jika kita beristirahat sejenak." ucap Clara memberikan saran pada Mark.Pria itu nampak berpikir, "Baiklah. Di dekat sini ada penginapan. Kita ke sana saja."Clara mengangguk. Ia lalu mengencangkan sabuk pengamannya dan duduk dengan tenang.Mark mulai melajukan mobilnya dengan santai untuk menuju penginapan. Benar kata Mark
BRAAAKKK!"BODOH KALIAN SEMUA!!!"Lauren berteriak seperti orang kesetanan saat mengetahui jika anak buah dari Rudi tak berhasil mengikuti Mark dan Clara.Bahkan teriakan Lauren membuat Rudi jengah. Wanita ini selalu membuatnya sakit kepala. Banyak maunya namun sulit disentuh."Mengikuti dua orang saja kalian...."Dooor! Doorr! Door!Doorr! Doorr! Dooorr!Ucapan Lauren terhenti saat ia mendengat enam kali suara tembakan dan yang membuatnya ternganga adalah, enam orang yang tadi ia marahi kini tersungkur dengar darah yang mengalir dari kepala mereka.Lauren menatap Rudi tak percaya."RUDI!! apa yang..""Aku tak mau melihatmu berteriak terus sayang. Kau selalu mengatai mereka gagal ,itu artinya mereka tak pantas menjadi bawahanku. Dan sebelum mengikutiku, mereka sudah tahu konsekuensinya.""Ko...konsekuensi apa?"Rudi berjalan mendekati Lauren yang sebenarnya ketakutan. Rudi bisa saja nekat menemba
kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita satu detik kemudian. begitu juga dengan Clara. ia bahkan tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini. setelah seorang Mark memberinya ciuman lembut di bibirnya.ciuman itu perlahan berganti menjadi sebuah lumatan. jujur, ia tak bisa berpikir jernih setelahnya. entah apa yang ada dalam otaknya. Clara justru menginginkan lebih. seharusnya ia menolaknya. memberontak bahkan mendorong Mark. namun perlakuan lembut yang Mark berikan padanya justru membuatnya terbuai.Clara melingkarkan lengannya pada leher Mark. ia memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mengikuti arah ciuman Mark sampai akhirnya ciuman itu terlepas.Clara menatap Mark dengan tatapan gairah. ia tak habis pikir jika ia kembali bergelora hanya karena kecupan dari pria di atasnya ini."apa kau masih menjadi kitty ku?" tanya Mark lembut.Clara langsung terdiam. ia tak tahu harus mejawab apa. jika ia jawab 'Masih',
"Clara!!" Clara mendongakan kepalanya ke atas saat ia mendengar seseorang memanggilnya."Iya miss?""Ada yang cari kamu di luar. Cowok."Clara mengerutkan keningnya, "Cowok?"Wanita paruh baya itu mengangguk, "Ya sudah. Saya cuma mau sampaikan itu. Dia di parkiran."ucap dosennya tersebut.Walaupun ragu, clara tetap berdiri dari duduknya dan berjalan menuju parkiran yang tadi dosen itu katakan.Clara berjalan sambil melihat ponselnya. Ia melirik ke sana kemari saat ia sampai di parkiran.Clara berdiri di sebuah mobil. Ia melirik ponselnya kembali. Namun hanya hitungan detik, clara dibuat bergetar saat pintu mobil di belakangnya terbuka dan dengan cepatnya ia ditarik masuk ke dalam dan seseorang menyumpal hidungnya dengan kain. Setelahnya, ia tak tahu apa-apa lagi.****Siang ini, Mark baru saja selesai rapat. Hari ini bisa dikatakan hari yang paling ia sukai. Pasalnya semua yang ia mau bisa dengan mudah ia dap
Clara menatap Mark dengan tatapan lirih. Ia tak bisa berteriak karena mulutnya ditutupi kain yang terikat kuat. Sungguh, ini penderitaan hebat yang ia alami seumur hidupnya. Tolong! ucap Clara lirih dalam hatinya. Bahkan ia tak bisa berkutik saat pria pria sialan di sekelilingnya ini meremas dadanya. Ia tak bisa melakukan apa-apa. Dengan tangan diikat dan mulut disumpal.Dooorr!!Clara terkejut saat mendengar suara tembakan. Ia melihat Mark, Jun dan Harry mematung dan si pelepas tembakan itu adalah Rudi.Clara menangis lirih. Ia tak tahu harus melakukan apa . Ia tak ingin gara-gara menolongnya, teman-temannya dan orang yang ia cintai meregang nyawa. Dan itu karena dirinya."Kalian akan mati jika sedikit saja kalian bergerak!" ancam Rudi yang terdengar jelas di telinga Clara.Clara menggeleng memohon pada Mark untuk tak melakukan apapun dan Mark melihat itu. Ia tak tega meliha
Hai semua.. "Sugar Daddy I Love You" bentar lagi bakalan finis dan ninggalin teman2 semua nih. Apa kesan kesan kalian setelah baca ini dan apa ada masukan buat aku sebagai penulis? Yuk ketik di kolom komentar.Oh ya, cerita aku yang seru bukan ini aja lho, masih ada DEVIL BODYGUARD dan I HATE YOU BUT LOVE YOU yang dua-duanya juga udah tamat nih. Yuk mampir.Selamat membaca ^^*******Sakit kepala hebat ia rasakan saat ia terbangun. Dengan sedikit menahahannya, Clara mencoba membuka mata dan ia pun melihat di sekelilingnya hanya ada ruangan bercaat putih dan sangat sesak dengan aroma obat.Ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Dan tiba-tiba ia merasakan dadanya langsung sesak. Otaknya memikirkan bagaimana ko
Clara tak percaya dengan yang papinya ucapkan. Ia lalu melirik Harry dan Jun. Keduanya mengangguk membenarkan."Saat Mark meraih pelatuk pistol yang dipegang oleh mamimu, orang suruhan papimu datang dan menembak wanita itu. Tapi sayang, Lauren yang terkejut langsung menekan pelatuk pistolnya yang langsung menembak tepat pada dada Mark. Beruntung Mark cepat dilarikan ke rumah sakit, kalau tidak nyawanya tak akan tertolong." ucap Harry menceritakan kronologi sebenarnya."Kau tenang saja sayang. Urusan mamimu, biar papi yang urus. Dia akan di bawa ke Indonesia. Saat melakukan penggerebekan tempat penculikanmu, papi membawa Om Dirly ikut serta. Kau tahu kan siapa Om Dirly." ucap Indra yang membuat Clara lega.Ia kenal Om Dirly. Teman ayahnya yang cukup ditakuti oleh para mafia. Karena Om Dirly yang tak bisa ditebak bahkan kemampuannya dalam menganalisa sesuatu selalu menjadi so