Share

Dikira rakyat jelata

Setelah berkeliling Ibukota dan melihat bangunan serta aktivitas, Vania merasa jenuh dan ingin pulang ke mansion. Tapi kembali ke mansion dengan tidak membawa apa-apa sangatlah tidak etis mengingat Dia punya dua keponakan kecil-kecil.

"Pak kusir tolong antarkan Saya ke toko kue yang enak di sini ya!" Perintah Vania, Dia sendiri belum tahu nama kusir yang membawa ya jalan-jalan pagi itu sehingga Dia selalu memanggilnya 'Pak Kusir.'

"Baik Nyonya..."

Kereta melaju dengan pelan, menuju sebuah jalan yang ramai. Sebuah bangunan berlantai 3 mirip sebuah kafe. Disana sudah ada beberapa pelanggan yang duduk dengan memesan makanan.

"Sudah sampai Nyonya," kata sang kusir memberi tahu.

"Ah.. ya terimakasih"

Vania turun dari kereta yang diparkir di pinggir jalan. Tak lupa Dia membawa kantong koin dukan untuk digunakan membeli kue.

Vania berjalan lurus tanpa memperhatikan sekitar.

"Klinting...." Bunyi sebuah lonceng yang diletakkan diatas pintu kafe jika ditarik ke dalam.

"Selamat datang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status