Vania semakin sibuk menjelang pesta peresmiannya sebagai Duchess. Jeff bahkan harus merekrut karyawan paruh waktu untuk membantu kediaman Duke. Selama ini Elis membatasi jumlah karyawan karena menurutnya semua orang harus efisien dengan tugasnya, jadi karyawan yang bekerja disana punya peran yang jelas dan jadwal yang pasti. Tertib dan teratur itulah motto Duke sedari dulu. Pekerjaan di mansion itu melelahkan tapi juga sebanding dengan gaji yang ditawarkan. Jadi meski lelah bekerja di mansion Duke of Ansel, karyawan disana juga tidak mengeluh.Banyak orang lalu lalang, keluar dan masuk mansion. Seperti hari ini, ada Madam Ala Rotesia yang datang untuk mengukur baju Vania dan dua keponakannya. Madam Ala adalah seorang penjahit yang terkenal dan langganan Duke sejak dulu. Umurnya sekarang hampir 40 tahunan. Ala Rotesia dulu adalah seorang pembantu yang bekerja di kediaman Duke of Ansel. Duchess Kila, Ibu dari Gama dan Vena yang mengenali bakat menjahit Ala pun memberikan bantuan dengan
Vania yang dengan hati-hati menulis nama orang-orang yang akan diundang untuk pesta peresmiannya . Vania cukup bingung dengan tugas sederhana itu. Nama-nama orang yang Dia undang tidak boleh sembarangan harus dipilih dan dipilah dengan teliti. Vania banyak bertanya dengan Jeff dan Viscount Nedd dalam hal tersebut.Dalam buku catatan beberapa kolega tertulis jelas jadi Vania bisa tahu siapa saja nama undangan akan dikirim. Tapi ada beberapa kasus yang harus ditelaahnya sehingga sulit untuk memilah nama orang tersebut. Duke Gama punya seorang asisten yang dipekerjakan. Dia bernama Andrew, tapi Andrew tengah pergi ke Kerajaan Klausa yang jauh dan adanya di seberang benua untuk sebuah misi perdagangan. Dia bahkan belum tahu bahwa Duke yang Dia layani sudah meninggal. Untuk mengabarinya dibutuhkan alat sihir komunikasi. Tapi dalam kasus Andrew, alat sihir komunikasi belum bisa mencakup ke seberang benua. Makanya Andrew belum dikabari tentang berpulangnya Duke Gama kedekapan Dewa. Andrew pa
Sebelum makan malam, Vania mengajak kedua keponakannya untuk minum teh bersama. Ajakannya impulsif, tapi Dia berharap kalau acara minum teh bersama itu bisa membuka obrolan dan sedikit membuka hati.Sekarang mereka sudah tidak sekaku dulu. Mereka sudah terbiasa duduk bersama dalam suatu ruangan, meski belum ada perkembangan dalam bahan dialog. Tapi ketiga orang tersebut sedang berusaha mengakrabkan diri. Dulu saat Vania bilang, "Mulai hari ini kita akan makan bersama setiap hari!"Kedua keponakannya memandang Vania dengan wajah melongo seakan tidak percaya. Tapi sekarang ketiganya sudah sedikit terbiasa. Mereka bertiga banyak diamnya. Itu seperti sekelompok orang introvert yang belum saling mengenal saja. Toh baru 2 minggu mereka tinggal bersama dan hanya bisa bersama saat makan saja karena masing-masing memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Apalagi Vania, banyak hal yang harus Dia urus di awal-awal jabatannya sebagai kepala wilayah dan kedua keponakannya sudah disibukkan dengan jadwal
Hari peresmian diangkatnya Vania sebagai Duchess pun tiba. Ada sebanyak 43 tamu diundang dengan berbagai latar belakang. Dari yang kedudukannya tinggi seperti dari pihak Kerajaan sampai bangsawan pangkat rendah seperti Baron. Bahkan non bangsawan pun ada yang diundang Vania, seperti dari serikat dagang Nixon, pemilik guild bayaran Remor sampai para penyihir dari menara sihir. Yah para bangsawan tidak bisa protes karena pemilik perjamuan ini adalah Duchess of Ansel yang kekuatannya ada dibawah Kerajaan. Mencampurkan bangsawan dengan orang-orang non gelar biasanta disebut sebagai penghinaan. Tapi yang diundang Vania adalah orang-orang yang punya oeran penting meski tidak memiliki gelar, jadi hal tersebut harusnya bisa dimaklumi. Vania yang sedang sedikit mengantuk duduk di depan cermin meja rias. Saat Hara menepuk bahunya beberapa kali barulah Dia bangun.Matanya mengarah ke cermin seolah tidak percaya hasil makeup Hara. Selain berbakat akting, ternyata Hara juga berbakat dalam merias.
Vania yang masuk ruangan dengan rasa percaya diri yang palsu itu digandeng Kinan dan Kesha. Meski terlihat seperti Ibu yang menggandeng anak, justru dengan penampilannya yang sekarang mereka terlihat kompak seperti kakak dan adik.Mereka adalah bintang utama dari pertunjukan kali ini. Banyak yang mengagumi mereka karena pesona kecantikan dan ketampanan mereka bertiga. Tapi lebih jelasnya lagi mereka bisa menyaksikan dengan kepala mata mereka sendiri siapa penerus Duke of Ansel. Seorang wanita yang berdiri tegak namun masih anggun. Riasan mata mencolok tapi tidak norak. Baju mewah dengan desain sederhana namun tetap glamor. Mukanya tegas dan sedikit garang. Senyuman akting yang sudah dilatih sesering mungkin sekarang terlihat natural. Sebagai tuan rumah dan Duchess baru yang sudah resmi. Vania dikagumi secara penampilan. Sekarang mereka hanya perlu memastikan bagaimana Vania akan bertindak kedepannya.Vania sudah merasa kalau semua mata seperti memelototinya. Walaupun terlihat seperti
***Belakangan ini Jehu bosan dengan rumor yang beredar. Semua orang membicarakan Vania Vivia Pallas Pil Ansel. Nama asing yang tiba-tiba jadi buah bibir semua kalangan. Dimana pun Jehu pergi, Dia selalu menemukan obrolan soal Vania. Jehu sebenernya penasaran, tapi di satu sisi juga muak. Nama Vania toh tidak akan berpengaruh juga pada hidupnya.Pagi itu Jehu tiba-tiba mendapatkan panggilan dari Ayahnya yang merupakan seorang Raja dari Kerajaan Merden. Jehu mendapatkan pesan penting yang tidak terlalu Dia suka, Ayahnya bilang kalau Jehu harus hadir di acara peresmian Duchess baru Vania, orang yang sudah membuatnya muak karena semua orang membicarakannya Dia. Jehu tidak bisa menolak titah Ayahnya, Dia menerimanya dengan segela hormat. Acara tersebut harusnya dihadiri langsung oleh Ayahnya, tapi Sang Raja belasan kesehatannya yang memang Raja sedang sakit flu parah, sedangkan Putra Mahkota yang biasanya menggantukan Ayahnya itu tengah pergi ke Hutan Wolbet untuk ekspedisi. Jadilah Jehu
"Hiiikkk..." suara kuda yang berpadu di dalam hutan . Penunggangnya adalah seorang pemuda berusia 24 tahun. Dibelakangnya ada sekitar 24 ksatria yang mendampinginya. Mereka sedang melakukan ekspedisi untuk menelisik misteri Hutan Wolbet. Dikatakan bahwa masih banyak peninggalan kuno yang berserakan di dalam Hutan Wolbet, namun sudah beberapa kali di lakukan ekspedisi untuk menelisiknya tidak pernah berhasil, itu karena semua ekspedisi gagal mencapai kedalaman hutan. Hutan tersebut masih menjadi sarang monster. Semakin dalam hutan semakin energi jahat yang pekat dan sesak ketika memasukinya. Dan tentu saja Monster yang mendiaminya semakin ganas.“Yang Mulia kita harus beristirahat karena kuda-kuda mulai kelelahan!” kata Bruno, ajudan Laki-laki tersebut.Laki-laki yang memimpin ekspedisi tersebut pun menghentikan kudanya. Dia adalah Matahari Muda Kerajaan Merden, Putra Mahkota Elia Xivantine.“Kita harus mencari tempat untuk mendirikan tenda Sir Bruno!” balas Elia. Sudah hampir 4 ming
Ball masih berlangsung dengan meriah. Dari segi dekorasi dan rasa makanan semuanya sangat memuaskan. Sesuai prediksi para bangsawan bahwa bola di kediaman Duke of Ansel selalu membuat puas.Vania yang berkomunikasi dengan Duke Ibet, Duke Galo dan kawan-kawannya itu sudah bisa masuk ke setiap percakapan, mulai dari pajak Kerajaan yang akan naik, impor dan eskpor barang serta bencana kekeringan yang menimpa wilayah Xibe karena rusaknya hutan akibat para monster. Di tengah-tengah pembicaraan itu, sebuah pengumuman datang dari pintu depan"Yang Mulia Kekaisaran memasuki ruangan..." suara itu membuat semua orang tercengang. Pasalnya Sang Raja terlambat hadir hampir satu jam setelah acara. Tadinya Vania sudah menduga bahwa Sang Raja mungkin bisa saja terlambat atau tidak hadir sama sekali, tapi karena konfirmasi bahwa Sang Raja akan hadir maka otomatis Vania menghentikan bahwa Raja Terlambat, tapi Vania sudah menunggu 20 menit acara dan mengambil kesimpulan untuk melaksanakan acara peresmia