Kesakitan yang dialami Gea sudah cukup baginya. Pagi-pagi buta, Gea berusaha kabur membawa Mutiara dan Mbak Rini dari rumah Ale. Ia juga sudah menghubungi Tuan Nathan sebelumnya untuk meminta bantuannya menyewakan pengacara untuk perpisahannya dengan Ale.
Rupanya, sejak semalam, Tuan Nathan sudah berada di dalam negri. Ia begitu khawatir dengan Gea yang tidak membalas pesannya, kemudian memutuskan untuk kembali sementara waktu.
Mereka bertemu malam itu. Gea bersama dengan Mbak Rini dengan Mutiara didalam gendongannya. air mata Gea terus mengalir sampai Tuan Nathan harus menyekanya.
"Maaf, aku menunggu di sini. Semalam, aku sudah sampai di sini, tapi tidak diizinkan masuk oleh suamimu," sambut Tuan Nathan membuka pintu mobilnya.
"Apa? Jadi semalam Tuan sudah sampai di sini? Aku sudah muak tinggal bersamanya, aku pikir dia
Terukir pancaran sumringah di wajah Gea. Kini, beban hidupnya tak lagi terasa berat di pikulan. Lepas dari belenggu cinta yang tak tahu miliknya seutuhnya atau tidak, terlepas dari ikatan yang terus membuatnya lebih tersakiti dari sebelumnya.Mandiri, tanpa beban yang berat adalah keinginannya. Sejak kecil, memang hidupnya sudah mandiri. Ia lebih nyaman hidup berdua dengan putri semata wayangnya, daripada harus kembali dengan Ale, maupun tinggal bersama dengan Tuan Nathan.Akan tetapi, jalan hidupnya masih panjang. Awal dirinya menjadi single parents bukan hal yang mudah untuk ia lalui. Ada hal yang harus membuatnya waspada dalam hidupnya, yakni, Darius.Pria yang sebelumnya di jodohnya dengan dirinya membuat Gea ketar-ketir. Darius lebih kecil dan membahayakan baginya."Aku masih ada
Sejak pertemuan hari itu, Lani jadi sering mengunjungi Gea dan Mutiara, bahkan ia juga menjadi akrab sekali dengan Mutiara. Selalu menghabiskan waktu bersama dan main bersama sampai larut.Mungkin hari itu bukan hari keberuntungan Gea. Tanpa kesalahan yang jelas, ia di pecat dari tempat ia bekerja. Merasa masih ragu dengan pemecatan tersebut, membuat Gea sedih dan galau.Gea mengendarai motornya dengan pelan-pelan, dan berhenti di bawah pohon yang rindang dekat rumahnya. Kemudian duduk di samping motornya dan menunduk kebawah."Ingin nangis rasanya, bagaimana dengan susunya Mutiara, makan buat kita bertiga. Aku tidak mungkin pakai uangnya Mutiara yang dari Kak Ale dan Tuan Nathan, bukan?" Gea mulai menangis"Kemana lagi aku cari kerja, jaman sekarang cari pekerjaan susah banget. Mana aku juga tidak punya ketrampi
Vella memisahkan Ale dan Darius yang masih saja bertengkar. Mereka terlihat seperti orang bodoh, sampai tidak sadar jika Gea sudah dibawa pergi oleh Tuan Nathan."Cukup sudah!" teriak Vella."Apa sih yang kalian berdua lihat dari Gea, hah?" imbuhnya."Lagipula, Tuan Nathan sudah membawanya pergi. Tak ada gunanya kalian saling mengadu tenggorokan disini," Vella sangat kesal dengan kenyataan jika adiknya lebih unggul daripada dirinya.Ale dan Darius saling melepaskan diri. Mereka menoleh, mencari-cari ke setiap arah. Memastikan bahwa Vella berkata benar."Brengsek! Gila tuh orang main bawa-bawa aja!" dengus Darius."Hey, sejak awal juga Gea bersamanya kali. Sudahlah, buat apa kalian memperebutkan lagi? Le, sebaiknya kita cepat pulang," timpal Vella meraih tangan Ale.Namun, Ale menepisnya dengan kasar. Darius tertawa melihat i
Kabar rencana pernikahan itu telah sampai di telinga keluarga Ale, Vella serta Darius. Tentu saja kabar tersebut mengundang amarah Ale. Ia berencana menemui Gea dan menanyakan kebenaran kabar tersebut."Ale, kamu mau kemana?" tanya Vella."Bukan urusanmu!" seru Ale meraih kontak mobilnya.Ia mengendarai mobilnya dengan laju kecepatan tinggi. Amarahnya sudah tak terkendali lagi. Wanita yang dicintainya akan menikah dengan pria lain.Sesampainya di rumah Gea, Ale berteriak memanggil Gea. Bahkan sampai menggedor pintu supaya Gea cepat keluar dan menemuinya."Ge, buka Ge!""Gea, kita harus bicara!" teriak Ale.Dibukalah pintu itu,"Kak Ale, haruskah pakai teriak-teriak seperti
Pernikahan itu tetap berlanjut. Ale juga menghadiri pernikahan itu dengan lukanya. Tuan Nathan dan Gea kini resmi menjadi suami istri yang sah. Merelakan seseorang yang dicintainya menikah dengan pria lain memang sulit. Namun, Ale memang harus siap melakukan itu demi kebahagiaan Gea dan juga putrinya.Berjalan dengan kehancuran, menyambut hidup baru dengan kehampaan. Itu yang Ale rasakan saat ini. Sebelum ia pergi ke luar negri, Ale menemui putrinya dulu. Ya, ia memutuskan untuk ke luar negri karena tak sanggup mengingat kenangan lama bersama dengan Gea di Kota itu."Kenapa harus ke luar negri, sih?" tanya Gea."Ini satu-satunya cara agar aku bisa melupakanmu dengan mudah, Ge." jawab Ale dngan berat hati.Cinta itu tidak selamanya harus memiliki. Terkadang kita harus merelakan orang yang kit
"Maaf, apakah aku memilih film yang salah?" tanya Gea gugup."Em, aku rasa … tidak. Berciuman itu juga hal yang lumrah, bukan?" jawab Tuan Nathan."Astaga, kenapa harus di perjelas!" umpat Gea dalam hati.Hujan tiba-tiba turun malam itu. Hujannya sangat deras dan mengundang petir yang mengharuskan listrik padam."Yah, kenapa harus mati listrik, sih? Filmnya lagi seru jugak!" gerutu Gea."Mungkin karena ada petir. Sebaiknya kita tidur lebih awal saja, bagaimana?" usul Tuan Nathan.Mau tidak mau, memang mereka harus tidur lebih awal. Kembali canggung, mereka juga naik ke ranjang dengan perlahan. Antara Tuan Nathan dan juga Gea memang sudah hampir 4 tahun selalu bersama. Namun, dengan menjadi suami istri dan harus tidur di satu ranja
"Oh iya, hari ini … aku ingin berdua saja denganmu. Mbak Rini bilang, kalau dia sedang mengajak putri kita jalan-jalan bersama dengan sahabatmu juga," ucap Tuan Nathan."Boleh, hari kita memasak saja. Bagaimana?" usul Gea."Apapun yang istriku mau. Pasti aku akan lakukan dengan sesuka hatiku!" seru Tuan Nathan mencubit hidung Gea.Semua yang diinginkan Gea, Tuan Nathan memang selalu turuti. Tuan Nathan begitu mencintainya, sehingga Gea merasa hidupnya selalu bahagia.Tahun demi tahun terlewati dengan baik. Tuan Nathan juga mengajaknya ke rumah lama di Kota. Bersama dengan kebahagiaan itu, Gea juga memberikan seorang putra yang tampan untuk Tuan Nathan.Di balik kebahagiaan tersebut, ada hal yang selama pernikahannya disembunyikan oleh G
15 Tahun berlalu,Hidup Gea dan Mutiara kian membaik ketika ia dibawa ke kota oleh Tuan Nathan. Dari pernikahan Gea dengan Tuan Nathan juga, mereka di karuniai seorang Putra bernama Ivan Ananta (15) duduk di bangku SMA kelas satu. Sementara Mutiara, tahun ini akan lulus dan akan melanjutkan kuliahnya.Mutiara tumbuh menjadi sosok gadis tombol seperti Gea pada usianya yang sama dulu. Namun, bedanya Mutiara lebih dingin hingga terkesan lebih cuek dari pada Gea dulu yang ceria dan suka bergaul.Pagi hari ketika sarapan ...."Muti, baju kamu kenapa dilipat gitu sih lengannya. Biar apa coba? Biar di bilang jagoan, gitu" tegur Gea."Maaf!" ucap Mutiara menurunkan gulungan di lengan bajunya."Ma, jangan gitu, dong. Muti kan tau ketika dia di sekolah dan di luar sekolah. Ketertiban juga pasti dilakukan oleh putri kita, bukan begitu, princess Papa?"