Share

Chapter 17

Drrrt drrrt drrrt

Rahman merasakan ponselnya bergetar. Ia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya di sana. Ia membaca sekilas nama yang tertulis di sana. Ratih, panggilan masuk dari Ratih.

“Permisi Pak Bayu. Saya mau angkat telepon sebentar.” Pamit Rahman pada Pak Bayu yang sedari tadi berbincang dengannya.

“Silakan.” Jawab Pak Bayu mempersilakan.

Sementara Rahman mengangkat telepon, Pak Bayu masuk ke ruang rawat Syena. Dia melihat gadis kecil itu masih terbaring lemah. Pak Bayu tersenyum, entah mengapa ia merasa sangat menyayangi gadis kecil yang bahkan tidak pernah dikenalnya itu.

“Hey.” Sapa Pak Bayu.

Jantung Syena berdetak kencang. Ia bahkan sangat gugup ketika melihat Pak Bayu mendekatinya. Syena merasa ada perasaan aneh dalam dirinya. Namun ia mencoba bersikap biasa saja.

“Sudah merasa lebih baik?” Tanya Pak Bayu. Kini ia duduk di kursi samping tempat tidur Syena.

“I i

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status