Mendengar ucapan Kenzo membuat wajah Kayla langsung berubah merah merona. Memalukan memikirkan kembali apa yang dulu pernah tanpa sengaja mereka lakukan, tetapi rasanya aneh juga kalau tidak?Secara sah mereka sudah menjadi pasangan suami istri, dan seharusnya kalau mau melakukan hal itu sudah sah saja. Mereka juga sudah berada di umur yang legal dan matang.Tapi ternyata rasanya tetap tidak semudah itu. Pikiran Kayla terlalu terbang tinggi memikirkan apa yang akan mereka lakukan nantinya. Ia segera bangun dari tidurannya untuk sedikit mendinginkan wajahnya dengan menggunakan tangannya sebagai kipas.“Kamu ini, malam pertama apanya, haha,” Kayla merasa sangat canggung.Kenzo ikut bangun dan duduk di sebelahnya. Tatapannya sangat intens dan tidak masuk ke dalam candaan Kayla yang hendak mengalihkan pembicaraan tersebut. Dia tampak sangat serius dengan apa yang sudah Kayla katakan sebelumnya.“Aku serius…,” ucapnya.“Ya- ya aku tidak tahu,” Kayla membalas sembarangan.Tangan Kenzo merai
Kayla dan Kenzo segera melihat isi pesan yang dikirimkan kepada Kenzo tersebut. Dan benar, nomornya nomor tidak dikenal, dan isinya sama, masih ancaman dan jelas kali ini mereka diintai.(Kukira kamu akan mundur setelah kuacak rumah dan kuhajar wajahmu. Tapi ternyata kamu memang tidak tahu diri. Lihat saja, kedepannya tidak akan semulus apa yang kamu inginkan.) Mereka mencurigai seseorang yang datang dengan misterius ke pernikahan mereka berdua tersebut. Namun, di sisi lain, mereka sama sekali tidak mengenal siapa orang tersebut. Bagaimana mungkin mereka bisa tahu penyebabnya?Kayla dan Kenzo saling memandang selama beberapa saat. Semua sudah diluar kendali mereka. Tetapi, mereka tidak boleh melepaskannya begitu saja. Sekarang, mereka harus benar-benar waspada.“Aku tidak paham. Dari awal aku tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Tetapi kenapa aku mendapatkan teror ini?” Kenzo berpikir keras.“Waktu kamu berhenti dari perusahaan, kamu masih mendapat teror ini?” tanya Kayla.“Tida
Yeri berjalan dengan lagaknya yang angkuh, dan juga ingin menunjukkan seberapa besar powernya kepada orang yang datang tanpa tahu diri itu pastinya.“Aku sudah dengar soal kalian. Gila sih. Apa hanya karena kalian mengadopsinya, makanya kalian merasa tidak masalah membuatnya menjadi bayaran? Oh, iya. Kalian kan tidak mau rugi, makanya berani minta bayaran tambahan.”Tidak berkutik orang tua Kayla setelah mendengarnya. Mereka langsung tak berani menyahut atas lautan fakta yang disebarkan oleh Yeri dengan sangat entengnya.“Terserah saja sebenarnya. Tetapi, kalian ini kan sudah menandatangani lembar perjanjian, seharusnya tidak boleh seperti itu. Ayolah, kalian ini miskin, haru sadar,” Yeri dengan kalimatnya mengejek mereka semua.“Apa kamu bilang?! MISKIN?!” Reva menjadi salah satu orang yang tidak terima sama sekali dengan ucapan tersebut.“Lalu?” Yeri mencari tempat duduk, dan menaikkan kakinya dengan sangat angkuh, “kalian datang ke sini karena sudah mepet, kan? Makanya dengan tidak
Entah kenapa, hari itu ada saja yang menghindari tatapan Kayla. Entah itu Yeri atau pun Jeo sekalipun. Padahal dirinya tidak melakukan sesuatu yang salah, dan juga merasa kalau dirinya ini tidak melakukan hal yang buruk.“Mau lihat-lihat perusahaan?” Kenzo mengajaknya.Kayla menganggukkan kepala. Mereka keluar dari ruangan tersebut, dan mengikuti ajakan Kenzo. Kayla merasa sedikit terkagum dengan bagaimana besar dari perusahaan tersebut. Ini kali pertama ia mengelilingi sebuah gedung yang begitu menakjubkan begini.Saat melewati ruangan orang bekerja, jelas sekali para karyawannya memandangi mereka. Bukan ke arah positif, karena mereka kelihatan langsung membicarakan Kayla yang baru saja melewati mereka. Entah kenapa, bagaimana cara mereka memandang dirinya ini.“Ada beberapa ruangan yang isinya orang-orang dengan peran yang cukup penting. Dan mereka orangnya serius semua. Jadi, kalau ada yang menatapmu dengan tajam, itu bukan karena mereka mengawasi, tetapi mereka hanya ingin melihat
“Kamu ada di sana waktu kejadian?” tanya Kayla, berhati-hati.Sedikit menggulum bibir dan memutar kedua bola matanya, tampak Galen sedikit memikirkan jawaban yang sekiranya pantas untuk dia ucapkan pada saat itu.“Mungkin? Aku tidak yakin. Karena waktu itu aku hanya melihat korbannya dibungkus karena sudah tewas,” jawab dari Galen.Tewas? Bukannya korbannya itu Jelita? Dan di berita juga katanya korbannya menghilang, kenapa mendadak Galen mengatakan kalau korbannya tewas? Jadi siapa yang benar sebenarnya di sini?Kayla tidak mengerti. Ia sudah mengumpulkan kepingan puzzle sebanyak itu, bahkan juga sampai beberapa kali mencoba memastikan dengan mencaritahu ke tempatnya. Tapi, kenapa sekarang apa yang ia temukan berbeda jauh dari semua kepingan.“Kamu…, waktu itu sungguh di sana?” tanya Kayla, lagi.“Iya. Ada sekitar 5 orang yang melihatnya secara langsung. Tapi, kebanyakan dari mereka menerima uang tutup mulut, dan memilih pindah karena perjanjiannya begitu. Aku sih sudah langsung kabu
Kayla pulang dengan perasaan kesal dan wajahnya yang sangat muram sekali. Kalau bisa ada petir di atas kepalanya, mungkin mereka sekarang ini sedang menyambarkan sambil menurukan hujan deras kepada dirinya ini. syukurnya tidak sama sekali.Namun, Kenzo bukan orang yang cuek sama sekali. Dia melihat dengan jelas bahwa Kayla sedang dalam kondisi buruk dan wajah yang cemberut. Kelihatan sangat dan amat jelas sekali.“Ada apa? Apa ada masalah?” tanya Kenzo.“Tidak,” ketus jawabnya.Kenzo kemudian datang dan duduk di sebelahnya yang sedang menonton tv, sambil memberikan sekaleng soda kepada dirinya ini. Dia kelihatan sudah bisa menerka.“Ada masalah, ya? Cerita saja.”Kayla memutar ke samping badannya, dengan sebelah kaki naik ke atas sofa. Ia sudah siap dengan segala kekesalan yang semula hanya ia simpan sendirian, dan kini bisa ia keluarkan dengan perasaan yang sekiranya bisa merasa lega.“Kita pergi yuk!” Kayla menyingkatnya.“Ha? Maksudnya?” Kenzo merasa bingung. Karena ia mengira Kayl
“Oh, Hai.” Kayla menyapanya dengan sangat halus dan juga santai.Namun, ternyata Jelita tidak membawa perasaan tersebut bersamanya. Karena ternyata, ia dengan emosinya meledak secara seketika dan menunjukkan bagaimana amarah yang semula dia sembunyikan dengan rapat.“Dasar bajingan!!!” teriak dari Jelita, yang langsung mengamuk dengan sangat keras.Belanjaan yang tadinya sudah jatuh ke tanah diambil oleh Jelita dan dengan brutal ia lempar ke arah mereka berdua yang berdiri tidak jauh darinya. Dia benar-benar mengamuk selayaknya orang yang habis akan kesabarannya.“Dasar orang tidak tahu diri! Aku sudah berusaha bersembunyi…..” Dan masih banyak ocehan yang dilontarkan sembari mengamuk.Sementara itu Kayla dan Kenzo berusaha menghindari semua barang yang dilembar oleh Jelita ke arah mereka. Kayla bahkan mencoba menghadang, karena target kemarahan dari Jelita adalah Kenzo sendiri.“Jelita! Dengarkan aku dulu!” Kayla berusaha memanggilnya.Mereka terus bergerak mundur, dan Jelita makin ke
Melihat Jelita yang tampak begitu kaget mendengarnya, membuat Kayla dan Kenzo sama-sama merasa paham akan bagaimana perasaannya. Jelas saja ia baru menyadari bahwa dari awal dia sudah salah paham atas apa yang terjadi sebenarnya.Akhirnya Jelita bisa duduk tenang selama beberapa saat, meski masih kelihatan sedikit syok. Dia juuga tampak sangat merasa bersalah sekali.“Jadi, mau kamu mendengarkan dan mengkonfirmasinya dulu?” tanya Kayla.“Orang ini…, dia orangnya….,” pelan dari Jelita menjawabnya.Kayla segera berpindah duduk ke sebelah dari Jelita yang masih merasa syok tersebut. Dirinya berusaha menenangkan supaya dia tidak begitu terlarut dalam rasa bersalahnya.Dengan pelan dirinya menepuk punggung Jelita. Ia mengelus berusaha menenangkan Jelita.“T- Tapi kenapa dia memberitahuku kalau namanya itu kamu?” Jelita mengangkat kepala melihat ke arah Kenzo.Dengan kedua bahu yang naik, Kenzo memberikan responnya. Dia sendiri berusaha untuk menahan mulutnya untuk tidak mengumpati Jelita k