Bram memandangi Kemala lalu berkata, "Kalau gitu aku punya permintaan menikahlah segera dan hiduplah bahagia, aku ingin sekali melihatmu bahagia walaupun bukan denganku,"
Kemala mengangguk.
"Insyallah, mas El akan melamarku segera, mas Bram tidak usah memikirkan aku atau yang lain dulu, mas Bram fokus pada penyembuhan mas Bram ya, " sahut Kemala tersenyum.
"Setelah ini aku akan segera sembuh, apalagi melihatmu bahagia," kata Bram memaksakan senyumnya.
Pasti badan mas Bram masih terasa sakit. Batin Kemala.
"Ya sudah Mas, aku harus pulang ke rumah dulu, lelah banget habis kerja," tukas Kemala.
Bram mengangguk.
"Aku tunggu undangannya," sahut Bram.
Kemala pun tersenyum dan berlalu meninggalkan ruangan Bram kemudian berpamitan pada seluruh keluarganya yang menunggu di luar paviliun.
*********
Hari ini seperti
"Hei kamu...!!"Tepat saat Mayang mulai berputus asa dan sangat kesakitan, seorang polwan mendekat.Polwan tersebut berseru dan mendekat, sementara di depannya seorang teman Siti berjalan mendahului."Klekk, krieett," Teman Siti masuk ke dalam sel, setelah Polwan membuka pintu sel." Apa-apaan ini?! Lepaskan ikatan tangan dan kaki Mayang!" perintah polwan yang ikut masuk ke dalam sel juga.Siti dengan tenang melepaskan ikatan tangan Mayang, dan kedua temannya melepaskan cengkeraman tangan mereka pada kaki Mayang, selanjutnya Mayang membuka lakban yang menutupi mulutnya."Jadi kalian tadi bersekongkol untuk menyakiti Mayang, tumben kamu melakukan hal ini !" Seru polwan sambil menunjuk ke arah Siti."Karena dia pelakor, Bu, sekarang coba bayangin, kalau suami ibu direbut pelakor, pasti ibu juga akan dendam kesumat terhadap semua pelak
"Kamu berbeda sekali Mayang, " seru bu Ayu sambil melotot. Memperhatikan Mayang kembali dari ujung rambut sampai ujung kaki."Maafkan saya Bu," Mayang langsung berlutut memeluk kaki bu Ayu sambil menangis sesenggukan.Bram yang mulai berlatih berjalan pasca operasi mendekat ke arah mereka.Dia pun terkejut melihat penampilan Mayang."Mayang, masuk dulu, jangan diluar pintu, malu dilihat orang," tukas Bram mendahului duduk di shofa ruang rawat inapnya.Mayang berdiri dari posisi berlututnya. Melihat Bram dengan pandangan penuh cinta dan iba."Ayo masuk dulu, " bu Ayu menuntun tangan Mayang ke dalam paviliun.Mayang merasakan hatinya hangat oleh sentuhan mantan mertuanya itu."Duduklah Mayang," titah bu Ayu.Mayang menurut. Dia lalu duduk di sebelah Bram. Bu Ayu pun mengambil posisi di hadapan Mayang dan anaknya.
FLASH BACK ON :"Wah, anak mama yang paling cantik kesini, kebetulan mama dan papa mau makan malam, yuk sekalian," mama sangat exited saat melihatku datang berkunjung.Aku mencium tangan mama dan papa lalu duduk di hadapan mereka."Kamu..., terlihat berseri-seri Sayang, something happened?" tanya papa menatapku yang tengah menyuap bakso buatan mama."Uhukk...uhuk..," aku sampai tersedak mendengar tebakan papa yang begitu tepat.Mama menepuk-nepuk punggungku dan menyodorkan segelas air putih hangat.Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Lalu setelah tidak terasa batuk, aku meneguk perlahan air yang disodorkan mama."Uhm, sebenarnya Kemala ingin mengatakan sesuatu, " aku memainkan sendok di atas mangkok makananku.Mami antusias memperhatikanku."Eh, cincinmu bagus sekali," kali ini mama berseru. Sukses membuatku terbatuk-batuk
Tiga hal yang tidak dapat dihitung adalah bintang di langit, ikan di laut, dan cintaku padamu. - NN-FLASH BACK ON :Sejak Ryan menelepon temannya, dia jadi sering pulang terlambat, dan saat Dela bertanya kenapa jadwal suaminya mendadak berubah, Ryan menjawab bahwa ada urusan pekerjaan yang memerlukan waktu dan perhatian ekstra dari klien baru.Dela yang berusaha terus mengalah dan memahami perubahan Ryan hanya bisa terdiam. Tapi dia terus melangitkan doa terutama di sepertiga malam agar Ryan berubah dan mau melupakan Kemala dan menjadikan Dela satu-satunya ratu di hati Ryan."Setelah ini, aku keluar kota sebentar, nggak lama mungkin cuma 3 hari, kamu di rumah sendirian apa nginep di rumah mami?" tanya Ryan pada Dela sewaktu mereka tengah makan malam.Dela meletakkan sendoknya di atas piring. Memandangi suaminya dan berkata," aku di rumah saja, aku berani kok," sahu
FLASH BACK ON:Aku membawa anak Elan yang sedang pingsan dalam mobil menuju tempat latihan menembakku di tengah hutan cokelat.Kalau tidak salah, dulu Kemala pernah menyebut nama anak ini Yasmin. Nama yang cantik. Sebenarnya dia tidak mempunyai kesalahan apapun terhadapku.Hanya saja dia dalam posisi yang tidak bagus. Yaitu sebagai calon anak sambung Kemala. Dan aku tidak bisa membiarkannya begitu saja."Maaf ya Cantik, Om ajak kamu main dulu, karena Om gak mau kalau calon mama kamu benar-benar jadi mama kamu," sahutku sambil mengelus kepala gadis kecil yang sedang tertidur di disampingku.Begitu sampai di "pondok" kosong terbengkalai di tengah hutan cokelat, aku membawanya dengan hati-hati ke dalam ruang tengah.Tidak lupa beberapa barang sebagai pelengkap yang sudah kubeli di supermarket sebelum berangkat ke rumah Elan tadi.Sebuah tenda mainan, kasur bu
FLASH BACK ON :Dengan perasaan masygul, Elan pulang dari rumah Kemala menuju rumahnya. Kemala benar, dia terlalu bingung memikirkan Yasmin sampai lupa kewajibannya pada sang Pencipta.Elan segera memacu pajeronya lebih cepat agar lekas sampai di rumah.Setibanya di rumah, Elan segera mandi, berganti baju bersih dan menunaikan sholat maghrib.Dibasahinya sajadah bergambar masjid dengan tetes-tetes air mata. Berdoa merayu dan menghiba pada Allah agar membantu menemukan putri kecilnya. Menyeru dengan segenap rasa yang ada di hati agar Allah juga berkenan melindungi Yasmin dimanapun dia berada.Usai sholat perasaan Elan menjadi lebih lega. Dia lantas menuju meja makan dan bertemu ARTnya."Apa non Yasmin sudah ketemu Pak?"Elan menggeleng lemah."Belum, setelah ini saya akan lapor polisi, mbok juga bantu doa ya di rumah," kata Elan.
FLASH BACK ON :"Doorrr!!!" Aku menarik pelatuk pistol dan entah kenapa tiba-tiba perutku terasa seperti terkena sengatan listrik. Panas dan sakit.Sangat sakit. Rasanya seolah setrika yang sangat panas ditempelkan di kulit perutku.Aku menunduk, memandang perutku. Darah dan cairan hijau menyembur dari perut. Tidak dapat kupercaya, aku tertembak oleh pistolku sendiri.Samar-samar kudengar Kemala berteriak. Dia pasti mengkhawatirkan Elan bukan aku. Sejak awal aku memang sudah kalah dari memenangkan hatinya dan kini aku harus menebusnya dengan nyawaku.Aku tidak kuat merasakan sakitnya, aku pun terjatuh ke lantai pondok, pandanganku menggelap dan aku sangat mengantuk.Sebelum aku benar-benar tertidur, aku merasa Dela berhambur ke arahku."Dela? kenapa kamu ada di sini?" batinku lalu aku tidak ingat apa-apa lagi.************
Yasmin yang pada awalnya gemetar saat dipeluk oleh Ryan, sekarang menjadi lebih tenang.Tanpa melepas pelukan Ryan dan cengkeramannya di pundak Dela, Yasmin menjawab," Om kemarin benar-benar membuat Yasmin ketakutan, Yasmin nggak mau ketemu Om lagi ! " kata Yasmin dingin.Ryan terkejut dan refleks melepaskan pelukannya lalu bangkit berdiri. Mundur perlahan dengan wajah putus asa.Dela memandang Ryan dengan iba. Lalu Dela memeluk Yasmin dan mencium kedua pipinya."Baiklah kalau gitu, Om dan tante pulang dulu ya," pamit Dela.Yasmin mengangguk dan kembali ke arah ARTnya. Dela menggandeng Ryan dan berjalan ke arah pintu dimana Elan telah menunggu dengan tangan bersidekap."Elan, terimakasih telah memberiku kesempatan untuk bertemu Yasmin, karena dia tidak mau memaafkanku, aku rela dipenjara seperti tuntutanmu pada polisi," kata Ryan menunduk.Elan hanya terdi