-Membuka Lembaran Baru-Diletakkannya garpu itu pada meja.“Nggak apa-apa lagi, Mas. Kenapa nggak jadi suapin pasien? Pasien memang perlu dibantu untuk makan, ‘kan?”Mas Hangga diam, mungkin kikuk. Kenapa harus kikuk dan nggak percaya diri, ‘kan sudah bercerai.“Halo, Nem, apa kabar kamu? Sakit? Semoga lekas sembuh, ya.”Wanita dengan hidung bangir itu melengos. Mungkin masih kesal karena aku yang memenjarakannya.“Nem, kok buang muka begitu?”“Mas, aku nggak suka ada dia.”Deg! Makin angkuh aja nich mantan ART!“Nem, mungkin kamu benci sama saya. Tapi saya datang ke sini karena prihatin denger keadaan kamu, Simbok nangis-nangis cerita soal kamu.”Ia masih diam. Mas Hangga masih menunduk.Aku geleng-geleng melihat kelakuan mereka berdua.“Jadi saranku, Nem, ikhlas jalani masa tahanan dengan baik. Jangan buat ulah apalagi cari perhatian seperti ini. Supaya apa, supaya kamu dapat keringanan hukuman. Supaya Bapak Smbok kamu nggak kepikiran. Kamu mungkin sekarang nggak perdulu mereka. Tap
Lelaki Santun Hadir Menyapa Hati (40)“Ehhmm, Ja-jangan, deh, Ma. Iya, nanti Karin ke tempat Mama. Mama mau pesen buah apa aja, WA aja, nanti Karin bawain.”“Ehh, jangan Rin, kamu kan kerja, repot nanti. Biar Mama aja. udah tenang, pokoknya Mama jemput. Oke.”Panggilan masuk dari Aksa masih kuabaikan.“Ya, okedeh, Ma.”“Oke, bye, selamat bekerja, Nakku.”“Bye, Ma. Assalamualaikum.”Kutekan tombol hijau pada layar.“Hallo, Rin, Assalamualaikum. Sibuk, ya?”“Hai, Aksa. Waalaikumussalam. Biasa, mau berangkat gawe. Apa kabar kamu?”“Baik, Rin. Kamu juga, ya. Emmm ….”Aksa menjeda katanya.“Emmm, apa, nich?” Dapat pertanyaan seperti itu terdengar nada gugup dari suaranya.“Ehh, kamu … nanti siang sibuk, nggak, sich?”“Maksudnya siang kapan, nich, Sa?”“Makan siang, Rin. aku mau sampaikan sesuatu.”Sampaikan sesuatu? Aksa kenapa jadi sama dengan Mama? Sama-sama ngajak main tebak-tebakan, timingnya sama lagi. Masak iya, sich, kejutan Mama itu Aksa. Dan yang mau Aksa sampaikan itu, makan sia
Test Pack ART-ku (41) #Testpack_Inem#Testpack~Dilema Dua Hati~“Oh, ya, Pak, silahkan.” Aku tersenyum kikuk. Namun mencoba sebiasa dan setenang mungkin. Ia melanjutkan mencamil makanan dalam piring kecilnya. Mengunyahnya dengan perlahan sembari sesekali melihat rekan-rekan yang berlalu lalang di ruangan ini.“Sudah lama bekerja di sini?” tanyanya, sepintas ia melirikku lalu beralih menatap ke arah lain sembari tetap mengunyah. Pembawaannya yang tenang membuat kharismanya begitu terpancar ketika berucap pertanyaan itu.Aku tersenyum kecil, berusaha menunjukkan keramahan, ya sebaiknya begitu, karena aku sedang berlaku sebagai tuan rumah yang sedang menjamu tamu.“Emm, sudah lima tahun kurang lebih, Pak.” Ya, kelihatannya aku harus memanggilnya, Pak. Sebagai bentuk rasa hormatku.“Nyaman, ya di sini.” Ia berucap seolah ingin mengatakan bahwa suasana di sini ya memang nyaman.“Ya, Insya Allah nyaman, Pak. Kita buat suasana kantor yang se-hommy mungkin untuk karyawan.”Ia manggut-mangg
-Inem Kabur Dari Penjara-“Iya, Mas akan pulang. Meski tetap kemanapun Mas pergi, hati Mas akan selalu tertinggal di sini, denganmu, dengan anak-anak. Karena tempat pulang yang ternyaman yang sesungguhnya bagi Mas hanya di sini. Entah kapan Mas bisa meraih hati-hati yang pernah termiliki. Semoga ada keajaiban yang bisa mengantarkan Mas untuk diterima lagi di sini.”“Semua sudah diputuskan, Mas. Biarlah semuanya begini. Ini yang terbaik untuk kita. Mungkin cinta kita sama-sama besar, tapi sebesar apapun cinta, Mas sendiri yang telah menodainya. Sebuah hubungan ternyata tidak cukup hanya dengan dilandasi cinta yang besar, tapi masing-masing pemilik cinta itu juga perlu menjaga kesuciannya. Sebab jika tidak, kapal bernama rumah tangga itu akan dengan sangat mudah karam diterjang badai.”“Mas menyesal kalau pada akhirnya harus jadi seperti ini, sangat menyesal, Dek. Tapi mas tahu, memang tak satupun penyesalan itu akan bisa membuat Mas kembali. Benar, semua sudah diputuskan. Tapi yang pe
-Terror Itu Datang Lagi (43)-Apa? Inem kabur? Inem kabur dari penjara. Luar Biasa!Dia kabur subuh hari dikala beberapa Sipir lapas yang sedang berjaga tertidur. Namun bagaimana cara dia kabur belum diketahui dengan pasti meski ada CCTV. Tiidak ada jejak yang dapat ditelusuri. Penjara itupun adalah penjara yang kokoh dan baru dibangun. Mustahil ia melarikan diri dengan memanjat atau membobol dinding. Namun beberapa hari sebelum kabur, Inem memang nampak ngobrol dengan beberapa sipir penjara. Apakah Inem kabur karena bantuan sipir? belum diketahui secara pasti. Tapi jika hanya bantuan sipir itu mustahil, apalagi ia kabur tanpa meninggalkan jejak.Aku sedikit tertarik dan penasaran dengan Informan satu ini. Siapa dia? Bahasa penyampaiannya terlihat berkelas, susunan kata yang ia pakai runut dan jelas. Kurasa dia bukan orang sembarangan. Dia pasti orang berpendidikan, namun dia mengaku sebagai salah seorang yang pernah dekat dengan Inem dan kerabat Inem?Siapa sebenarnya dia? Kenapa di
Test Pack ART-ku (44) #Testpack_Inem#Testpack-Dilawan Ustadz Karim -Dan jika pelakunya adalah Inem, terniat banget dia keluar penjara cuma buat datang ke dukun dan mengirim benda guna-guna ini. Percaya sekali ia dengan Dukun dan guna-guna. Padahal syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim, dan kemungkaran yang paling mungkar. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (An-Nisaa: 48.) Allah haramkan surga bagi pelakunya (Al-Maa’idah: 72)Inem tahu, aku sudah cerai dengan Mas Hangga, kenapa dia nggak langsung membina hubungan dengan Mas Hangga saja? Malah menggangguku. Apakah dia takut Mas Hangga rujuk denganku kembali selama dia di penjara? Insya Allah aku akan lebih memperbaiki lagi ibadah, Kalau aku nggak semakin kuat ibadah dan keimanannya, benda-benda kiriman ini akan ngaruh mengenaiku. Efeknya aku menjadi terlihat buruk dan menyeramkan di mata orang-orang yang tadinya mencintaiku. Maksud Inem adalah agar aku dibenci Mas Hangga. Agar aku dimusuhi,
-Inem Berhasil Diringkus!- 45(Selamat merasakan bagaimana sakitnya berpisah dengan bayimu, Nem.)“Ah, ya mana kita tahu kamu begitu atau nggak, yang tahu kan hati kamu sendiri. Maaf, ya, Hangga, Mama kasar, karena kamu udah bikin anak Mama menderita, loch. Dicerai, dipermalukan, diselingkuhi. Kamunya nggak setia, loch, sama Karin. Sebel, Mama. Kamu pasti lagi dicari Inem sekarang, dia kabur mau ngapain lagi coba. Sebaiknya kamu pergi aja dari sini, biar kamu juga leluasa nemuin Inem. Jangan di sini, nanti kita dituduh melindungi napi kabur, lagi. Sudah ada Aksa yang jagain, ‘kan.”Mas Hangga menatap Mama lekat.Diam beberapa menit, kemudian ijin pamit.“Baik, Ma. Hangga pamit kalo gitu. Maafin Hangga kalo banyak salahnya.” Ia mencium tangan Mama.“Dek, titip anak-anak.” Ia mengusap kepalaku lagi.Aku hanya mengangguk. Sebenarnya dalam hati terbersit iba untuknya. Tapi seandainya benar dia bermain dengan Inem. Untuk apa aku kasihan? Karin, kamu harus lebih logis lagi.“Nak, Aksa, sini
Test Pack ART-ku (46) #Testpack_Inem#Testpack-Bayi Itu Minta Susu-“Ya, kita doakan, ya, Ma. Biar dia tobat dan nggak kabur lagi. Nggak kebayang seandainya dia masih berkeliaran, betapa kriminalnya dia.”Terdengar nada dering dari gawaiku. “Bentar, ya, Ma. Ada telepon.”Tertera nama Aksa pada layar.“Assalamualaikum, Sa, gimana keadaan kamu? Aku khawatir banget, ini aku mau berencana ke RS.”“Karin, kamu tenang, ya. Aku nggak apa-apa, aku baik-baik aja. Kamu di rumah aja dulu, jangan kemana-mana, Okey?”“Aksa. Kamu luka ‘kan? Nggak apa-apa gimana. Aku khawatir sama kamu.”“Iya, aku luka, tapi itu hal biasa. Kamu nggak usah khawatir. Aku justru sekarang yang lagi mengkhawatirkan kamu. Pokoknya kamu dengerin aku dulu, ya. Jangan kemana-mana. Bahaya.”“Bahaya? Maksudnya gimana, Sa?”“Barusan team polisi yang berjaga di kompleks semalam, nemuin seonggok karung yang di dalamnya ada botol-botol di rumput-rumput ujung gang rumahmu, Rin. Dan tau isinya apa?Isinya air keras. Bayangin, bua