Esok paginya Joe sudah mengatur pola rencana untuk mengusut rencana busuk Jilly atas dirinya. Tentu saja tidak dengan kekerasan, tapi sesuatu yang akan membuat Jilly sadar dan tidak akan berani lagi untuk melakukan hal bodoh seperti ini.
"Apa kita sudah siap berangkat sekarang, master Joe?" seru Ceasar yang baru saja mendatanginya.
Joe pun berdehem, kemudian mereka bertolak. Dan sesaat kemudian mereka sudah dalam perjalanan.
Pevita benar-benar marah denganku, gumam Joe dalam hati sambil memperhatikan layar ponsel yang kosong tanpa satu notifikasi pesan pun.
"Itu tidak akan berlangsung lama," seru Ceasar, yang ternyata dia memperhatikan gerak-gerik Joe yang lagi galau.
"Apa maksudmu?" spontan Joe langsung memasukan ponselnya ke dalam saku.
"Non Pevi. Dia tidak akan lama bisa bertahan sendiri tanpa master Joe," sahut Ceasar begitu yakin.
"Kau terlalu sok tau untuk menebak apa yang aku pikir
"Master Joe, anda mau kemana?"Joe baru saja keluar dari mobil dan berjalan kaki menuju rumah Aland. Joe berpikir kalau setidaknya dia bisa memberikan selamat pada Jilly yang akhirnya bisa menikah lagi. Paling tidak, rasa benci itu Joe tepiskan sementara.Bagaimanapun juga, Jilly pernah ada di kehidupan Joe dan pernah memberi warna tersendiri.Sebenarnya nekat juga, datang ke acara pernikahan mantan istri yang di mana keluarganya sangat membenci Joe. Apalgi Joe datang dengan tangan kosong. Tentu saja Joe sudah tau apa yang terjadi di sana nanti. Tapi paling tidak, dengan begini sikap Joe sudah memberi isyarat kalau dia sudah berdamai dengan Jilly. Sekaligus, Joe ingin memastikan kalau perbuatan teror itu bukan darinya.Begitu sampai di depan gerbang rumah Jilly yang menjulang tinggi, dua orang sekurity menghadangnya."Anda siapa? Kenapa anda tidak mengenakan dress code untuk acara ini?" seru salah seorang petugas, menahan la
Dari cara pandang Aland Miller menatap Joe sedikit ada yang berbeda. Dia tidak lagi terlihat sinis atau meremehkan. Sepertinya Aland Miller sudah berubah. Tapi karena apa? Mungkinkah orang bisa berubah tanpa sebab? Padahal pertemuan antara Joe dengan papa Jilly ini berakhir sangat panas.Di sini Joe masih memperhatikan gelagat Aland Miller yang khawatir kalau semua ini hanya jebakan saja. Mungkin dia sengaja bersikap manis dengan membuat Joe melayang, lalu kemudian dia menghempaskannya dengan sangat kuat."Selamat datang di pernikahan putriku," ucap Aland Miller, yang terdengar seperti lagi menyambut tamu terhormat. Dia pun menjulurkan tangannya. Hal yang mustahil Aland Miller lakukan pada Joe sebelumnya."Jangan berlebihan. Aku kebetulan saja melewati daerah sini dan tidak sengaja melihat rumah anda begitu ramai. Begitu tau dari salah seorang tamu anda, ternyata putri anda lagi melangsungkan pernikahan," sahut Joe sambil membalas juluran tanga
Bukan karena tidak lagi menjadi pemimpin di perusahaan yang membuat dada Joe sesak seketika begitu membaca email tadi. Tapi, tidak menyangka kalau hubungannya dengan Pevita sesingkat ini. Sayang sekali, padahal Joe baru saja menyukai dia.Mungkin juga karena Joe terlalu lama menggantungnya, yang padahal Pevita sudah terang-terangan menunjukan sikap kalau dia menaruh suka pada Joe. Tapi memang wanita, kebanyakan dari mereka tidak bisa sedikit saja bersabar. Semuanya terlalu tergesa-gesa.Perubahan sikap Joe menarik perhatian Aland yang baru saja menuangkan Wine ke setengah gelasnya."Ada masalah? Bisnis?" Aland mencoba menduga-duga apa yang ada di pikiran Joe saat ini."Umm, tidak. Hanya persoalan biasa," sahut Joe, sambil memasukan kembali ponselnya ke dalam saku."Nasibmu sangat bagus. Aku tidak menyangka kau bisa secepat itu memimpin perusahaan Oilver Ultima. Itu bukan perusahaan kecil."Sayangnya, gelar itu s
"What's going on? Nampaknya master Joe terlihat linglung?" tanya Ceasar. Dia penasaran dengan isi kepala Joe yang membuat atasannya ini tiba-tiba hilang gairah. "Let me guess, pasti mereka habis-habisan menghina anda, bukan?"Langsung saja Joe menggeleng singkat. "Justru tadi aku disambut ramah oleh Aland," bantah Joe."Oh ya? Benarkah?" Ceasar sendiri sampai tidak percaya mendengarnya."Itu yang membuatku bingung. Bagaimana bisa dia tiba-tiba baik denganku? Aku seperti bukan melihat Aland Miller."Sama seperti Joe, Ceasar pun ikut bingung. Dia tahu betul bagaimana bencinya pria paruh baya itu terhadap Joe."Sebaiknya master hati-hati, mungkin saja ini bagian dari rencananya.""Aku pun berpikiran demikian. Tapi apa? Dan saat yang bersamaan tadi aku mendapatkan email dari Jeriko. Dia memecatku."Ceasar seperti tidak kaget mendengarnya. Ini mungkin saja terjadi lantaran Joe sudah tidak lagi bersama Pevita. Sementara ya
"Kau parkir mobil lalu susuli aku ke dalam." Baru saja Joe memberi perintah pada Ceasar begitu mereka sampai di pelataran lobby mall sebelum dia keluar mobil. Jalan Joe begitu tergesa. Dia tidak mau kehilangan momen penting ini. Namun tepat di pintu lobby, seorang mahasiswa yang lagi asik minum kopi sambil berjalan tidak sengaja menabrak Joe. Jadinya baju Joe basah terkena minuman itu. "Maaf tuan, aku tidak sengaja," ucap orang itu menyesali. Dia nampak ketakutan mendapatkan Joe yang mengerang rahang. "Oh shit!" keluh Joe, sambil membersihkan bajunya dari bercak air. Hanya saja warna kopi dari minuman itu tidak bisa hilang, alhasil sebagian baju Joe bernoda. "Aku bersedia menggantikan pakaian tuan," kata pemuda itu. Karena lagi terburu-buru, Joe pun tidak menghiraukan masalah sepele ini. Dan tanpa memperpanjang lagi urusan dengan anak muda ini, Joe langsung masuk ke dalam mall. Sambil itu, dia masih berusa
"Sudah gila rupanya orang ini! Sekali lagi aku tekankan, silakan kau pergi dari sini atau kami panggil sekurity untuk mengusirmu!" Nampaknya pria yang menjadi pegawai di toko King's Mars Jewellery ini sudah berusaha sekuat tenaga untuk membuat Joe takut.Sayangnya, gertakan itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap Joe. Tidak sedikitpun kedua bola mata Joe berpaling dari barang mewah yang terpajang di dalam lemari kaca. Justru perlahan, kaki Joe malah bergerak mendekati lemari itu. Sungguh, kedua pegawai itu semakin naik pitam.Akibat sikap Joe yang semakin mengesalkan bagi mereka, jadinya pegawai laki-laki itu menghubungi sekurity dengan menekan tombol emergency yang berada di meja kasir.Dan tidak lama kemudian, empat petugas terlatih pun datang ke toko."Ada apa tuan?" tanya salah seorang petugas."Orang ini!" Pegawai itu menunjuk Joe. "Dia ingin mencuri barang di sini," ujarnya.Gegas saja ke empat petuga
Di dalam sana sebenarnya Fernando, pemilik toko berlian ini lagi mengalami tekanan mental tingkat tinggi lantaran urusannya dengan Elianor. Dia bermasalah dengan mafia yang paling ditakuti dan disegani di kota ini. Bahkan Rayzen saja segan terhadap wanita perkasa itu.Fernando sudah membuat kesalahan besar dengan mencoba bermain curang di belakang Elianor. Dan sekarang nasibnya tinggal tunggu waktu saja. Elianor sudah dalam perjalanan ke tokonya. Percuma saja lari, karena tidak akan sampai dua puluh empat jam Elianor akan sudah mendapatkan Fernando dengan mudah.Dia uring-uringan mondar-mandir kebingungan gelisah di ruangannya. Dahinya sudah banjir dengan keringat. Sampai Marko, kaki tangannya pun ikut resah melihat keadaan bosnya ini."Mau saya ambilkan air mineral, tuan?""Kau pikir air bisa membuatku tenang! Sebentar lagi wanita sialan itu sampai di sini! Dan dia akan membunuhku!"Rada takut, namun Marko harus menya
"Sepertinya aku ketinggalan pesta seru," ujar Mona sambil berjalan mendekati Joe dengan wajah senyum penuh kelicikan.Tentu saja membuat Mohan dan yang lainnya bingung. Kenapa pengunjung yang satu ini nampaknya berani sekali dengan laki-laki asing yang saat ini sedang disidang di hadapan banyak orang, sementara pengunjung yang lainnya nampak ketakutan."Hei Joe apa kabar? Masih ingat denganku?" sapa Mona."Oh jadi dia mengenal pria itu," bisik salah seorang pengunjung terdengar samar-samar. Di sinilah semua orang jadi tahu kalau nama pemuda yang sudah membuat keributan di King's Mars Jewellery bernama Joe.Tentu saja Joe masih mengenal baik sepupu Jilly yang satu ini. Hanya saja Joe malas untuk menanggapi dia. Joe merasa tidak ada urusan dengan wanita yang baru saja diputuskan oleh mantan tunangannya di Union Car Showroom tempo hari."Kau datang ke sini, umm ... mau mengambil barang mewah? Oh ya? Apa?" Dari cara bicara