"Again?"Lagi-lagi Pevita dibuat tercengang dengan aksi Joe berkelahi. Kenapa sepertinya dia mudah sekali melakukan tinju, tendangan, yang seharusnya itu sulit dilakukan kebanyakan orang. Dari mana dia belajar itu? Pevita merangkum keahlian Joe dari awal dia bertemu, kemudian aksi Joe mengalahkan anak buah papanya hingga sampai sekarang di mana dia melumpuhkan empat pria terlatih dengan begitu mudah. Sebenarnya terlahir dari apa kamu Joe? Aku curiga kalau dia tidak berasal dari planet bumi. Bersamaan dengan khayalan yang sudah kembali sadar, Pevita dikejutkan dengan mendapatkan nyonya Kim yang sedang disandra seseorang.Ada apa sebenarnya ini? Kenapa mereka melakukan ini pada nyonya Kim? Bukankah semua ini dia yang mengatur? Atau ini hanya siasatnya saja untuk mengelabuiku? Joe pun tidak mengerti. "Selangkah lagi kau mendekat, akan letuskan kepala nenek tua ini!" ancam pria itu sambil menodongkan senjata api ke kepala nyonya Kim. Sungguh, dia tidak main-main dengan kata-katanya. Jo
Yang dilakukan Joe selanjutnya adalah menghancurkan dokter Hadi. Dokter korup dan penipu itu tidak pantas untuk memimpin kota ini. Joe sudah membuat rencana dengan Elianor. Dan Pevita tidak masalah dengan keterlibatan dirinya dalam membantu Joe setelah apa yang dia lewati semua secara bersama. Jalan-jalan kota yang menuju alun-alun sudah begitu padat dengan karnaval orang-orang yang mendukung dokter Hadi. Secara di atas kertas sepertinya dokter Hadi akan mudah menang dari lawannya, Nick Morgan. Di depan sana sudah tersedia panggung untuk calon walikota baru memberi petuah sepatah dua patah kata untuk pada pendukungnya masing-masing. "Jangan kau pikir kau bisa memenangkan pemilihan ini dengan mudah setelah apa yang sudah kau lakukan pada putriku dokter bajingan," gumam Joe, menatap marah dokter Hadi yang sedang tersenyum puas sambil berjabat tangan menyambut para pendukungnya. Bahkan dokter sendiri tidak tahu kalau Joe sudah mengumpulkan bukti-bukti kuat atas kebusukan dokter Hadi
Senyuman dokter Hadi yang lebar seakan menandakan kalau dirinya sudah resmi menjabat sebagai walikota yang baru, yang padahal penghitungan suara pun belum selesai. Namun melihat jumlah persentase suara dokter Hadi yang jauh diatas pesaingnnya, Nick Morgan, dia merasa sudah mengangkat piala dan meraihnya. Dan keadaan pun semakin mendukung kemenangan dokter Hadi setelah memastikan kalau satu wilayah terakhir yang berada dikota ini pun memberikan suara penuh pada dokter paruh baya itu. Perhitungan suara pun selesai. Walaupun baru sementara, namun dapat dipastikan kalau dokter Hadi menang telak atas lawannya, Nick Morgan dengan mendapatkan enam puluh satu persen suara. Sungguh, benar-benar luar biasa. Perayaan pun terjadi spontan. Suasana semakin ricuh lantaran para pendukung beramai-ramai ingin mengucapkan secara langsung kemenangan ini kepada dokter Hadi. Tidak mau kalah juga tim sukses yang ikut cari muka di depannya. "Selamat ya, dok. Saya sudah yakin kalau andalah pemenangnya dal
Joe merayakan kemenangannya atas membungkam kebusukan dokter Hadi dengan tersenyum lebar. Baru saja Elianor melambaikan tangan yang menandakan kalau misinya berhasil sempurna. Dan setelah itu Elianor bersama anak buahnya pergi meninggalkan alun-alun.Kota X akhirnya memiliki pemimpin baru, yaitu Nick Morgan yang dinyatakan menang tunggal setelah dokter Hadi didiskualifikasi karena ketahuan curang. Dan warga yang tadinya mendukung dokter Hadi kini beralih menjadi pengikut setia Nick Morgan. Mereka sorak meramaikan kemenangan Nick Morgan. Pesta kemenangan kota pun dimulai. "Selamat ya, akhirnya kamu bisa membungkam kesombongan si dokter mesum itu," ujar Pevita."Memang seharusnya seperti itu. Dia tidak pantas memimpin kota ini," sahut Joe."Ini." Pevita tiba-tiba memberikan dua buah tiket pada Joe. "Tiket apa apa ini?" tanya Joe bingung. "Bukankah selanjutnya kita akan mengejar Rose ke negeri Menara?" jawabnya."Oh tidak. Jadi-.""Ayo. Kita tidak punya banyak waktu." Pevita memotong
Dalam perjalanan tadi di dalam pesawat, Joe teringat akan sahabatnya, Ceasar. Bagaimana keadaannya saat ini? Semoga dokter Rafly bisa menanganinya. Namun uniknya, bagaimana Ceasar bisa begitu tepat mengatakan kalau Nauara adalah Kiara? Padahal dia dalam keadaan sakit. Aneh juga, Joe sampai geleng-geleng kepala memikirkan ini. Sementara itu di negeri Menara John piere bersama prof Ferguso sudah menyiapkan pesta meriah untuk menyambut kedatangan Joe, begitu Joe mengatakan kalau dirinya sedang dalam perjalanan ke negeri Menara. Tentu saja semua kolega termasuk Jeriko dan juga keluarga Miller pun diundang di dalamnya. Salika yang beberapa hari kebelakang sudah mendekati prof Ferguso agar dia bisa mencuri start dari saingannya Jilly, nampak kurang puas dengan tanggapan prof Ferguso yang justru menyikapinya dengan sangat biasa. Bahkan prof Ferguso terang-terang mengatakan, "kalau anakku itu bukan laki-laki yang bisa dipaksakan keinginannya. Kalau kamu beruntung, dia akan menjadi milikmu.
Joe baru saja tiba di negeri Menara. Sungguh mengaharukan, dia hanya mengenakan pakaian seadanya yang serupa dengan para pekerja kasar di sini. Memang, di negeri yang kaya ini sudah tidak ada lagi pengemis. Namun tetap saja strata kalangan bawah masih ada. Mereka adalah para pekerja rendahan yang setara dengan posisi manager di negeri Asal. Sangat tidak berimbang memang, tapi begitulah kemajuan di Negeri Menara. Tidak penting aku datang menemui prof Ferguso dengan pakaian seperti ini. Lagipula, aku ke sini masih dengan misi yang sama. Aku harus menemukan Kiara. Prof Ferguso sangat berlebihan menyambutku, gumam Joe dalam hati.Dia berpikir sudah tidak ada waktu lagi untuk berbelanja di mall. Keinginannya cuma satu, yaitu menemui prof Ferguso lalu menceritakan pada laki-laki itu kalau putrinya berada di sini. Dengan begitu Joe akan semakin mudah menemukan Kiara. Sialnya, prof Ferguso justru berpandangan berbeda. Kedatangan Joe dipikirnya adalah kembalinya putra pangeran dari tugas yan
"Nampaknya jiwa rakyat tidak lepas dari anda master Joe." Ceasar mengomentari penampilan Joe yang tidak berubah. Padahal dia sudah kembali ke negeri Menara, tapi penampilannya tetap saja seperti pekerja pegawai rendahan di negeri Asal. Ceasar pun geleng-geleng kepala. "Tidak penting bagiku itu saat ini. Aku harus mendapatkan Kiara. Lagipula, aku tidak pernah meminta prof Ferguso untuk merayakan pesta penyambutan untukku yang berlebihan," balas Joe. "Master seperti tidak mengenal prof Ferguso saja." Tidak ada yang tahu kalau laki-laki yang berjalan dengan Ceasar adalah pria yang saat ini ditunggu-tunggu prof Ferguso dan John Piere. Padahal, sebagian tamu undangan sudah berpapasan dengannya. Namun mereka hanya tersenyum pada Ceasar yang memang dikenal lantaran mengenakan pakaian keanggotaan. Sementara Joe, terlihat tidak lebih dari seorang pesuruh saja. Begitupun dengan keluarga Miller di dalam sana yang sudah tidak sabar ingin bertemu pangeran tampan yang menjadi sosok utama di
"Dasar gembel! Kau tau, negeri ini tidak pantas untuk laki-laki sampah sepertimu!" hardik Felicia. Joe yang berpisah dengan Ceasar nampaknya salah mengambil jalan. Tadinya, Joe ingin menemui prof Ferguso di tempat khusus untuk menghindari keramaian. Dan Joe mengambil arah selatan dari Castile ini untuk segera sampai ke ruangan itu. Sialnya, dia bertemu dengan dua kakak beradik yang menjadi musuhnya. Habislah Joe menjadi bulan-bulanan mereka. "Kau itu seperti hantu gentayangan, apa kau tau! Kau sengaja ingin terus mengikuti kami, hah!"Joe yang sudah malas meladeni dua wanita judes ini hanya menyeringai saja. "Aku tidak ada urusan dengan kalian," ujar Joe dingin. Dia ingin beranjak namun kerah bajunya ditarik Salika hingga robek. Sungguh, kejadian ini membuat Joe emosi. Namun justru itu menjadikan kakak beradik itu tergelak puas. "Haha! Dasar gembel! Bajumu sudah terlalu usang. Kenapa tidak kau jadikan lap lantai saja!"Dari kejauhan Joe melihat Ceasar sudah memberi arahan agar dia