Sandi meminta Hazel untuk memberikan obat pereda rasa sakit pada tubuh Terry. Karena ia tak ingin merasakan sakit lebih lama. Besok dia harus melayani pria hidung belang. Makanya ia harus segera diobati. "Sepertinya dia sudah cukup menderita. Upayakan agar dia bisa pulih secepatnya. Besok adalah hari dia dimana menjalani kehidupan baru sebagai pelacur!" tegas Sandi."Sesuai permintaanmu saja. Dia juga ikut andil menyakiti adikmu tempo hari," balas Hazel. Selesai melakukan tugasnya Hazel segera pergi meninggalkan Terry di sebuah kamar asrama sempit untuk mengurung para pelacur."Hazel ayo aku antar pulang," ajak Sandi."Kamu begitu kejam Sandi. Tapi aku mendukungmu. Kehidupanmu selama lima tahun ini pasti sangat mengerikan," ucap Hazel.Sandi menatap Hazel lalu tertawa. Melihat perilakunya yang kejam pada Terry membuatnya bisa mengerti keadannya lima tahun ini.."Yah seperti apa yang kamu pikirkan. Kehidupanku lima tahun lalu memang sangat mengerikan," balas Sandi sambil menyetir mob
Nyonya Toni merasa takut sudah tangannya sakit lalu mendengar akan di lempar ke akndang buaya membuatnya ketakutan. Ia akhirnya terjatuh pingsan di lantai."Menyusahkanku saja. Pelayan tolong antar nyonya Toni pulang ke rumahnya. Jika tuan Toni tidak ada di rumah letakakn saja di depan rumahnya," pinta Sandi."Baik tuan," ucap pelayannya. Nyonya Lusi tersenyum dia memang keterlaluan tapi Nyonya Toni sudah bersikap kasar dan selalu menindasnya tempo hari selama lima tahun. Dia sudah pantas mendapatkan karmanya. "Mami tidak perlu menyesal. Semua sudah ada balasannya. Mami tidak perlu khawatir," ucap Sandi."Mami tidak menyesal kenapa begitu lama kamu baru kembali. Mami jadi banyak yang menindas dan mengalami masa sulit saat kamu tak ada," balas nyonya Lusi.Sandi menghibur nyonya Lusi dan mengatakan kalau masa sulit itu sudah terlewati. Mereka sudah berkumpul kembali dan Sandi akan selalu melindungi keluarganya. "Mami doakan Sandi selalu sehat agar bisa selalu melindungi mami dan Son
Tuan Anggara terkejut Sandi sangat teliti dan jeli. Ia salah langkah dan mengaku bersalah. Sandi tidak mudah di hadapi kalau begini caranya dia biaa rugi banyak."Sandi tapi bahan baku sudah tersedia banyak di perusahaan. Siap kirim saja ke perusahaan Brawijaya," ucap Tuan Anggara."Itu bukan urusanku! Kamu minta tolonglah pada pamanku!" seru Sandi.Sandi mengatakan perjanjian dan juga obrolan mengenai kerja sama ini. Antara paman dan tuan Anggara. Sandi tidak tahu menahu dan juga tidak diberitahu. Sandi tahu soal kerja sama ini saat launching produk barunya. Pamannya ingin menjatuhkan namanya dengan menggunakan surat perjanjian ini."Sandi kamu tidak boleh seperti ini. Kami bekerja sama atas nama perusahaan bukan atas nama pribadi," ucap tuan Anggara."Hmm tapi aku tidak tahu dari awal. Aku tahu dari pamanku itu juga digunakan untuk mencoba membuat buruk namaku," balas Sandi.Tuan Anggara masih tidak ingin menyerah. Ia mengatakan kalau tidak mau bertanggung jawab atas surat perjanjia
"Ani kamu boleh pulang. Aku dan Jerri akan pergi ke rumah teh," ucap Sandi. "Yah kalian bersenang-senanglah," balas Ani. Sandi dan juga Jerri pergi ke rumah teh. Bar sekaligus tempat hiburan malam elit di ibu kota. Sampai di sana mata sandi tertuju pada sosok yang sepertinya ia kenal. Dia adalah tuan Toni paman Sandi. "Paman kebetulan kita bertemu di tempat ini," sapa Sandi sambil memesan sampanye. "Aku datang mencari hiburan," ucap tuan Toni, Sandi menuangkan sampanye dalam gelas dan menyerahkannya pada sang paman. Tuan Toni yang hobi mabuk tidak akan mabuk setelah meneguk satu gelas sampanye saja. "Apa yang membuat paman datang kemari? Sepertinya paman sedang banyak waktu luang sehingga bisa bersenang-senang di tempat ini!" seru Sandi. "Jangan berpura-pura baik padaku. Kamu orang kejam membuat retak tangan istriku dan begitu pingsan kamu melempar begitu saja di depan rumah seperti sampah!" seru tuan Toni. Sandi menuangkan sampanye dari botol ke dalam gelas tuan Toni lagi. Ia
Tuan Toni kaget karena melihat tuan Mondi datang ke ruang Vip dimana tempatnya berada. Sandi sudah memprediksi pasti akan terjadi hal seperti ini. Terry akan membawa namanya untuk melindungi diri."Kenapa kamu kaget melihatku di sini. Apa urusanmu!" seru tuan Mondi."Duduklah tuan Mondi jangan terlalu emosi dengan hal yang tak penting," pinta Sandi memberinya kehormatan.Tuan Mondi menuruti perintah Sandi dan duduk di kursi sebelahnya. Jerri menuang wiski untuk tuan Mondi. Sepertinya dia sangat marah tapi entah apa yang membuatnya marah."Apa yang membuatmu datang menemuiku tuan Mondi. Dari raut wajah dan sentaja yang kamu bawa itu sepertinya sedang tidak senang?" tanya Sandi."Sebenarnya aku bingung mau mulai darimana. Tapi wanita pelacur yang kamu bawa sangat memuaskan. Aku akan menjadikan dia budak ranjangku!" jawab tuan Mondi sambil tertawa puas.Tuan Mondi menceritakan permainan apa yang ia lalukan barusan. Ia sangat puas walaupun awalnya ia tidak terima di bodohi karena perempua
Tuan Mondi sangat bersemangat untuk membantu Sandi. Sepertinya pria paruh baya itu cocok dengan karakter Sandi yang susah ditebak. Dari raut wajahnya memancarkan kesungguhan. "Tuan aku ingin kamu membuat Terry merasakan apa itu kepahitan dalam hidupnya. Mereka telah lancang menyusahkan adik dan mamiku saat aku menghilang waktu itu," jawab Sandi. "Hanya itu saja yang kamu inginkan. Itu terlalu mudah bagiku. Kenapa kamu tidak menginginkan kematian mereka Sandi?" tanya tuan Mondi. Kematian mereka akan memudahkan mereka. Sandi ingin mereka merasakan apa yang Sandi dan keluarganya alami lima tahun belakangan ini. Mereka harus tahu bagaimana rasanya menderita tanpa ada satu orangpun yang mendampingi dan diabaikan keluarga. "Itu saja keinginanku tuan Mondi. Anda bisa menjadikannya mainan atau simapanan. Berilah mereka kemewahan tapi bagaikan hidup di neraka," jawab Sandi dengan sorot mata penuh makna. "Kamu anak muda yang punya pemikiran bagus. Aku tertarik padamu. Datanglah lain kali k
Tuan Mondi melirik Terri yang sangat berambisi untuk menghabisi seseorang. Ia terlihat seperti iblis jahat yang semena-mena ingin menhancurkan apa saja yang membuatnya tidak senang."Sepertinya dia bukan orang Sandi. Anak muda bisa kamu jelaskan kenapa kamu memukulinya?" tanya tuan Mondi."Dia sudah menerima uang muka penjualan putrinya. Tapi dia menghianatiku meminta orang menyerangku agar putrinya bisa kabur malam itu," jawab Rudi.Terri mengatakan itu tidak benar. Terri murni kabur karena ketakutan akan di siksa oleh mereka. Gadis itu juga meminta tuan Mondi mengembalikan uang sebesar sepuluh juta rupiah milik Rudi agat dia tak bisa semena-mena lagi padanya."Jadi begitu rupanya. Hidupmu terlalu rumit aku juga tidak bisa membantumu kapanpun seperti yang kamu mau," balas tuan Mondi."Tuan tapi engkau sudah berjanji saat aku memuaskanmu. Kamu mau menolongku menghancurkan hidup Sandi. Dia adalah orang Sandi tuan harus menolongku memberinya pelajaran. Jangan ingkari janjimu tuan," jawa
Sontak saja tubuh Terri terlihat jelas dia hanya memakai pakaian dalam menggoda mirip sekali dengan pemaian blu film. Terri merasa terhina karena di ruangan bar terbuka ia dipermalukan seperti ini."Kenapa kamu kejam padaku?" tanya Terri sedikit menahan kekesalannya."Mungkin itu karena dosa masa lalu yang kamu perbuat. Ingat kata pepatah apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai," jawab Rudi.Tuan Mondi juga membenarkan apa yang dikatakan Rudi. Apa yang terjadi pada manusia saat ini adalah mungkin sebuah penebusan dosa di masalalu. Kalau yang terjadi padamu buruk saat ini atau nasibmu terlalu sial mungkin perbuatanmu di masalalu begitu kejam."Terri aku sebenarnya kasihan padamu tapi apa yang dikatan Rudi ada benarnya. Mungkin dosamu dimasa lalu begitu besar sehingga nasibmu begitu tragis saat ini," ucap tuan Mondi."Tuan kenapa tidak membelaku?" tanya Terri dengan lirih. Tuan Mondi menitipkan Terri pada Rudi ia harus pulang karena sudah selesai bersenang-sebang dan tidak mau lagi memu