Setelah menemukan mayat Ayana dalam keadaan tragis, kini Arkan terpaksa harus mengabari keluarganya bahwa Ayana sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.Ia meminta bantuan adiknya untuk mengurus prosesi pemakaman setelah otopsi sudah selesai.Sementara menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Arkan terpaksa harus menyusul mama dan Bi Ima di rumah Ustadz Azzam setelah mama Elly bersih keras untuk meminta pulang ke rumahnya.Setibanya Arkan di sana, semuanya tampak tak percaya, begitupun dengan mama Elly yang saat itu terlihat menangis histeris mengetahui menantu dan calon cucunya sudab dalam keadaan tak bernyawa lagi.Kematian orang yang sangat dicintai itu, membuat mama Elly enggan untuk makan walau hanya sekedar mengisi perutnya sedikit yang sejak pagi tadi belum terisi sama sekali.Arkan meminta bibi Ina untuk menghangatkan soup daging yang dibawanya dari rumahnya."Makanlah dulu Ma, baru kita akan pulang," bujuk Arkan sembari menyendokkan daging soup dari mangkoknya
Tak akan ada yang percaya jika Ayana saat ini sudah meninggal, dua hari yang lalu dia dalam keadaan baik-baik saja, tapi tiba-tiba kini bibi Mila mendapatkan kabar kematian keponakannya, tentu saja dia marah dan curiga dengan kematian Ayana yang saat ini menjadi misteri."Tenanglah Bi, semua orang juga tidak percaya dengan apa yang saat ini menimpa mbak Ayana. Polisi sudah menyelidiki kematiannya." Azriel berusaha untuk menenangkan bibi Mila yang saat ini terlihat sangat shock."Aku ingin melihat jenazahnya, aku harus menghubungi Alina, dia pasti sangat terpukul mendengar kematian kakaknya," ucap bibi Mila dengan menangis tersedu.Azriel menganggukkan kepalanya dan kini menunggu bibi Mila untuk menghubungi sadara Ayana untuk mengabarkan kabar duka yang baru diterimanya.KringKringKring Sambungan telepon itu langsung tersambung dan segera diangkat oleh Alina."Hallo, Alina," sapa bibi Mila dengan isakan tangisannya."Hallo, ada apa, Bi?" tanya Alina dengan nada bingungnya."Hallo Al
Perkataan mama Elly itu cukup membuat Alana tersentak dan sakit hati. Namun, kali ini dia harus berhati-hati dengan mama Elly yang saat ini tidak mudah lagi untuk ditakut-takuti."Ma, sebaiknya mama jaga bicara Mama. Alana juga menantu Mama, aku yakin suatu saat nanti dia akan memiliki keturunan. Bukan salah Alana jika sampai hari ini dia belum memiliki keturunan, Ma." Arkan mencoba untuk membela istrinya saat itu."Sebaiknya kita tidak usah membahas hal yang tak penting lagi, Arkan. Minggu depan aku akan memperkenalkanmu pada seorang wanita yang akan menggantikan Ayana sebagai istrimu.""Tapi Ma, Arkan belum memikirkan untuk menikah lagi," tolak Arkan dengan nada tegas."Tidak usah membantah, aku yakin kau tidak akan bisa mencari sendiri pengganti istrimu saat ini, jadi biarkan aku yang saat ini mencarikan istri untuk dirimu, Arkan." Mama Elly berkata dengan tatapan penuh intimidasi."Apa yang dikatakan oleh mama kamu benar, jika kamu masih mau menjabat sebagai CEO di perusahaan ini,
Perkataan sang nenek cukup membuat Alina merasa tergelitik dibuatnya, dka pun langsung mengetuk dahinya beberapa kali dan mengetuk ke mejanya beberapa kali."Amit-amit nikah sama tukang kawin seperti kakak ipar mesum itu," ucap Alina dengan nada mulai kesal.Sang nenek hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat kelakuan cucunya.Malam pun tiba, Alina yang sudah melihat hasil tes masuk ke perguruan tinggi, akhirnya bisa bernafas lega saat dia diterima di universitas negri di kota tempat tinggal makan iparnya saat ini.Alina sedikit kesal karena dia akan tinggal satu kota dengan kakak iparnya saat itu."Kenapa harus diterima di universitas itu seh, jadi sebel kalau nanti ketemu sama ipar tukang kawin itu," gerutu Alina lalu menutup gawainya.Tampak matanya sudah mulai mengantuk, segera Alina berjalan menuju ke atas ranjangnya dan kemudian dia mulai memejamkan kedua matanya yang sudah terasa sangat berat.Tak menunggu lama, Alina akhirnya terpejam dalam lelapnya, ia pun mulai
Tiga hari kemudian Sudah tiga hari Rizka tidak ada kabar sama sekali membuat semua orang kini mulai khawatir dan panik setelah keesokan harinya handphone Rizka sudah tidak aktif lagi.Arkan lalu mencari Rizka ke rumah neneknya, tapi tidak menemukan Rizka berada di sana.Semua orang panik mencarinya dan berujung pelaporan ke pihak kepolisian jika saat ini Rizka menghilang sudah sejak tiga hari yang lalu.Polisi lalu menindak lanjuti laporan kehilangan Rizka, hingga akhirnya berujung pada ditemukannya sesosok mayat wanita tanpa identitas di sebuah sungai dalam keadaan hamil.Mendengar hal itu pun, mereka sangat shock dan terpukul. Hingga akhirnya polisi meminta mereka ikut bersama dengan dirinya menuju ke ruang penyimpanan mayat untuk mengenali jenazah yang ditemukan tiga hari yang lalu. Wajah dan kondisi tubuhnya sudah sulit di kenali lagi, tapi pakaian yang dikenakan masih utuh dan tanpa ditemukan satu identitas yang saat itu ada di sana."Sebaiknya Bapak dan Ibu ikut dengan saya, aga
Setelah sesi interview dengan Arkan kemarin, akhirnya Alina diminta untuk mengikuti seleksi berikutnya.Alina kini mulai melamar untuk menjadi kandidat istri Arkan dari beberapa wanita yang saat itu mengajukan diri menjadi istri Arkan.Alina tampak sedang menggerutu kesal dalam hatinya ketika dia melihat beberapa wanita berpakaian seksi mulai memamerkan diri di depan kakak iparnya.Tampak Alina yang saat itu penampilan lain sendiri dari pada yang lain.Arkan yang saat itu terpusat perhatiannya pada sosok Alina yang berparas cantik dan tidak neko-neko membuat dirinya sedikit bisa mengambilnya keputusan untuk memilih wanita yang akan menjadi calon istrinya.Namun, ada yang mengganjal pikirannya saat ini tentang selisih umur Alina dengan dirinya yang terbilang cukup jauh selisihnya.Arkan kembali menginterview dirinya kembali dan meminta dirinya untuk berpikir ulang, bahkan saat itu dia menawarkan dirinya untuk menjadi karyawannya, tapi Alina menolak tawaran itu dengan keras."Maaf Pak, j
Alina tampaknya sangat terkejut saat mendengar penuturan dari Arkan. Selama ini dia mengira jika Arkan sudah tidak memiliki istri lagi, mereka semuanya mati. Namun, saat ini dia pun mulai merasakan ada hal yang sangat aneh dan mulai merasa ada kejanggalan di sini.Mengapa kedua istri Arkan meninggal dalam keadaan hamil semua? Sementara itu, istri pertamanya masih tetap hidup."Apakah ini karena istri pertama kakak ipar cemburu melihat madunya tengah hamil? Lalu dia mulai membunuhnya?" batin Alina dalam hati.Arkan kemudian menceritakan sosok Alana kepada istri keempatnya saat itu."Alana adalah sosok wanita tangguh, berkali-kali aku didesak oleh ibuku untuk menikah dengan wanita lain, dia menerimaku dan semua madunya di rumah ini. Dia bahkan senang saat mendengar kehamilan madunya," tutur Arkan dengan menatap wajah Alina yang saat ini tengah menyimak cerita Arkan.Kini Alina dibuat bingung saat mendengar apa yang dia katakan saat ini.Dalam benaknya mulai Bertanya-tanya tentang sosok
Alana cukup tersentak dengan sosok Alina yang saat ini terkesan membuat dirinya sangat kesal."Beraninya kau tidak sopan kepadaku? Dasar gadis labil." Alana mulai menumpahkan amarahnya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Alina."Maaf Mbak, jangan main marah. Bukan aku tidak sopan kepadamu, tapi kau sejak tadi tidak menghargai diriku," balasnya dengan tersenyum miring ke arahnya.Alana lalu mendekat ke arah Alina, menatap wajahnya dengan penuh intimidasi."Apa maksudmu bocah ingusan? Kau yang tidak sopan berkata kepadaku, kenapa aku harus menghargai dirimu?" Seloroh Alana dengan menatap marah.Tak terima dengan ucapan Alana, seketika membuat Alina langsung tersulut emosi."Kau saja tidak sopan denganku, untuk apa aku sopan denganmu. Dan ingat Mbak, aku ini adalah madumu di sini, dan aku memiliki hak yang sama denganmu. Kau ingin dihormati dan dihargai, begitu pula denganku. Apa kau sudah paham?" cibir Alina lalu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.Alina sudah sangat kesal