Arkan tampak sangat terkejut saat mendengar suara ghaib yang meminta tolong kepada dirinya.Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah itu adalah suara ghaib dari istrinya yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu? Apakah saat ini arwah Ayana sedang menuntut balas?Arkan langsung tersadar seketika, ia terlihat sedang membuyarkan pikirannya sendiri dan bergerak lebih cepat untuk mencari sesuatu dibalik lukisan yang ada di dalam sana.Saat dirinya sedang membuka lukisan tersebut, tiba-tiba dia dikejutkan dengan penemuan saat ini. Ia menemukan secarik kain yang tersimpan di sana dan juga sebuah cincin yang ada di sana.Arkan terkejut saat melihat secerca kain yang disimpan Alana di kamar tersebut. Sebuah sobekan kain yang tak asing baginya."Kain ini sepertinya aku kenal, tapi milik siapa?" tanya Keenan dengan menatap heran ke arah kain tersebut.Tak ingin mengingat terlalu lama, Arkan pun akhirnya memasukkan kain tersebut ke dalam saku celananya.Tak lama setelah itu, ia melihat sebuah cin
Sudah ku duga, Mbak Alana pasti akan menghentikanku pergi saat ini. Wajar saja dia bersikap seperti itu kepadaku, mengingat apa yang saat ini tengah dilakukan oleh Mas Arkan yang sulit membagi waktunya untuk Mbak Alana."Ada apa Mbak?" tanyaku sambil aku hempaskan bokongku kembali ke atas kursi."Mas Arkan sudah mulai tidak adil denganku, aku juga istrinya, kenapa dia hanya memperhatikan dirimu akhir-akhir ini?" tanya Mbak Alana sambil menatapku sedikit kesal.Aku pun mengernyitkan dahiku, kenapa Mbak Alana berbicara seperti itu kepadaku? Kenapa tidak memprotes saja kepada Mas Arkan? Batin ku dalam hati."Lantas, kenapa Mbak Alana tidak protes saja sama Mas Arkan?" tanyaku sambil menatap wajah Mbak Alana yang terlihat gelisah, entah apa yang dipikirkannya saat ini."Bagaimana aku bisa protes? Mas Arkan seolah menjauhiku. Kau pun tau jika saat ini hubungan ku sama Mas Arkan memburuk sejak terakhir kali kita bertengkar," jawab Mbak Alana yang saat itu tengah menatapku curiga."Lalu?" tan
Arkan semakin yakin jika saat ini pembunuh kedua istri mudanya adalah istri tuanya. Hal ini diperkuat dengan sebuah bukti-bukti yang tak sengaja dia temukan di dalam kamar Alana dan juga keanehan yang terjadi dengan sikap Alana akhir-akhir ini cukup berbeda."Balak yakin, jika yang membunuh kedua istri muda Bapak adalah istri Tua, Bapak?" tanya Miko dengan tatapan penuh menyelidik."Iya, tapi saya belum bisa mengatakan yakin 100 persen, mengingat belum ditemukan bukti-bukti dan saksi yang melihat peristiwa yang menimpa kedua istri muda saya, Pak. Untuk itulah saya meminta Pak Miko mulai menyelidiki istri saya," jawab Arkan menatap wajah Miko yang saat itu tengah menatap dirinya dengan tatapan heay"Baiklah, kalau begitu saya akan segera melakukan penyelidikan kepada istri Bapak. Terima kasih atas kerja samanya," pamit Miko lalu bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.Arkan menganggukkan kepalanya dengan tersenyum, lalu tak lama setelah itu dia pun beranjak dari tempat duduknya da
Alana tampak terdiam, saat sosok ghaib itu meminta tumbl kepadanya. Sudah lama dirinya hanya bisa menunda-nunda menumbalkan Alina yang sudah dijanjikan sebagai tumbal madu untuk makhluk ghaib tersebut."Aku akan menumbalkan maduku secepatnya, sebelum bukan purnama itu terlihat, aku akan membawakan dia untuk dirimu," ucapnya dengan nada tegas."Kali ini jangan pernah membohongiku lagi Alana, aku tidak segan-segan menuntut balas atas apa yang kau lakukan kepadaku," ucap makhluk ghaib itu kini sedang mendekati Alana dengan jari-jari tangannya yang panjang kini sedang menempel d pundaknya.Alana tampak gemetar saat melihat jari-jari panjang itu sudah menempel di pundaknya."A-aku tidak akan berkata bohong lagi kepadamu, percayakah kepadaku," ucap Alana dengan suara terbata-bata."Baiklah, aku akan menunggu tumbal itu datang kepadaku Alana." Setelah mengatakan itu, makhluk ghaib itu pun akhirnya menghilang.Angin kencang yang tadi mulai berhembus akhirnya telah menghilang.Alana tampak Fr
Pengusiran Arkan saat itu, membuat Alana tampak sangat geram, dia pun akhirnya meninggalkan pesta tersebut dengan membawa amarah.Ia tampak marah dengan sikap Arthan dan juga Alina, dalam hatinya mulai memutuskan untuk segera merencanakan untuk menyingkirkan Alana dari rumahnya.Alana yang tampak geram itu, mulai menelpon seseorang dan mengadakan janji temu untuk merencanakan penculikan Alana nantinya.Alana yang saat itu sedang berjalan menuju ke arah sebuah gudang, tanpa dia sadari jika saat itu Alina tak sengaja melihat dirinya berjalan ke arah gudang dan mengikuti dirinya, setelah dia meminta ijin kepada suaminya untuk ke belakang sebentar."Mbak Alana ke gudang itu lagi? Sebenarnya apa yang dia sembunyikan di sana? Kenapa sulit sekali menemukan barang bukti di sana? Di manakah Mbaka Alana menyimpan semua barang bukti itu?" gumam Alina dengan wajah curiga.Dengan hati-hati Alina mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah gudang yang ada di sana, saat itulah dia melihat Alana masuk k
Arkan terkerjut dengan penuturan istrinya yang saat ini berada di dalam sebuah gudang dengan nada memelas."Alina, apa yang kau katakan? Tenangkan dirimu, di sini tidak bisa membuka pintu gudang, pintunya di kunci dari dalam. Coba kau buka terlebih dahulu." Arkan berusaha untuk menenangkan Alina yang saat ini terlihat sedang panik.Alina lalu mengikuti apa yang dikatakan oleh Arkan, segera dia berusaha membuka pintu gudang tersebut, tapi tidak bisa.Beberapa waktu kemudian, Alana yang melihat Alina sedang berusaha untuk membuka pintu gudang dan ditambah lagi dia mendengar suara Arkan dari luar, membuat Alana meminta makhluk ghaib itu untuk segera menjadikan Alina tumbal."Cepat jadikan dia tumbal! Dia mau lari dari tempat ini!" teriak Alana kepada makhluk ghaib itu.Makhluk berwajah menyeramkan itu menaruh attensinya ke arah pintu gudang itu, ia melihat Alina yang saat itu sedikit berhasil membuka pintu, langsung menghampiri dirinya.BlumMakhluk ghaib itu tiba-tiba menghilang dan tak
Ayana lalu memasuki pikiran alam bawah sadarnya Alana, dia lalu membawanya menuju ke tempat ghaib, di mana saat itu terlihat sangat menyeramkan.BlamSeketika arwah Alana kini ditarik memasuki pikiran bawah sadarnya, Alana melihat banyak sosok yang menyeramkan di sana."Tidak, aku di mana sekarang?" tanya Alana dengan wajah ketakutannya.Dia terkejut saat melihat suasana yang saat itu sangat menyeramkan, ia tidak menemukan siapa pun di sana. Ia hanya melihat semuanya tampak hitam dan sepi, tanpa ada seorang pun yang berada di sana. Suasana tampak sangat sepi dan tak lama kemudian, muncullah sosok tinggi besar dan kini tengah menatap sengit ke arah Alana.Seketika Alana ketakutan, dia menjerit dan memundurkan langkah kakinya ke arah belakang."Alana .... Alana ...." Suara ghaib itu tampak memanggil di sana.Saat itulah tiba-tiba dia merasakan suara riuh mulai mendekati dirinya, sosok yang tak kasat mata itu hanya memperlihatkan mata mereka ditengah kegelapan di sana."Tolong ..., tolon
Alina tentu tidak pernah menyangka jika saat itu Ayana memang datang untuk membantunya.Meskipun dia tidak tau apa yang saat itu terjadi dengan dirinya, ketika Ayana mulai merasuki tubuhnya. Ia hanya merasakan jika saat itu tubuhnya sangat berat dan saat itulah dia suda tidak mengingat apapun.Alina yang saat itu sangat lemas, langsung digendong oleh Arkan keluar dari gudang tersebut menuju ke dalam rumahnya.Sementara itu, terlihat Alana kini sedang diikat tangannya oleh Azriel yang saat itu sedang kesurupan."Bagaimana keadaannya?" tanya Arkan saat dia melihat Azreiy dibantu dengan beberapa pembantunya untuk memegangi tubuh Alana yang saat ini sedang meronta dengan sangat kuat di sana."Lepaskan aku!" Alana mulai meronta-ronta dengan sangat kuat, ketika Azriel berusaha untuk mengikat tali yang terlepas di tangannya tadi."Pergi kau Ayana! Pergi!" teriak Alana dengan nada marahnya.Alina hanya tersenyum Daan terlihat sedang menyederkan kepalanya ke dada bidang suaminya saat Arkan ma