Share

BAB. 32 HARAPAN MERTUA

Tepat seminggu setelah pernikahanku, Mas Iqbal berangkat ke Malaysia. Ia berpamitan dengan kami usai sarapan. Bagiku ini lebih baik, agar bisa leluasa menata hati. Karena berada di dekatnya membuat hatiku tak menentu.

Doa dan harapan terbaik Abah sampaikan pada Mas Iqbal. Umi terlihat mengelap sudut netranya dengan ujung jari, saat dengan takzim Mas Iqbal bersalaman lalu mencium tangan Umi dan Abah.

Tak lama kemudian, Mas Iqbal mendekat ke arah Mas Irsyad, dua kakak beradik itu berpelukan dengan erat.

"Jangan sampai kau terpikat gadis melayu di sana, Bal ..! Kasihan Abah dan Umi, sudah sepuh, repot kalau harus punya menantu jauh ...." Mas Irsyad terkekeh sambil menepuk bahu adiknya.

Mas Iqbal hanya tersenyum menanggapi gurauan sang kakak. Dia menatap netra ini, aku menunduk. Menghindar dari sorot mata teduhnya. Tak ingin berlama-lama dalam situasi ini, segera aku menyalaminya.

"Hati-hati ya, semoga semuanya lancar."

Meski ada beribu pesan yang ingin kusampaikan, tapi hanya itu y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status