Share

Bab 72. Sesal

Damian duduk di kursi di samping tempat tidur Oliver, wajahnya penuh dengan ekspresi kesedihan yang mendalam.

Sambil menggenggam erat tangan Oliver, dia memandang wajah adik tirinya yang terbaring koma.

"Maafkan aku, Oliver," gumamnya lirih, suaranya tergetar oleh rasa sesal yang mendalam.

Tangisnya tidak tertahankan saat dia melanjutkan, "Aku menyesal... sungguh menyesal."

Dia menatap wajah Oliver dengan tatapan penuh penyesalan.

"Sejak kecil, kita tidak pernah dekat, bahkan sering bertengkar," ucapnya, suaranya gemetar.

Air matanya semakin deras saat dia melanjutkan, "Aku... aku tidak pernah mengerti betapa berharganya hubungan kita, Oliver."

Sementara tangisannya semakin menyayat hati, Damian mencoba menjelaskan dengan penuh penyesalan.

"Aku egois, Oliver. Aku hanya memikirkan diriku sendiri dan melupakanmu. Padahal, kamu adalah adikku... adikku yang selalu ada untukku."

Suasana ruangan dipenuhi oleh tangisannya yang hampir tercekat.

"Aku kehilangan begitu banyak waktu yang berharg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status