Rasa kantuk masih menyelimuti diri Marsha. Sinar matahari pun berusaha masuk ke dalam kamar melalui celah jendela yang tersisa. Perlahan, Marsha mulai membuka matanya akibat datangnya sinar matahari yang mulai menusuk kulitnya. Rasa pusing di kepalanya ternyata masih tersisa setelah kegiatan yang ia lakukan tadi malam, yaitu terlalu banyak meminum gelas wine. Ketika menoleh ke sebelah kanan, terdapat Karina yang sedang tertidur pulas sambil memeluk guling. Tunggu sebentar, mengapa Marsha bisa berakhir tidur bersama Karina?
Marsha pun mengerjapkan matanya berkali-kali dan berusaha untuk mengingat kejadian yang ia alami tadi malam. Namun, hasilnya nihil. Marsha sama sekali tidak bisa mengingat satu pun kejadian yang ia alami tadi malam. Pengaruh alkohol yang terkandung pada wine berhasil memengaruhi pikirannya sehingga tidak tersimpan satu pun memori tentang kejadian tadi malam di otak Marsha. Di sebelahnya, Karina sendiri masih tertidur dengan nyenyak meskipun sinar matahari s
Hari demi hari pun telah berlalu. Para murid kelas 12 kini sudah mulai menghadapi ujian praktik di sekolah. Mereka kini sudah melewati sampai pada hari ketika ujian praktik dan tersisa kurang dua hari lagi mereka akan menyelesaikan ujian praktik. Mulai dari berbagai jenis olahraga, menari, menyanyi, hingga melukis pun telah mereka lewati. Ketika sedang ujian praktik, jadwal pulang sekolah pun menjadi lebih awal dari biasanya. Para murid kelas 12 yang biasanya akan pulang pada sore hari kini hanya mengikuti ujian praktik sampai pada pukul 11 siang.Seperti saat ini, Marsha memutuskan untuk mengunjungi rumah Lia setelah menyelesaikan ujian praktik. Ia berangkat bersama Lia menggunakan motor Lia sendiri menuju ke rumahnya. Sebelum mereka berdua sampai di rumah Lia, Marsha mengajak Lia untuk mampir ke sebuah toko ice cream terlebih dahulu. Katanya, terdapat sebuah toko ice cream yang baru saja buka di daerah mereka dan katanya toko itu terkenal dengan ice cream-nya yang lezat. Ya
Kesempatan tidak datang dua kali, itulah yang Marsha pikirkan saat ini. Sang ibu baru saja meneleponnya dan memberitahu kepadanya untuk mengikuti program beasiswa ke luar negeri. Marsha tentu saja tidak menolak, ia akan mengikuti apa yang dikatakan oleh ibunya berdasarkan keinginannya sendiri. Masih ada waktu sekitar dua minggu lagi bagi Marsha untuk menyiapkan ujian beasiswa ke luar negeri tersebut sekaligus dengan ujian masuk ke perguruan tinggi. Jarak dari kedua ujian tersebut hanya tiga hari saja sehingga Marsha harus bisa mengatur waktunya untuk dapat mempelajari kedua ujian tersebut. Untung saja Marsha sudah menyiapkan dirinya untuk mengikuti ujian masuk ke perguruan tinggi sejak ia berada di kelas 11. Ditambah lagi, sebenarnya ujian untuk mendapatkan beasiswa tidak jauh berbeda dengan ujian masuk ke perguruan tinggi. Yang membedakan hanyalah ujian mendapatkan beasiswa ditambah dengan ujian TOEFL yang wajib diperlukan di sana. Marsha hanya tinggal menyiapkan dirinya de
Waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya telah tiba. Seleksi beasiswa ke luar negeri akan dilaksanakan besok pagi di gedung Ganesha di kota Jakarta. Banyak murid dari lulusan SMA dan SMK bahkan dari kalangan mahasiswa akan mengikuti seleksi ini. Mereka yang lolos pada tahap bahasa asing telah bersaing dengan ratusan ribu orang untuk mendapatkan kursi ekslusif yang semakin dekat dengan berbagai universitas di luar negeri.Marsha ikut menjadi salah satu dari beberapa orang yang beruntung karena telah berhasil lolos pada tahap bahasa asing atau lebih tepatnya pada ujian TOEFL dengan hasil skor yang sangat menakjubkan. Ia sudah mempersiapkan dengan matang sejak SMA untuk mendapatkan beasiswa kedokteran di luar negeri. Berbagai usaha telah ia lakukan untuk bisa lolos pada tahap bahasa asing ini. Kini Marsha hanya tinggal mengerahkan semua usaha yang telah ia dapatkan untuk bisa lolos pada tahap akhir.Hari ini kegiatan yang dilakukan oleh Marsha sebelum besok me
5 years later after the crucial moments"William, sarapan dulu! Jangan lari-lari di depan rumah, sebentar lagi kamu harus berangkat sekolah."Marsha yang dulu bukan lah Marsha yang sekarang. Dahulu, Marsha hanyalah seorang remaja SMA yang masih labil dan plin-plan dengan pilihannya sendiri. Dahulu, Marsha hanyalah remaja yang masih asyik bermain dengan teman-temannya tanpa memikirkan pelajaran di sekolah. Namun, Marsha yang sekarang berbeda. Sekarang, Marsha adalah seorang ibu tunggal yang memiliki satu anak laki-laki berusia lima tahun. Sekarang, Marsha adalah wanita dewasa yang memiliki sifat pekerja keras dan juga penyayang kepada anaknya.Lima tahun yang lalu adalah masa terberat di dalam hidup Marsha. Wanita itu berada di tepi jurang dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Wanita itu hamil tanpa ada yang mengetahui kecuali sepupunya sendiri. Sahabat dan teman-temannya tidak tahu bagaimana kondisi Marsha saat ini karena wan
Seseorang berjalan menyusuri lobby yang ada di bandara setelah baru saja mendarat dari pesawat. Orang tersebut tampak berjalan sambil mendorong kopernya yang berukuran cukup besar. Sembari berjalan, orang tersebut membuka ponselnya dan tampak seperti sedang menelepon seseorang. Beberapa menit kemudian setelah selesai menelepon seseorang di telepon, orang tersebut beranjak menuju ke salah satu kafe yang masih berada di bandara. Setelah memesan satu cup americano dingin berukuran sedang, orang tersebut duduk di salah satu bangku kosong di sana."Gue udah di kafe bandara," ucap orang tersebut di dalam telepon sambil menyeruput americano dingin yang ada di genggamannya."Gue tunggu lima menit lagi," ucapnya lagi. Segera setelahnya, orang tersebut langsung mematikan panggilan telepon dan kembali meminum americanonya.Orang itu adalah Haris Januar. Setelah lima tahun lamanya menghilang entah ke mana, pria itu kembali lagi ke Indonesia. Ternyata Haris menghabiskan wakt
Flashback 5 tahun yang laluHari itu adalah waktunya bagi Haris untuk beristirahat. Sudah tiga minggu ini otaknya ia gunakan untuk belajar dan mengerjakan soal-soal ujian yang sangat susah. Hingga akhirnya Haris telah menyelesaikan semua ujian yang ada di sekolah dengan baik. Jika masih ada yang ingat, Haris merupakan salah satu dari murid berprestasi di sekolahnya. Maka dari itu sudah tidak heran lagi jika Haris tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan ujian karena sejak awal ia sudah mengetahui materi yang akan keluar terlebih dahulu.Haris masih memiliki waktu sekitar satu minggu lagi untuk melaksanakan ujian selanjutnya, yaitu ujian masuk ke perguruan tinggi. Tidak seperti Marsha, Haris memutuskan untuk tidak ikut mendaftar ujian beasiswa ke luar negeri. Laki-laki itu merasa lebih senang jika menghabiskan waktu kuliahnya di negara sendiri. Haris ikut merasa senang jika Marsha bisa diterima di universitas yang ada di luar negeri sesuai dengan keinginannya
Pagi hari yang sejuk dan penuh kabut berwarna putih menjadi pemandangan indah yang Marsha lihat ketika membuka jendela kamar. Tepat setelah mengantar Willy sekolah, Marsha kembali ke rumahnya untuk melakukan bersih-bersih rumah. Wanita itu sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai di rumah dan sudah menyiapkan peralatan yang akan ia gunakan untuk membersihkan rumahnya. Namun, sebelum itu Marsha harus mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum beraktivitas. Sepiring Rösti panggang sudah tersaji di atas meja makan.Marsha melahap menu sarapannya yang sederhana didampingi dengan pemandangan alam yang indah di Desa Lauterbrunnen. Saat ini ia sedang duduk di teras rumahnya sambil menikmati sarapan yang sederhana. Ia melihat banyak sapi berwarna hitam dan putih dengan lonceng yang terkalung di leher sedang memakan rerumputan di sebuah padang rumput yang luas. Hari-hari di Desa Lauterbrunnen Marsha lewati seperti biasanya. Sebuah pemandangan yang selalu indah hadir menghia
Tepat setelah mendapat panggilan telepon dari bawahannya, Haris langsung terbang berangkat menuju ke Swiss. Untung saja pada saat itu ada satu keberangkatan pesawat yang melewati Swiss sehingga Haris tidak perlu menunggu sampai hari esok. Butuh waktu sekitar delapan belas jam untuk bisa sampai di Bandara Internasional Zurich. Haris berangkat tepat pada pukul sepuluh malam dan sampai di Bandara Internasional Zurich esok hari pada pukul sekitar empat sore. Pria itu menghabiskan waktu selama delapan belas jam untuk beristirahat di dalam pesawat.Kepergian Haris menuju ke Swiss yang sangat mendadak tersebut membuatnya terpaksa tidak jadi kembali ke Jerman. Haris sudah mengabarkan atasannya di perusahaan untuk melakukan cuti tambahan lagi selama satu pekan setelah sebelumnya ia juga sudah meminta cuti selama satu bulan ketika di Indonesia. Untung saja sang atasan memaklumi dan memberikan kompensasi kepada Haris. Terlebih lagi, negara Swiss dan Jerman berjarak dekat bahkan bersebel