Share

159. Tetua Pertama Belati Bengkok.

Di sebuah ruangan yang tampak sedikit berantakan akibat tumpukan kertas. Dua orang paruh baya tengah berbicara dengan serius satu sama lain.

“Jadi kurang lebih begitu walikota,” kata paruh baya kepada walikota.

“Ahhh ini begitu merepotkan,” kata walikota dengan sedikit meringis.

“Hahahah jika begitu aku pamit dulu untuk segera mengundurkan diri,”

“Baiklah hat—"

Saat walikota berkata, sebuah suara dan aura yang mencekam mulai muncul di area itu.

Dengan itu kedua paruh baya itu saling menatap dengan penuh arti.

Mereka berdua kemudian mulai bergegas menuju keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah kedua orang itu membuka pintu ruangan, mereka bisa melihat seorang remaja tengah mengarahkan pukulan ke arah seorang wanita.

Tetua pertama belati bengkok yang melihat hal ini sedikit cemas.

Sementara itu, walikota yang melihat hal ini hanya bisa mengerutkan keningnya Ketika menatap sosok yang menyerang.

Saat mereka berdua berpikir bahwa mereka telah terlambat untuk m
Ampas tahu

Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status