Namun, Ayu tetap menjawab senyum pertanyaan adik iparnya
"Udah Lia." Ayu tersenyum karna Lia menyempatkan dirinya untuk mengunjunginya di sini.
"Syukur deh, kakak ipar kapan boleh pulang?" Ayu gemetar, ia tidak tahu kapan akan pulang.
"Gak tahu Lia, aku baru aja sadar pasti masih lama pulangnya." Baru beberapa jam saja disini, Ayu sudah bosan, ia ingin cepat-cepat pulang.
Lia diam sambil melihat sekelilingnya yang tampak sepi, dimana kakaknya itu? malam kakaknya itu tidak pulang ia kira Kenzo menginap disini tapi melihat keadaan sepertinya ini sepertinya Kenzo tidak berada disini.
"Kak Kenzo dimana?"
"Gak tahu Lia, pas aku bangun pagi tadi tuan Kenzo udah gak ada," ucapnya sambil menikmati bubur yang terasa hambar dibibirnya.
"Kamu mau bubur,Lia ?" tawar Ayu yang dibalas gelengan oleh ad
Ayu sekarang sendiri berada dikamar ini. tadi Lia pamitan karna ada beberapa pekerjaan sekolah yang harus segera ia selesaikan sehingga perempuan pergi kembali kerumahnya setelah berbicara apa keinginannya. Ayu sudah bilang jika ia tidak mungkin memberikan ponakan atau pewaris keluarga karna ia tidak mau jika nanti diperlakukan sesuai, sudah cukup Rara yang merasakan semua orang sendiri."Huh... Ada-ada aja anak itu." Karna Lia yang tetap bersikukuh agar memberikannya ponakan.Akhirnya Ayu menyerah ia hanya menjawab "Anak itu mempersembahkan dari Tuhan jadi kita lihat saja nanti ya Lia, aku gak janji."Ayu dibuat tidak percaya karna Lia malah membalas "Kalo gitu aku bakal berdoa semoga kakak ipar bisa hadiahin aku ponakan." yang Ayu jawaban Lia yang ia ingat beberapa jam lalu.Ayu hanya berdoa agar doa Lia tidak dikabulkan, jujur ia belum siap menjadi seorang ibu diusia muda apala
Sudah seminggu lebih Ayu dirawat dirumah sakit ia diperbolehkan pulang hari ini."Akhirnya aku dibolehin pulang." gumam Ayu dengan tersenyum perban di kepalanya pun sudah terlepas, hanya ada jaitan yang belum kering di kepalanya yang tertutup perban kecil. sudah beberapa hari ia di kamar ini membuatnya bosan sekali berada disini. dan akhirnya dokter itu mengizinkan Ayu pulang dengan syarat harus istirahat saja saat tiba.Saat ia akan mengenakan pakaian yang kemarin dibawakan oleh para maid, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamar.Ceklek!Ayu memandangi pintu yang terbuka. dia adalah Bi Suryani kepala maid yang sudah beberapa hari ini menemaninya dirumah sakit.karna Kenzo yang sibuk mengurusi kantor akhirnya hanya bisa menjenguknya di rumah sakit."Non, udah biar saya saja yang beresin." tawar Bi Suryani dengan tangan yang
"Baik Nona." Pak sopir itu langsung membukakan pintu penumpang untuk dimasuki nona mudanya. Ayu yang diperlakukan baik seperti itu tersenyum, ternyata disekelilingnya masih banyak orang-orang baik. "Terima kasih ya pak" segera masuk ke dalam pintu mobil yang sudah dibukakan. "Sama-sama nona." Melihat nona mudanya sudah masuk dan duduk. Pak supir itu menutup rapat pintu mobil dan masuk ke dalam pintu pengemudi. "Kalau boleh tahu mau saya antar kemana?" tanya ramah pak supir saat melihat sekilas ke arah Ayu. Ayu tampaknya berpikir, karna sudah lama ia tidak lupa nama jalan menuju arah cafe. "Bapak tahu Cafe Sweti gak?" nama cafe nya ia ingat. Namun, yang ia lupa. Pak supir itu muncul ikutan berfikir. "Cafe Sweti teh daerah ya non" Ayu yang mendengar jawaban dari pak supir ini langsung merebahkan punggung di senderan
"Minum dulu, Lin, " ucap Ayu dengan mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Lina. Lina langsung menyerahkan minuman yang diberikan sahabatnya. " Kamu duluan si Yu," ucap Lina sembari menormalkan nafasnya karna tersedak tadi. Ayu membocorkan Lina dengan wajah ditekuk. "Kamu kok nyalahin aku kan kamu nanya ya sudah aku jawab." apa-apaan sahabatnya malah menyalahkannya, padahal Ayu hanya menjawab pertanyaan dari Lina yang ingin tahu mengapa ia mengajaknya makan di Cafe ini. "Pertanyaan kamu itu loh yang bikin aku kaget." Lina melahap kembali makanannya. "Kamu kenapa bertanya seperti itu? lagi jatuh cinta ya." lanjut Lina dengan pandangan menyelidik ke arah Ayu. Ayu merasa goyang. " Gak kok aku mau bertanya saja." masih dengan pandangan mengarah ke arah Ayu, tangan Lina bergerak mengambil makanan
Sampai di mension, Ayu langsung keluar dari taksi dan setelah mengucapkan terima kasih pada sopir yang sudah mengantarkannya tadi. Ayu pun melangkah masuk kedalam mension. Tumben terasa sepi tidak seperti biasanya ada beberapa penjaga yang sering memantau suasana luar mension.Ayu melangkahkan kakinya masuk ke dalam menuju kamar untuk membersihkan dirinya sekaligus istirahat. Namun sebelum menaiki tangga, ada seseorang yang memanggil namanya."Kakak ipar!" Dari suara panggilannya saja, Ayu sudah tahu pasti itu adalah adik iparnya. Ayu melihat pemandangan asal suara yang memanggilnya. "Eh Lia." Ayu melihat adik iparnya yang masih memakai seragam SMA dan juga tas yang menggantung di belakang punggungnya. Lia yang baru saja pulang dari sekolahnya langsung menghadap Ayu yang berdiri di depan tangga menuju atas. "Kakak ipar besok ada festival sama pasar malem loh di alun-alun kota, kita kesa
Ayu tersenyum manis dengan menatap dalam ke arah kedua bola mata Kenzo lalu kedua tangan yang masih melinggar di leher Kenzo, sebisa mungkin menjalani rencana ini dengan baik agar Ayu bisa pergi bersama adik iparnya. Lain halnya dengan Kenzo yang tampak dengan perilaku wanitanya. "Kau kenapa?" tanya Kenzo sembari menatap Ayu dengan pandangan bertanya. Tak biasanya Ayu seperti ini. Ayu mengayunkan kepalanya dengan ekspresi yang menurut Kenzo menggemaskan. "Aku tidak apa-apa." jawab Ayu sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Kenzo yang tidak menutup apa-apa. Tunggu dulu, Ayu hanya sebatas dada Kenzo, entah tuannya yang terlalu tinggi atau dirinya yang pendek. Karna posisi telinganya yang disenderkan pada Kenzo, ia dapat merasakan dentuman jantung dari suaminya. Jantungnya cukup kencang dan kencang ya Sebenarnya ia pun sama, karena posisi mereka yang intim. "Kau ini kenapa?" tanya Ke
"Ciuman pagi hari" Ayu menatap kedua bola mata Kenzo dengan tanda penuh tanya, apa tadi? dia bilang apa? "Hah?" "Morning kiss, jika aku tidak akan bangun" ucap Kenzo. Ayu menatap dalam pada matanya, apa-apaan tuannya ini kenapa dia manja? biasanya saja tidak ada tuh minta ciuman pagi hari."Tuan." lirih Ayu. "Kelamaan!"Cup!Kenzo mencium terlebih dahulu dari hadapannya, lalu segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah melingkar ditubuhnya.Seketika Ayu menjadi menganga saat menikmati ciuman dari Tuannya. Ia kembali tersadar ketika pintu kamar mandi tertutup cukup kencang. Ia merasa kesal dengan hal itu dengan melakukannya. Dasar mesum!Sekarang mereka berdua sudah berjalan menuju arah ruang makan. Disana terlihat Rena dan juga Lia yang sudah duduk di meja makan sepertinya mereka menungg
"Eh, ini kan ibu-ibu yang waktu itu berantem dibutik aku." batin Ayu.Ayu masih mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu didalam butiknya. Ini benar-benar tidak salah lagi jika kedua orang yang ribut di butik nya minggu yang lalu berada disini. Yang tak lain adalah teman mertuanya- Rena."Sa-saya permisi dulu, silakan dinikmati," ucap Ayu dengan langsung melihat langsung menjauh dari sana. la tidak mau jika sampai kedua wanita itu menyadari kehadiran dirinya.Ayu menarik kata-kata saat itu. Ini belum saatnya semua orang tahu bahwa dirinya adalah pemilik butik apalagi dengan kondisinya yang sekarang adalah istri dari seorang Kenzo."Eh, tunggu dulu." seketika detak jantung Ayu seolah-olah berdetak dengan cepat sekarang.Ayu takut jika wanita itu mengingatnya apalagi disini ada Ibu mertuanya yang sedari tadi memandang dengan pandangan yang ti