Kenzo turun dari mobil mewahnya. Sejenak,, ia menatap kearah mension besar bernuansa kuno dihadapannya, lalu segera masuk ke dalam mension itu diikuti para pengawal dan juga Jimmy di belakangnya. Cekrek! Kenzo membuka pintu tersebut dan masuk ke dalamnya tanpa siapapun oleh siapapun. Tatapannya menatap tajam disekeliling mension ini. "Cari dia," ucap dingin Kenzo dengan memasukkan kedua tangan di saku celananya. Para bodyguard langsung memencar untuk mencari seseorang yang dimaksud tuannya keseluruh mension ini. Jimmy masih setia berdiri di samping Kenzo dengan mata yang berjaga-jaga di sekitarnya. Mension ini nampak sepi dan juga sudah lama tidak terawat karna debu ataupun kotoran sudah bertebaran dimana-mana. Beberapa menit kemudian, para pengawal yang ditugaskan Kenzo Kembali dihadapannya. "Maaf tuan, disini sepertinya sudah tidak ada siapa-siapa," ucap hormat salah satu pengawal. Kenz
Ayu kembali masuk kedalam mension, matahari sudah berada diatas tandanya hari sudah mulai siang. la akan kembali ke dapur untuk membantu para maid mempersiapkan makan siang. "Bibi, masak apa hari ini?" tanya Ayu ketika sampai didapur. Pembantu itu kaget saat mendengar suara Ayu dari arah belakangnya. Maklum mereka semua sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing sehingga tidak ada yang mengetahui jika nona mudanya ada didapur. "Eh non ini bibi masak makanan seperti biasa." Ayu ber-oh dan mengangguk. la meneliti masakan yang sudah siap diantar ke meja makan dengan segera ia mengambil nampan tersebut dan memegangnya dengan kedua tangan. "Ini buat dimeja makan kan, bi?" Bibi itu mengangguk. "lya non," "Biar aku yang bawa ke meja ya bi," ucap Ayu yang membuat bibi itu langsung mengayun. "Gak usah non biar bibi saja yang bawain, nona muda duduk saja dimeja makan biar makanan dianter sama yang lain." tolak bibi t
Hari sudah mulai sore tapi belum ada tanda-tanda Kenzo pulang dari kantor. Ayu masih diam menunggu Kenzo diluar pintu utama tapi sepertinya pria itu belum pulang. "Ck, ngapain kamu disini?" ucap seseorang di belakang Ayu. Ayu menoleh menuju kearah sumber suara tersebut. Rena berjalan menuju kearah Ayu dan berdiri disampingnya. "Menunggu tuan, nyonya," ucap Ayu dengan menatap pandangannya masih pada gerbang depan sana. Rena pun menatap gerbang yang dilihat Ayu, benar anaknya kemana sekarang? Kenapa belum pulang? Padahal Kenzo jarang pulang selambat ini. "Kau sudah meneleponnya?" tanya Rena.Ayu menoleh kearah Rena dan menggeserkan tubuhnya agar berhadapan dengan nyonya Rena."Belum nyonya." "Kamu ini gimana, daripada nunggu gajelas disini mending kamu nelpon suamimu itu." Ayu langsung mengambil ponsel yang berada didalam sakunya dan mulai mencari kontak pria tersebut. Lantas ia menekan telepon dipinggir kontak terseb
Lia terkekeh mendengar ucapan mommynya itu. Akhirnya memutuskan untuk duduk kembali ke sofa ruang tamu. Lia merasa bosan di Mension , ia ingin sekali berkeliling mencari udara segar tapi dirinya tidak memiliki teman. Jika mengajak mamanya pasti Rena tidak mau karna sibuk . "Kalau tahu begini mending sekolah. " gumam Lia sebal . Tadi ia sempat menemukan keberadaan kakak iparnya tapi nihil Lia tidak menemukan keberadaan Ayu. Akhirnya, ia menanyakan keberadaan kakak iparnya pada kepala maid dan jawaban bibi itu mengatakan Ayu pergi karna ada urusan penting entah urusan apa bibi itu tidak tahu . Jadi, Lia memutuskan berkeliling di Mension ini walau dibuat bosan. Metta yang merupakan anak dari Biksur - kepala pembantu pun sedang tidak ada dirumah jadi Ayu benar - kesepian sekarang . "Lia, kamu tahu kemarin perempuan itu kesini," ucap Rena duduk di samping anak keduanya. Lia menatap kearah mommynya dengan kedua bola mata malas . " Sudah tahu mama, kemarin dikasih tahu kakak i
Ayu menatap ke arah jam dinding yang berada di atas lemari kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam tapi belum ada tanda - tanda kepulangan dari Kenzo. Ia tahu bahwa mungkin Kenzo masih berduaan dengan wanita itu. Ayu harus kuat menerima kenyataan jika sewaktu - waktu Kenzo mencampakkan dirinya karna cinta pertama Kenzo sudah berada disisinya sekarang. Sudah dari awal seharusnya Ayu membentengi perasaannya pada tuannya itu. Ia tahu jika dia tidak pantas berada dengan Kenzo atau pun menjadi menantu dari Mension ini.Tapi suasana sekarang sudah berbeda, dirinya sendiri telah jatuh cinta pada Kenzo. Ia juga tidak bisa menyangkal jika dirinya mencintai suaminya itu tapi dirinya juga mendengarkan ucapan Lina saat itu "Jatuh cinta sama sakit hati itu paket komplit, jika kamu berani jatuh cinta kamu juga harus berani patah hati." dirinya harus kuat menerima semua apapun yang akan terjadi nanti antara mereka.Ayu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. Akhir - akhir i
Sekarang Kenzo dan Ayu sudah berada di dapur. Saat memasuki dapur, ada beberapa pelayan yang masih ada di sini, mungkin mereka masih melakukan pekerjaan mereka, tetapi disaat mereka masuk, Kenzo menyuruh dapur dikosongkan, jadi hanya Kenzo dan Ayu yang tersisa di ruangan ini. Ayu terlihat senang, akhirnya Kenzo mau menuruti keinginannya untuk memasak nasi goreng yang langsung dibuat oleh tuannya. Kapan suaminya akan mencoba memasaknya? Ayu berdoa semoga hasilnya bagus. "Jadi, apa yang harus aku lakukan?" Kenzo bertanya pada Ayu. Ayu yang berdiri di samping Kenzo segera berjalan ke lemari es untuk memeriksa bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Di sana, Ayu melihat beberapa bumbu dan rempah-rempah. Dia segera membawa bahan-bahan ke meja dapur dan menutup lemari es lagi. Kenzo berjalan menuju Ayu yang tampak sibuk memegang beberapa materi yang tidak diketahuinya. "Ini tuan," kata Ayu sambil memberikan bahan dan pisau di tangannya. Kau ingin membunuhku?” Ayu tersentak kag
Ayu tidak bermaksud marahi atau mengusir wanita ini tapi sikap wanita dihadapannya ini yang membuat Ayu tak tahan. "Okey aku pergi, tapi kamu harus inget! Aku pergi saat itu karna aku hamil anak Kenzo dan aku gak mau hamil saat itu jadi aku pergi jauh buat gugurin anak gue kandung!" setelah mengatakan itu Sena pergi dari hadapan Ayu yang terlihat diam. "Apa? Anak?" tanya Ayu dalam hati.Ayu masih terdiam di taman dengan pandangan menetap di hadapannya. Pikirannya masih dipenuhi perkataan Sena yang merasa ada sesuatu yang menjalar dihatinya saat mendengar jika Sena pernah hamil anak Kenzo, apa itu benar? Berarti Sena dan Kenzo pernah berhubungan layaknya suami - istri? Dia sakit mendengar itu tapi perkataan itu belum tentu benar juga, dia harus menanyakan prihal ini pada Kenzo tapi jika laki - laki itu tidak mau mengakuinya atau Kenzo tidak tahu jika Sena pernah mengandung anaknya? Apa jika Kenzo tahu, mereka berdua akan balikan? Terus bagaimana dengannya? "Apa yang harus ku
Hari sudah menunjukan pukul 5 sore yang artinya sebentar lagi Kenzo akan pulang dari kantornya. Ayu sudah selesai mandi sekarang jadi dirinya akan menunggu suaminya pulang di lantai bawah. Setelah istirahat tadi badan Ayu sudah lumayan enak jadi memutuskan untuk keluar dari kamar. Dengan wajah tersenyum, Ayu menjawab sapaan dari maid yang melintas dihadapannya. Ayu turun dari tangga dan melihat adik iparnya sedang menunggu dirinya didekat tangga. "Loh Lia, kamu ngapain disini?" tanya Ayu. Lia biasanya berdiri di dekat tangga yang sakit-sakit gini, biasanya gadis ini akan keluar dari kamar disaat makan malam tiba-tiba jadi saat pulang sekolah dia akan menemui Ayu terlebih dahulu setelahnya dia akan pergi ke kamar dan mengurung dirinya disana. " Gak ngapa - ngapain kok kak, hehe," ucap Lia dengan sedikit terkekeh.Ayu menatap curiga pada adik iparnya. "Beneran?" Mendengar nada tak percaya dari kakak iparnya, Lia menaikkan kedua telunjuk dan jari tengahnya. "Beneran kaj, su