Share

47. Sebuah Titik Terang

Ibu yang menerima kedatanganku memperkenalkan diri sebagai ibu Ningsih, aku sedikit lega mendengar penjelasannya. Aku tanyakan pada ibu Ningsih, “Ningsihnya ada bu?” tanyaku. “Kebetulan Ningsih masih kerja pak, pulang kerja biasanya sore.” Jawab ibu Ningsih. Aku minta nomor ponsel Ningsih pada ibunya. 

Ibu Ningsih menulis disecarik kertas nomor ponsel Ningsih, “Bapak bisa telepon di nomor ini.” Ucap ibu Ningsih sembari memberikan secarik kertas tersebut. Aku ceritakan kepentinganku menemui Ningsih dan aku juga cerita tentang Widarti, yang merupakan sahabat karib Ningsih. 

“Udah lama pak Ningsih tidak jumpa dengan Widarti, apalagi sejak kami pindah ke sini.” Ucap ibu Ningsih. Sebelum pamit aku titip salam untuk Ningsih pada ibunya, “Yaudah bu.. kalau gitu saya pamit dulu, saya titip salam untuk Ningsih. Bilang saja dari Danu pacarnya Widarti.” Pesanku pada ibu Ningsih. 

Untuk tahap awal, aku ras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status