Share

Bab 4. Bertemu Lagi

"Kal!"

Haikal menoleh. Dia baru saja keluar dari salah satu kelas dan temannya yang bernama Wira, sedang berlari ke arahnya. "Apa?" Tanya Haikal. Sembari menunggu temannya itu mendekat.

Wira merangkul Haikal begitu sampai. "Hari ini kamu sibuk gak? Aku izin telat ke cafe, ya. Ada urusan di BEM." Ujarnya, dengan napas sedikit terengah. Salah satu teman Haikal ini adalah manusia yang paling sibuk. Dia bekerja part time di Cafe, padahal sudah sibuk dengan urusan BEM yang seabrek.

"Lama gak?" Haikal sebenarnya ingin pergi ke suatu tempat. "Aku ada urusan nanti malam." Ujarnya.

"Gak tau juga, sih. Tapi aku bakal balik duluan kalau misal lama." Janjinya. Dia juga tidak enak hati sebenarnya.

"Santai aja. Aku juga udah gak ada kelas habis ini. Urusanku juga gak begitu mendesak." Haikal ini juga salah satu jenis manusia yang bisa di andalkan.

"Makasih, ya. Ngomong-ngomong, gimana cewek yang kemarin?" Tanya Wira. Mereka mengobrol sambil menyusuri lorong kampus yang masih ramai dengan aktivitas.

"Yang kamu bilang kemarin itu serius gak sih?" Tanya Haikal. Wajahnya berubah serius.

"Yang mana?"

"Itu, kata kamu kalau wanita yang lebih tua itu, lebih suka bentuk tubuh bagus ala pria dewasa" Ujarnya.

"Gak tau juga sih. kan aku bilang katanya. Emang kamu udah praktekkan?

Haikal mengangguk.

"Anjir. Hasilnya?"

Di jawab dengan gelengan kepala haikal. "Kayaknya dia gak suka."

"kamu buka baju depan dia langsung?"

Haikal mengangguk lagi. "Sampai bawah malah."

"Anjir, sialan!" Wira memukul lengan Haikal karena gemas dengan apa yang sudah temannya lakukan. "Dan dia gak tertarik?" Sekali lagi Haikal mengangguk.

"Kasian, kecil kali."

"Sialan!" Kali ini Haikal yang memiting kepala Wira.

***

Hal yang paling Zee syukuri, adalah support dari teman-temannya. Tidak dia duga, mereka akan mendukung keputusannya untuk putus dengan mantan pacarnya yang berselingkuh.

"Terima kasih semuanya." Ucap Zee dengan tulus.

"Anda ini jangan terlalu sungkan."

"Benar. kita 'kan rekan kerja."

"Kita memang tidak suka anda pacaran dengan orang macam itu." Ujar mereka bergantian dengan kompaknya.

Zee yang tidak ingin menangis lagi, matanya malah kembali berkaca-kaca karena terharu. "Kalian ...." Zee tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Semua senyum hangat yang terarah padanya membuatnya tidak bisa lagi membendung air matanya.

"Bagaimana kalau kita pergi ke Cafe depan untuk makan-makan?" Usul Gia. Dia hampir ikut menangis, tapi segera ditahannya. Manajer sekaligus temannya ini, sedang butuh banyak dukungan darinya.

"Ide bagus!" Seru teman-temannya yang lainnya.

"Kita rayakan hari putusnya manajer Zee."

"Yeay." Mereka jadi tertawa bersama. Ada-ada saja ide mereka untuk makan gratis. Bahkan momen putus pun, mereka rayakan.

Cafe yang mereka maksud, adalah tempat kemarin Zee dihampiri wanita muda yang mengaku sebagai kekasih pacarnya. Tapi hal itu bukan lagi masalah bagi Zee karena dia tidak lagi memikirkan pria sialan itu.

Jarak kantor dari tempat tujuan mereka lumayan dekat. Tidak perlu membawa mobil, cukup dengan jalan kaki saja mereka sudah sampai. Tempatnya yang nyaman dan luas, terkadang dijadikan tempat rapat atau kegiatan lainnya.

Zee berjalan lebih dulu. dia akan mentraktir teman-temannya kali ini. Jadi dia yang akan memesan dan mengantri di kasir.

"Selamat datang mau pesan a ... pa?"

"Kamu!"

Haikal langsung tersenyum saat tahu siapa yang sedang ada di depannya. Tidak dia duga, karena menggantikan temannya, dia bisa bertemu dengan Zee. Ingatkan Haikal untuk memberi hadiah pada temannya itu nanti.

'Kamu!' Ulang Zee tanpa suara. Dia masih mengingat jika teman-temannya masih ada di sana.

"Kenapa Zee?" Gia bertanya karena Zee tak kunjung memesan.

Zee menggeleng. mana mungkin dia akan memberitahu Gia, jika dia terkejut karena Pemuda yang ada di tempat kasir, adalah orang yang sudah tidur bersamanya.

padahal Zee sudah tidak mau bertemu dengan orang ini lagi. Kenapa dia malah berada di sini, bahkan mengenakan seragam Cafe ini juga.

Zee sering pergi ke sana, tapi baru kali ini, dia bertemu Haikal di sini. Apakah dia pekerja baru?

"Mau pesan apa kak?" Haikal mengulang pertanyaannya sambil tersenyum ramah. Saat ini dia adalah seorang pekerja, jadi harus profesional.

Karena Haikal pura-pura tidak mengenalnya, jadi Zee juga akan melakukan hal yang sama dan memesan seperti biasanya. Zee menyebutkan beberapa menu pedas dan biasa. Minuman dan juga makanan penutup.

"Baik kak, saya ulangi lagi pesanannya, ya." Haikal menyebutkan setiap pesanan dengan baik. "Ini totalnya seluruhnya ya, Kak."

Haikal mengulurkan tangannya untuk memberikan struk pembayaran. Menunggu Zee, mengulurkan tangannya juga untuk menerimanya.

Saat itulah, tangannya memegang erat tangan Zee, dia mengedipkan sebelah matanya. Senyum Haikal terlihat menyebalkan untuk Zee. Dengan tatapan galak, Zee menarik tangannya paksa. Tapi Haikal malah tersenyum puas.

"Silahkan ditunggu ya kak." Ucap Haikal kembali ramah. Melupakan apa yang baru saja dia lakukan pada Zee.

Zee pergi setelah selesai membayar. Tentu dengan mendengus kesal. Haikal masih memperhatikan wanita itu dari balik meja kasir. Memperhatikan tiap langkahnya, bagaimana cara dia duduk, berbicara pada orang lain, dan bagaimana dia tertawa.

"Maaf kal. aku telat banget nih."

Tepukan dari Wira di punggungnya, menyadarkan Haikal dari lamunannya tadi. Untung saja tidak banyak pelanggan hari ini.

"Gak apa. santai aja." Haikal menoleh pada temannya yang super sibuk itu.

"Kamu kenal sama orang itu?" Tanya Gia, begitu mereka duduk bersama temannya yang lain.

"Gak tuh!" Elak Zee. Dia akan pura-pura tidak mengenalnya, pura-pura tidak terjadi apapun semalam, dan pura-pura tidak melihat itu juga.

Astaga, Zee jadi teringat tentang tubuh indah pemuda itu, sungguh menyebalkan.

Zee harus pergi ke toilet. dia sudah harap-harap cemas takut bertemu pemuda itu lagi. tapi syukurlah dia tidak melihatnya dimanapun.

Namun sayangnya, Haikal sudah menunggu Zee keluar dari dalam kamar mandi dan menariknya ke suatu tempat.

"Lepas atau aku teriak nih!"

"Teriak aja."

"Kamu!" Geram Zee.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status