Share

Part 22. Dendam Kesumat

Rangga Suta berjalan paling belakang, Nimas Ayu berjalan di tengah sementara Arya Wisesa berjalan paling depan sebagai penunjuk jalan. Mereka bertiga berjalan menyusuri jalan setapak masuk ke dalam hutan belakang Padhepokan. Sesekali Rangga Suta berkelakar mengundang tawa, membuat suasana riang gembira mewarnai perjalanan mereka.

 

"Kanda, lihatlah! burung itu terus mengikuti kita," ucap Nimas riang ketika seekor burung hinggap di dahan pohon tak jauh dari mereka.

"Itu burung cucak wilis, Nimas," ucap Rangga Suta hanya sepintas menatap burung yang sedang berkicau dengan riangnya. 

"Itu memang burung hutan, biar saja dia terbang bebas di alam liar. Jangan ditangkap!" Arya Wisesa menambahkan.

Nimas Ayu mengangguk, bibirnya terus melengkung indah saat matanya menatap burung berjambul kuning itu. 

"Kau boleh mengikuti kami, aku tidak akan menangkapmu," bisiknya lembut. 

Burung itu berputar-putar mengitari mereka sambil ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status