Selamat membaca chapter ini!! Aphrodite duduk dan diikuti oleh Arvies yang sedang menatap wajah cantik adiknya. Arvies sangat bersyukur memiliki adik seperti Aphrodite yang selalu ada untuknya dan Arvies janji akan memberikan yang terbaik untuk Aphrodite karena hanya Aphrodite satu-satunya keluarga yang dia miliki saat ini. “Apakah kakak tidak takut kalau kita akan ketahuan tuan Atland?” tanya Aphrodite dan mendepat gelengan dari Arvies. “Aku tadi sempat mengecoh beberapa pengawal dan aku memanjat dari lantai satu kekamar mu.” Aphrodite membulatkan matanya terkejut pendengar perkataan Arvies. Mansion Atland memang sangat besar dan juga mewah bahkan mansion Atland memiliki empat lantai dan kamar Aphrodite saat ini berada di lantai dua. Hal yang cukup mustahil sebenarnya untuk bisa masuk kedalam kamar Aphrodite karena jarak antara balkon kamar untuk lantai dua sangatlah jauh dari permukaan tanah. “Jangan pernah lagi melakukan hal ini kak karena aku tidak ingin kau terluka,” kata Aph
Selamat membaca!!!! Aphrodite dapat merasakan suhu ruangan yang tiba-tiba turun ketika Dipta melontarkan perkataan itu tetapi Aphrodite tetap menerima minuman yang diberikan oleh Arvies. “Terima kasih tuan,” kata Aphrodite dengan nada pelan.Mereka akhirnya melanjutkan sarapan dengan ditemani oleh candaan yang dilontarkan oleh Dipta dan sejujurnya Aphrodite sangat suka dengan kepribadian Dipta yang sangat ceria. Aphrodite tertawa lepas ketika Dipta melontarkan candaan lucu. Atland dan Arvies menatap Aphrodite yang sedang tertawa. Aphrodite yang sedang tertawa langsung menghentikan tawanya ketika melihat Atland yang menatapnya dengan tajam. “Maaf,” kata Aphrodite dengan nada kecil. “Cepat habiskan makananmu karena kau harus ikut denganku.” “Kita akan kemana tuan?” tanya Aphrodite dan Atland tidak menjawab pertanyaan Aphrodite. Arvies menatap Atland dengan tatapan rumit dan Atland yang merasakan tatapan dari Arvies langsung mengangkat kepalanya dan menatap balik Arvies. “Aku sudah m
Selamat membaca readers!!! Aphrodite sedari tadi menendang udara dengan kedua kakinya sambil membaringkan diri di atas sofa yang tersedia di ruang kerja Atland. “Ciuman pertamaku,” teriak Aphrodite sambil mengacak rambutnya dan bangun dari duduknya.“Dan dia bilang apa tadi?! Dia memintaku jadi simpanannya dan aku dengan bodohnya malah mengangguk!” Aphrodite memekik sambil mencak-mencak di atas sofa. “Aku pasti sudah gila!” Kata Aphrodite sambil menghela napasnya dan bersandar di sandaran sofa. Atland yang sedang mengikuti rapat merasa terhibur dengan tingkah Aphrodite yang sungguh lucu. Di saat wanita lain akan kegirangan karena mendapat ciuman pertama dari Atland maka Aphrodite malah terlihat menyesal. “Tuan…” kata Dames dan membuat Atland meletakkan ponselnya dan melemparkan tatapannya pada seluruh orang yang ada di ruangan kerjanya. “Jadi kalian sudah menemukan orang yang sudah mencuri senjataku?” kata Atland dengan datar sambil menghidupkan rokoknya di udara. Perusahaan yang
Selamat datang di CHAPTER 16!!! Aphrodite makan dengan canggung dan sesekali menatap Atland yang makan dengan tenang. “Kenapa?” kata Atland yang sedari tadi merasa kalau Aphrodite menatapnya. Aphrodite menghela napasnya dan meletakkan box makan makanan yang ada di pangkuannya. “Kau tidak suka makanannya?” kata Atland sambil mengusap bibirnya menggunakan tisu sambil menatap makanan Aphrodite yang baru dimakan sebagian. “Aku tidak ingin menjadi kekasihmu tuan,” kata Aphrodite dengan tegas walaupun saat ini Aphrodite ketakutan dengan tatapan Atland yang jauh lebih datar dari sebelumnya. “Berikan alasanmu kenapa kau tidak ingin menjadi kekasihku!” kata Atland dengan nada datar dan membuat Aphrodite menghela napasnya dengan kasar. “Jangan memperumit segalanya tuan apalagi aku ini hanya pembantu dan kau adalah tuanku,” kata Aphrodite mencoba menyadarkan Atland tentang status mereka tetapi Atland menolak gagasan Aphrodite lewat tatapan matanya. “Lagipula kau mempunyai kekasih tuan dan ak
Hallo semua selamat membaca!!! Atland merawat Aphrodite dengan baik ketika Aphrodite terserang demam semalam dan bahkan Atland meminta dokter untuk memeriksa Aphrodite di tengah malam. “Saya sudah menyuntikkan obat penurun panas tuan dan jika tuan berkenan tuan bisa memeluk nona dengan keadaan shirtsless,” kata dokter Adnan dengan sopan. Atland mengkode Dames lewat tatapa matanya untuk mengantarkan dokter Adnan keluar dari dalam kamarnya. Atland menatap wajah pucat Aphrodite dan kemudian melepaskan baju hitam yang melekat di tubuhnya sebelum naik keranjang dan menarik Aphrodite kedalam pelukannya. Atland bahkan bisa merasakan tubuh panas Aphrodite yang seakan membakar dirinya juga. “Cepatlah sembuh,” kata Atland sambil bergumam dan mengeratkan pelukannya pada Aphrodite dan tanpa sadar Atland tertidur nyenyak sambil memeluk Aphrodite. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat sehingga matahari sudah menunjukan cahayanya dari tiga jam yang lalu tetapi kedua anak manusia tersebut masih
Selamat datang di chapter ini! Happy reading ^_^Aphrodite merasa kalau saat ini dia sangatlah cengeng padahal biasanya Aphrodite sangat berlapang hati ketika sesuatu menimpanya. Seharusnya Aphrodite tidak perlu merasa sedih jika Atland berlalu kasar padanya tetapi entah kenapa Aphrodite merasa terluka dengan perlakukan Atland tadi. Aphrodite buru-buru menghapus air matanya ketika Atland masuk kedalam kamarnya. Aphrodite menundukkan kepalanya dalam karena tidak ingin Atland menatap dirinya yang sedang bersimbah air mata saat ini. Atland melangkah ke arah Aphrodite dan kemudian mengangkat dagu Aphrodite sehingga mau tak mau mata bengkak Aphrodite menatap lekat kearah Atland. “Aw sakit,” kata Aphrodite pelan ketika Atland mengusap memar di dagu Aphrodite akibat cengkeramannya yang erat. “Setelah ini minum obatmu dan beristirahat,” kata Atland dan kemudian mengecup kepala Aphrodite. Aphrodite menutup matanya untuk meresapi semua perasaan yang ada di dadanya saat ini. Aphrodite sempat
Happy reading everyone! Atland menampilkan wajah tak suka mendengar perkataan Dipta. “Apakah kau sekarang meragukan kemampuanmu sendiri?” kata Atland dengan suara datar dan membuat Dipta mengerjapkan matanya beberapa kali. “Aku tidak meragukan kemampuanku dan aku hanya memberitahukan faktanya padamu Atland!” kata Dipta yang merasa Atland terlalu meremehkan musuh mereka kali ini. “Aku tidak meremehkan musuh kita tetapi aku hanya ingin berkata kalau kita memiliki banyak cara untuk menangkapnya,” kata Atland seolah bisa menebak pikiran Dipta. “Kau berkata demikian karena kau pasti sudah mempunyai rencana bukan?” kata Arvies dengan santai. Atland memberikan isyarat kepada para pengawalnya untuk membawa beberapa minuman alkohol karena mereka pasti membutuhkannya. Seorang pengawal akhirnya membawakan minuman alkohol yang merupakan salah satu minuman termahal yaitu Dalmore 62 yang terbuat dari berbagai macam spirit dan merupakan single malt Scotch Whisky. Dalkore 62 sudah berusia enampulu
Happy reading ^_^Arvies masuk kedalam bar Exodus milik Dipta yang merupakan hadiah ulang tahun dari Atland. “Kau baru saja tiba?” kata Dames sambil memberikan segelas wine kepada Arvies dan mendapat anggukan dari Arvies. “Dimana Atland?” tanya Arvies sambil melihat ke seluruh isi bar. “Dalam perjalan kemari,” kata Dames sambil memegang segelas wine dengan gerakan memutar. “Aku tidak tahu apakah kau bodoh atau berpura-pura bodoh Arvies,” kata Dames dan mendapat tatapan bingung dari Arvies. “Apakah kau pikir tuan Atland tidak mengetahui siapa kau dan hubungan apa yang kau miliki dengan Aphrodite?” tubuh Arvies menegang dan tak lama kemudian Arvies menghela napasnya seolah banyak beban yang menumpuk di dadanya saat ini.Arvies sangat tahu kalau cepat atau lambat Atland akan mengetahui hubungannya dengan Aphrodite. “Aku tahu Dames tetapi aku mempunyai alasan kenapa aku tidak jujur pada Atland,” kata Arvies dan matanya kemudian menatap ke arah Atland yang sedang berjalan kearahnya dengan