Share

CHAPTER 3

Selamat membaca readers!!

Sejak saat itu Aphrodite selalu dibangunkan pada pukul empat pagi hanya untuk meningkatkan staminanya dan yang lebih gila lagi Dames menyuruhnya untuk lari lima puluh kali putaran lapangan besar. Jika Aphrodite gagal maka dia harus mengelilinginya lagi dalam dua kali putaran.

Keringat bercucuran di wajah dan sekitar leher Aphrodite sehingga membuatnya tampak cantik dan seksi disaat yang bersamaan. Apalagi rambutnya yang dicepol ke atas sehingga menunjukkan leher jenjangnya.

“Apakah dia ingin membunuhku?” kata Aphrodite mengeluh dalam hati tetapi wajahnya senantiasa menunjukkan raut wajah datar. “Jika tuan ingin membunuhmu maka tuan sudah melakukannya sejak pertama kali kalian bertemu.” Aphrodite terkejut mendengar tanggapan Dames di belakangnya.

Setelah menghabiskan putaran terakhir Aphrodite langsung menjatuhkan tubuhnya di tanah dan berbaring untuk menetralkan napasnya.

“Bangunlah karena tuan ingin mengetes kemampuan bela dirimu,” kata Dames sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Aphrodite berdiri.

Aphrodite tidak menyangka kalau dirinya akan melawan Atland yang sudah menunggunya untuk bertanding. Aphrodite tidak yakin dia bisa mengalahkan Atland karena Aphrodite tahu kalah Atland bukanlah orang sembarangan apalagi staminanya sudah terkuras ketika berlari tadi.

“Apakah kau serius ingin bertanding denganku?” tanya Aphrodite dengan nada datar dan Atland tidak menjawab dan langsung menyerang Aphrodite.

Pertarungan sengitpun terjadi dah beberapa kali Atland memukul titik sensitif dari Aphrodite sehingga Aphrodite kewalahan untuk menangkis pukulan yang diberikan oleh Atland.

Aphrodite berteriak dengan nyaring ketika tanpa perasaan Atland menendang tubuhnya dan berakhir menabrak tembok di belakangnya. “Kau sudah mempunyai kemampuan yang bagus tetapi kau harus berlatih lebih keras lagi untuk menjadi salah satu orang yang bekerja untukku,” kata Atland dengan kalimat yang panjang sehingga membuat semua orang tercengang di tempat.

Atland tidak akan pernah mengeluarkan suaranya jika hal itu tidaklah penting dan selalu Dames yang akan memberikan arahan dan pelatihan kepada mereka.

“Jika kau menyerah aku masih memberikan satu kesempatan untukmu untuk pergi dari mansionku. Jika kau memilih tinggal disini maka seluruh hidupmu adalah milikku dan jika kau pergi dari mansion ini setelah menjadi bagian dari anak buahku maka kau akan membayarnya dengan nyawa orang-orang di sekelilingmu,” kata Atland dan berjalan meninggalkan lapangan yang menjadi saksi bisu bagaimana Atland menyerang Aphrodite dengan membabi buta.

Aphrodite merasa tubuhnya sangat pegal karena bertarung dengan Atland dan dia harus mengelilingi lapangan yang sangat luas selama puluhan kali.

“Aku juga sebenarnya tidak ingin bekerja denganmu jika kakakku tidak memintanya” Kata Aphrodite dengan suara yang pelan sehingga tidak ada yang mendengar suaranya.

“Tuan maaf kalau saya lancang bertanya tetapi mengapa kau memilih Aphrodite sebagai salah satu pekerja mu?”

Atland menghentikan langkahnya didepan kaca besar yang menampilkan lapangan yang dimana terdapat Aphrodite yang sedang berbaring di atas rumput hijau.

Dames merasa kalau Atland tertarik pada Aphrodite karena Atland tidak pernah menunjuk wanita secara langsung untuk bekerja sama dengannya. Kekasihnya saja saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenangkan hati dari Atland.

Atland berjalan meninggalkan Dames yang menunggu jawaban Atland. Dames selalu tidak mengerti dengan jalan pemikiran Atland yang tidak bisa ditebak. “Latih dia lebih keras lagi karena dia mempunyai kemampuan yang baik untuk ukuran seorang wanita,” kata Atland yang belum terlalu jauh dari tempat Damian berdiri.

“Saya akan melatihnya lebih giat tuan,” kata Dames dan Dames juga tahu kalau Atland tidak akan menjawab pertanyaannya.

Aphrodite masuk kedalam dapur dan meneguk air dengan sangat banyak karena rasa haus setelah berolahraga di pagi hari apalagi ketika dia bertarung bersama Atland.

Aphrodite melihat dapur yang dan terdapat banyak orang yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. “apakah kalian membutuhkan bantuan?” kata Aphrodite dengan nada datar dan sesungguhnya Aphrodite hanya ingin membantu tanpa menjalin pertemanan dengan mereka karena Aphrodite sudah terbiasa untuk sendiri dan tentu saja Aphrodite merasa lebih nyaman bersama anak-anak panti.

“Lebih baik kau mandi terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhmu dari kotoran dan setelah itu kau bisa membantu kami untuk memasak,” Kata salah satu pelayan dan membuat Aphrodite langsung melangkah kearah kamarnya.

Aphrodite melangkah ke arah kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan rapat. Bunyi ponselnya membuat Aphrodite mengurungkan niatnya untuk melangkah ke arah kamar mandi. “Apakah kau sudah berhasil masuk kedalam mansion milik pria itu?” kata seseorang yang menelpon Aphrodite.

“Apakah kau tidak memiliki pertanyaan yang lebih baik kak?” kata Aphrodite sambil mendengus dan membuat pria itu tertawa karena suara adiknya yang sedang kesal. “Kakak sangat senang karena kau sudah berada di tempat yang aman dan kakak hanya ingin kau bertahan di sana sebentar lagi sampai kakak menjemputmu,” kata pria itu dengan sungguh-sungguh.

“Baiklah tetapi aku harap kakak tidak akan lupa kalau aku bukanlah orang yang sabaran,” kata Aphrodite dan membuat pria itu berdehem pasrah dengan sifat keras kepalanya adiknya.

“Bagaimana kau bisa mengenal Atland dan mengirimku kesini? Aku harap kau tidak mencoba mengalihkan pembicaraan atau mematikan panggilannya,” kata Aphrodite tegas karena kakaknya selalu melakukan kedua hal itu ketika tidak ingin memberitahukan apa yang terjadi kepada adiknya.

“Kakak bekerja untuk Atland sebagai hacker dan jangan memotong ucap akan kakak,” kata pria itu karena tahu adiknya akan memotong perkataannya. “Baiklah aku tidak akan memotong perkataanmu sampai kau selesai berbicara tetapi aku mohon kepadamu untuk tidak membohongiku,” kata Aphrodite sambil mencoba menahan segala pertanyaan yang mulai muncul di kepalanya.

“Awalnya kakak bekerja sama dengan Atland karena kakak ingin mengungkap kebenaran tentang pembunuhan kedua orangtua kita karena saat itu kakak mendapat bukti kalau keluarga Atland terlibat tetapi karena kakak tidak mempunyai kekuatan yang cukup sehingga kakak mencoba untuk menggunakan kepintaran kakak untuk bekerja sama dengan Atland dan mencoba mencari bukti yang akurat tentang keterlibatan keluarga Atland.” Pria itu menghela napasnya sebentar dan hal itu membuat Aphrodite berdebar dengan kelanjutan cerita dari kakaknya.

Aphrodite sungguh takut kalau Atland ternyat terlibat dengan pembunuhan kedua orang tuanya. “Kau ingat perkataan Atland jika kita bekerja dengannya maka tidak boleh berkhianat, jika tidak maka keluarga kita akan menanggungnya oleh karena itu kakak sangat menutup rapat identitasmu dan mengubah identitas kakak. Seiring berjalannya waktu kakak mendapat fakta kalau orang yang membunuh kedua orang tua kita adalah orang yang sama yang telah membunuh kedua orang tua Atland. Kakak akhirnya mengubah rencana kakak yang dulunya ingin menghancurkan Atland berbalik untuk menghancurkan musuh yang sama dengan musuh Atland.”

Aphrodite merasa kalau cerita kakaknya sungguh rumit dan membuat kepalanya sakit tetapi Aphrodite tetap membiarkan kakaknya meneruskan perkataannya.

“Kakak tidak memberitahukan Atland tentang hal ini karena pada dasarnya kakak adalah seorang pengkhianat dan kakak takut untuk memberitahukan hal ini kepada Atland dan pada akhirnya Atland akan menyakitimu. Atland selalu memegang teguh perkataannya tentang pengkhianatan walaupun tujuan kakak hanya ingin mencari tahu kebenaran tetapi kakak yakin Atland tidak akan menerima alasan yang kakak berikan. Memang kakak merasa bahwa tindakan kakak saat ini sangat beresiko untuk mendekatkan mu dengan Atland tetapi kakak tidak ingin kau terluka apalagi beberapa saat yang lalu ada pesan anonim yang mengirimkan fotomu ketika bermain bersama anak-anak panti.”

Aphrodite mengerutkan keningnya tak paham dengan penjelasan kakaknya. “Lalu kenapa kakak membuat skenario seperti ini? Aku sungguh tidak paham kak!” kata Aphrodite dengan nada bingung.

“Karena Atland tidak akan mungkin mengenal dirimu sebagai adikku karena aku akan berusaha untuk menutup identitas dirimu. Kakak akan mencari tahu siapa yang mengirim pesan anonim itu dan setelah kakak menyelesaikan masalah ini maka kakak akan mencoba mengeluarkan mu dari mansion Atland.” Aphrodite menghela napasnya dengan kasar.

“Aku tidak mengerti jalan pikiranmu kak tetapi dengan kau menempatkan ku disini maka kemungkinan besar Atland akan tahu tentang identitas diriku sebagai adikmu dan sama saja kita telah menipu dirinya untuk yang kedua kali,” kata Aphrodite dengan nada frustasi dan membuat pria itu menghela napasnya kasar.

“Kakak akan mencoba menyelesaikan masalah ini dalam satu bulan tanpa diketahui oleh Atland dan kakak mohon padamu untuk bertahan disana sebentar saja sampai kakak menyelesaikan masalah ini,” kata pria itu sambil memohon dan Aphrodite sama sekali tidak bisa menebak jalan pemikiran kakaknya padahal saat ini bisa saja Atland telah mengetahui rencana kakaknya.

“Satu hal yang ingin aku katakan padamu Rein kakak akan mencoba menutupi identitas dirimu dari Atland karena kakak yakin tempat lain tidak akan aman lagi untukmu kecuali mansion Atland dan sangat sulit bagi musuh untuk mengendus keberadaanmu ketika berada didalam mansion Atland,”

Bersambung…

Heii semua terima kasih karena sudah membuka chapter ini dan semoga kalian suka sama chapter kali ini yahh.

Jangan lupa untuk vote dan kirim komentar sebanyak mungkin yahh!

Salam hangat Mrs. Styles ^_^

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status