Alisa memandang dapur yang begitu sangat besar dan juga mewah. Dapur yang memiliki desain warna abu-abu dan juga hitam itu terlihat begitu sangat elegan. Alisa memandang ke sekeliling dapur tersebut. "Bukannya pelayan di sini banyak by," ucapnya ketika melihat tidak ada satu orangpun pelayan di dapur itu.
"Hubby suruh istirahatkan mereka sebentar. Katanya Isa mau buatin hubby kopi,” ucapnya yang tersenyum memandang istrinya.
Alisa Sedikit tersenyum saat mendengar ucapan suaminya. "Hubby duduk aja dulu, Isa buatkan kopi,” ucapnya yang meminta agar suaminya duduk di meja makan yang ada di dapur tersebut.
Attar menganggukkan kepalanya. Pria itu menuruti perintah istrinya. Namun sebelum pergi pria itu mencium pipi istrinya terlebih dahulu.
"Nanti ada yang lihat by," ucap Alisa memandang suaminya.
Atar tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. "Di sini nggak a
Attar masuk ke dalam kamar. Dilihatnya istrinya yang sedang sibuk membersihkan kamarnya. "Lagi ngapain sayang," ucapnya yang memeluk istrinya dari belakang. Alisa memutar kepalanya dan memandang wajah suaminya. "Isa lagi bersihin kamar by. Isa mau cuci sprei,” ucapnya. Atar memandang sprei di atas tempat tidur. Ia tersenyum dan membalikkan tubuh istrinya sehingga berhadapan dengannya. "Nanti pelayan yang nyuci,” ucapnya. "Jangan by, Isa aja," ucap Alisa. "Enggak apa Sayang itu semua tugas pelayan,” ucapnya. Alisa menggelengkan kepalanya. "Isa jadi malu kalau ada yang lihat,” ucapnya. Atar memeluk istrinya dan mencium bibir istrinya. Alisa memandang wajah suaminya ketika suaminya melepaskan bibirnya setelah suaminya puas mencium bibirnya. "Apa hubby nggak bosan-bosan cium bibir Isa,” ucap
"Ada apa sih by, Isa lagi nelpon mama, hubby malah narik-narik baju,” ucap Alisa yang mengomel memandang suaminya. Pria itu tidak menjawab pertanyaan istrinya, ia menarik tangan istrinya hingga tubuh istrinya semakin merapat dengannya. "Hubby mau ngapain,” tanya Alisa ketika suaminya mencium bibirnya. "Mumpung masih jam 8 sayang," ucapnya dengan suara yang terdengar serak. “Kalau masih jam 8 Kenapa by?" tanya Alisa yang belum mengerti maksud suaminya. "Masih sempat sayang satu kali," ucapnya mengangkat jarinya. Alisa menggelengkan kepalanya. Namun ia sudah tidak mampu untuk menolak ketika suaminya mulai menguasainya. Alisa mulai menikmati sensasi rasa kelembutan dan manis bibir suaminya. Alisa sudah tidak mampu untuk menolak. Ia hanya bisa pasrah dan menikmati rasa geli namun nikmat ketika Suaminya mencium leher dan daun telinganya.
"By Ini menunya kenapa banyak banget by,” ucap Alisa ketika melihat hidangan yang memenuhi meja makannya. Air liurnya terasa menetes saat melihat hidangan yang begitu sangat menggugah selera."Biar Isa enak milihnya,” ucap Attar yang tersenyum memandang istrinya."Kalau nggak habis boleh dibawa pulang by?" tanyanya.“Kenapa mau dibawa pulang,” tanya Attar.“Sayang by kalau ditinggal, apalagi menunya enak-enak seperti ini. Nanti bila Isa lapar, masih bisa Isa makan," ucapnya yang tersenyum lebar sambil memasukkan nasi ke dalam piringnya.Attar tersenyum memandang wajah istrinya yang begitu amat polos. Attar mengusap kepala istrinya, “kalau Isa mau bawa pulang boleh,” jawabnya."Nanti Isa juga bawain untuk
"Ini suami Isa Bu, Isa udah nikah,” ucap Alisa. Ibu Aminah sangat terkejut saat mendengar ucapannya, matanya terbuka dengan sangat lebar. “Kenapa Isa nggak ngasih tahu ibu,” ucapnya. “Isa kemarin nikahnya buru-buru Bu, dan di rumah sakit. Isa nikah sebelum mama di operasi, makanya belum sempat ngasih tahu ibu. Resepsinya juga belum, masih nunggu Mama sehat dulu,” ucapnya. Aminah tahu bahwa Alisa bukan gadis yang suka berhubungan dengan laki-laki, dia cukup bingung mendengar apa yang disampaikan oleh Alisa. Namun Ia hanya berusaha untuk menganggukkan kepalanya seakan ia tidak ingin mengetahui apa alasannya. Walaupun dia begitu sangat penasaran. "Ibu kenalin ini suami Isa,” ucap Alisa memperkenalkan suaminya. "Nama saya Attar,” ucapnya yang menjulurkan tangannya. “Aminah,” jawab Ibu Aminah saat menjabat tangan A
"Bi, Isa mandi dulu ya by," ucap Alisa ketika sudah berada di dalam kamarnya."Mandi berdua ya sayang,” ucap Attar yang membuka kancing baju kemeja yang dipakainya.Dengan cepat Alisa menggelengkan kepalanya, "nggak mau,” jawabnya.“Kenapa,” tanya Attar yang tersenyum tipis memandang wajah istrinya yang sudah mulai memerah.“Nanti hubby suruh Isa yang aneh-aneh,” ucapnya.Attar tertawa saat mendengar ucapan istrinya. “Aneh-aneh bagaimana,” tanyanya.“Pokoknya Isa nggak mau." Alisa menolak tubuh suaminya yang akan memeluknya."Ingat pesan mama, nolak dosa,” ucap Attar."Hubby tahu dari mana Mama ngomong seperti itu?" tanya Alisa yang menatap mata suaminya. Matanya terbuka dengan sangat lebar."Pagi tadi mama nanya, sewaktu
"Hubby setelan jasnya banyak, tapi kenapa nggak pernah dipakai?” Alisa merasa sangat binggung ketika melihat suaminya yang tidak pernah melihat suaminya memakai setelan jas dan juga dasi.Alisa mencari jas yang menurutnya sangat bagus. Alisa mengeluarkan jas yang berwarna abu-abu pekat dari dalam lemari. "Ini hari Senin, siapa tahu hubby pakai jas dan juga dasi,” ucapnya yang meletakkan jas itu di atas tempat tidur.Alisa kemudian mengambil baju kemeja yang tersusun rapi di deretan baju baju kemeja suaminya. Alisa memilih baju kemeja panjang lengan berwarna biru pekat.Alisa juga memilih dasi yang begitu sangat banyak tersimpan di dalam box khusus dasi yang ada di dalam lemari. Alisa memilih dasi yang sesuai dengan warna kemeja yang akan dipakai suaminya.Ia memandang kagum saat melihat perlengkapan ke kantor suaminya. Dasi, setelan jas, kemeja, dan juga ko
By, Isa kuliah dulu," ucap Alisa yang menempelkan punggung tangan suaminya di keningnya.Attar tersenyum memandang istrinya. Diciumnya kening istrinya dengan sangat lembut. Ia kemudian menempelkan bibirnya di bibir istrinya.Alisa menolak tubuh suaminya. "By, Pak Jo lihat," ucapnya berbisik di telinga suaminya.Attar menutup kaca pembatas bagian belakang, agar supirnya tidak mendengar dan juga tidak melihat Apa yang dilakukannya di belakang."Aman sayang, pak Jo gak akan lihat dan juga dengar apa yang kita bicarakan." Pria itu meyakinkan Istrinya."Tapi by" Alisa yang tidak melanjutkan ucapannya ketika bibir suaminya sudah menyentuh bibirnya. Alisa meremas kerah jas yang dipakai suaminya, ketika suaminya mencium bibirnya. Suaminya mencium bibirnya cukup lama hingga nafasnya terdengar cukup berat ketika suaminya melepaskannya."Tadi di rumah su
“Tumben pakai jas," uca Farhan yang duduk di depan Attar.Attar memandang sahabatnya, yang juga merangkap sebagai asisten pribadinya. Pria itu kembali fokus dengan layar komputer.“Tumben dasinya gak rapi." Farhan yang kembali mengkritik penampilan bosnya.“Alisa yang pasangkan." Attar sedikit tersenyum dan memegang dasinya."Lupa aku kalau pak bos sekarang sudah jadi pengantin baru," ucapnya dengan senyum mengembang di bibirnya. “Pantas betah pakai setelan jas dan dasi." Farhan yang masih terus berkomentar. Ia kenal benar sifat sahabatnya yang tidak pernah betah memakai setelan jas dan dasi. "Penampilan pengantin baru itu selalu segar ya,” ucapnya yang mengangkat alisnya. Farhan tidak ada henti-hentinya berkomentar meskipun orang yang duduk di depannya tidak menghiraukan ucapnya.