Share

16. Merindu Cinta

“Mas Gavin,” ucap Aneska balik saat mendapati sosok pria yang semalam baru saja dilihatnya. “Pa-Papa yang sakit, Mas. Papa enggak respons pas aku bangunin tadi. Aku takut sesuatu terjadi sama Papa, makanya aku bawa ke sini.”

“Biar aku periksa kalau begitu.”

Aneska mengangguk dan memaku pandangan kepada punggung Gavin yang perlahan memasuki ruang UGD. Setelahnya, gadis itu memilih duduk di bangku besi sambil terus merapalkan doa.

“Sembuhkan Papa, Tuhan. Hanya dia yang aku punya sekarang.”

Aneska meremas kuat jemarinya sambil sesekali menatap pintu yang masih tertutup sejak tadi. Dadanya bergemuruh hebat membayangkan hal buruk yang akan menimpa sang ayah. Namun, melihat Gavin keluar dengan wajah yang tenang, gadis itu segera bangkit dan mendekat.

“Papaku bagaimana, Mas? Baik-baik saja, kan? Papa enggak apa-apa, kan?”

Sambil mengangguk, pria itu menyunggingkan senyuman. “Tekanan darahnya tinggi banget, Nes. Untung saja cepat dibawa ke sini, jadi bisa cepat ditangani. Tapi, untuk du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status