"Kamu sudah dengar tentang rumor yang beredar di kalangan bangsawan mengenai Tuan kita yang meminta maaf kepada sang Nyonya di lantai dua aula dansa kerajaan,""Memang tidak banyak orang-orang memperhatikan yang terjadi saat permintaan maaf itu berlangsung, karena kejadian itu terjadi di lantai dua di aula dansa dan Tuan Duke menggunakan topeng yang cukup umum dikalangan laki-laki,""Bukankah ini bagus hubungan Nyonya dan Tuan semakin erat? Nantinya akan ada Tuan Muda Mini yang harus kita layani," ucap para pelayan dengan bersemangat sambil membersihkan debu-debu di lorong-lorong mansion yang besarDi sisi lain Ruby yang ruangannya tidak jauh dari lorong yang dibersihkan oleh para pelayan hanya bisa tersenyum kaku menatap para pegawainya yang bekerja tidak jauh dari mejanya. Ruby merasa malu mendengarkan suara para pelayan yang sangat asik berbincang-bincang di depan lorong yang tidak jauh dari ruangan kerja ini di dengarkan oleh para pegawainya. Dia tidak menyangka akan menjadi topik
"Eh? Apa maksudnya?" tanya Ruby dengan tatapan kebingungan ketika melihat seringai yang muncul di wajah RichardRichard yang menyeringai sambil bangkit dari kursinya berjalan menuju ke arah Ruby membuat Ruby, semakin bingung dan tidak bisa menebak yang akan dilakukan oleh Richard kepada dirinya. Tapi yang sangat jelas Ruby merasakan firasat berbahaya dari dekatnya Richard yang perlahan-lahan mendekatkan dirinya dengan dirinya, perlahan-lahan juga Ruby mudur menjauh dari Richard. Dia takut jika Richard akan melakukan sesuatu yang membuat dirinya tidak aman."Ruby, kenapa kamu terus mundur sampai ke sudut kursi?" tanya Richard yang langsung menampar sandaran kursi paling ujung supaya Ruby tidak dapat bangkit dari kursi dengan wajah yang sangat dekat'Kenapa dia melakukan kabedon seperti yang ada di dalam komik romantis?' ucap Ruby di dalam hatinya dengan gugup berusaha sebaik mungkin untuk menghindari tatapan lurus dari Richard"Aku hanya merasa kepanasan jika berada di dekatmu jadinya
"Ruby, kamu harus makan yang banyak," "Jika tidak nantinya kamu tidak memiliki banyak tenaga nantinya," ucap Richard dengan lantang dan senyuman di dalam ruangan makan dengan banyaknya para pelayan yang berdiri di sudut ruangan Para pelayan mansion yang mendengarkan ucapan lantang yang diucapkan langsung oleh Richard langsung memerah malu dan menundukkan kepala, Ruby yang melihat sudut ruangan yang penuh dengan pelayan berbaris berwajah merah dan tertunduk malu langsung paham dengan yang dipikirkan oleh orang-oranga itu. Kesalahpahaman yang dimulai dari sebuah koran yang beredar dimasyarakat hingga sampai ke para pelayan mansion Cereus yang selalu mendengarkan ucapan-ucapan dari Richard yang begitu lantang membuat Ruby sering diberikan berbagai macam barang untuk merasangsang nafsu oleh para pelayan yang asalnya entah darimana. Richard malah dengan santai seperti orang yang tidak memiliki kesalahan apapun kepada kesalahan yang dia lakukan secara tidak langsung."Aku... Aku sudah cuk
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere