"Sudah, kalian tidak perlu berdebat." pungkas Lysia, dia telah memutuskan sekarang. Garry memandang Lysia dengan harapan bahwa Lysia akan meminta cerai kepada suaminya. Sedangkan Arini, dia menatap kesal Lysia dan berharap bahwa Lysia tidak mengganggu Garry setelah ini. "Baiklah Lysia. Karena aku tahu apa yang telah terjadi, dan apa yang sudah menyebabkan Garry terluka. Maka aku putuskan bahwa suamimu akan aku laporkan ke dalam penjara," tekan Arini. Ini adalah kesempatan untuknya agar Lysia bisa lebih menderita lagi. Kalau sampai suaminya dipenjara maka Lysia akan menanggung malu seumur hidup. Kesempatan emas untuk Arini membalas dendam tentang rasa sakit hati karena Garry yang selalu mencemaskan Lysia."Arini kamu tidak mengerti, suamiku tidak bisa ditentang seperti itu," jelas Lysia bingung. Kalau sampai Arini melakukan itu, maka dia sendiri yang menggali kuburan untuknya.Garry terdiam, akhirnya dia sadar kalau memang Ivander Brxian Dxel tidak akan menyerah semudah itu. Jika me
Bi Surti membungkuk hormat saat melihat Ivander memasuki rumah. Ivander melangkah dengan terburu-buru dan melewati Bi Surti begitu saja. Lalu, langkahnya terhenti ketika melihat ada orang yang begitu mengejutkan sedang duduk di kursi utama dan menatapnya.Kylie dan Axel sedang duduk menyantap sebuah cemilan dan memandang putranya yang baru datang. "Mamah … Papa …? Kalian kapan datang?" tanya Ivander terkejut. Kylie langsung beranjak berdiri dan menghampiri Ivander. Lalu, dia pun membawa putranya untuk duduk. "Kamu habis darimana?" tanya Kylie. "Seperti biasa, Mah," jawab Ivander tersenyum miris. Orang tuanya pasti akan menanyakan tentang kondisi Lysia sekarang, apa yang harus Ivander lakukan. Lalu, Ivander pun menoleh ke arah Bi Surti dan menatapnya. Bi Surti langsung saja menggelengkan kepala memberikan respon kalau dia belum mengatakan apapun. "Mama baru datang?" tanya Ivander. "Kami baru datang, Ivan. Kenapa wajahmu pucat begitu?" tanya Axel. Ivander langsung saja refleks m
"Lysia, habis dari mana saja, kamu?" tanya Irfan saat Lysia baru memasuki rumahnya. Irfan sedang menunggu Lyisa di kursi ruangan utama dan menatap dia dengan datar. Lysia tersenyum lembut dan melangkah ke arah Irfan. "Irfan, aku tadi habis periksa kandungan," jelas Lysia. "Aku tahu kalau tadi kamu pergi ke rumah sakit untuk cek kandungan. Tapi, kenapa kamu pulang sesore ini?" tanya Irfan. Lysia pulang sore karena menemani Garry di rumah sakit. Dia, Garry dan Arini mengobrol sampai kelepasan waktu dan membicarakan soal persembunyian Lysia. "Hmm, aku bertemu teman lama. Jadi, sampai kelupaan mengobrol seperti itu. Maafkan aku," jelas Lysia. "Tidak-tidak, jangan meminta maaf. Aku hanya merasa heran karena kamu pulang telat. Jangan sampai kamu terlibat masalah, itu saja," jelas Irfan. "Syukurlah aku selalu aman sampai saat ini. Akan tetapi …." Lysia tidak melanjutkan kata-katanya karena merasa begitu ragu untuk menjelaskan kepada Irfan. "Ada apa, Lysia? Bukannya aku menepati janj
Lysia menunduk, dia membeku. Sungguh tidak menyangka bahwa Irfan akan melakukan ini. Hatinya sama sekali tidak bisa terbuka seperti itu, dia tidak akan bisa menerima pria lain untuk saat ini. Juga, Irfan baginya hanyalah teman dekat, tidak akan bisa lebih ….Irfan meletakan kedua telapak tangannya di pipi Lysia. Lalu, mendekatkan keningnya sehingga kening mereka bersentuhan. "Jawab aku, Lysia. Kalau sampai aku menyukaimu apakah kamu bisa menerimaku?" tanya Irfan. Dia akan melakukan segala cara agar bisa membuat Lysia menjauh dari Ivander. Akan lebih menyenangkan bila dia bisa merebut wanita yang dicintai oleh kakaknya itu. Lysia mendorong pelan tubuh Irfan dan langsung saja memunggungi dia. "Irfan jangan seperti ini, aku sungguh tidak ingin hubungan kita seperti itu. Kita hanyalah teman, itu saja," pungkas Lysia. Tanpa membuang waktu lagi, akhirnya Lysia langsung melangkah pergi untuk mengemasi semua barang-barangnya. Irfan menatap kepergian Lysia ke arah kamarnya, dia menyering
Mereka sampai di kota Sharklig. Irfan membawa Lysia ke hadapan rumah sederhana di kota itu dan tersenyum lembut menatapnya. "Lysia, kamu pasti akan aman tinggal disini. Ini adalah kota yang terbaik dan pasti suamimu itu tidak akan datang kemari," ucap Irfan enteng. Irfan tahu kalau Ivander tidak akan mencari ke kota Sharklig karena ini kota orang tua mereka. Juga, yakin kalau Ivander tidak akan berpikir untuk mencari Lysia di kota ini.Lysia menatap wajah Irfan yang terlihat begitu manis. Juga terlihat begitu tulus. Dia pun tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya yang memegangi sebuah koper, beserta mengatupkan tangannya di dada."Makasih banget, Irfan. Kamu selalu ada untuk membantuku. Aku janji akan membalas semua kebaikanmu suatu saat nanti," jelas Lysia. Dia begitu merasa berhutang budi sehingga mengatakan akan membalas apa yang telah Irfan lakukan. "Hiduplah yang tenang disini, Lysia. Jaga dirimu baik-baik, aku akan menagih janjimu kelak," balas Irfan menyunggingkan seny
Kylie menatap Irfan dan menghela nafas berat. "Kau datang kemari bukan untuk meminta maaf dengan tulus. Melainkan hanya ingin menambah keretakan keluarga kita," balas Kylie tajam.Kylie tahu kalau Irfan ingin mewujudkan keinginan kekasihnya yang sudah tiada itu untuk menghancurkan hubungan keluarga Brxian Dxel. Disaat seperti ini, Irfan pasti akan memanfaatkan kesempatan agar Ivander dan Kylie tidak berhubungan dengan baik. Irfan tersenyum miris, "Mam, aku hanya menginginkan keadilan. Kau seharusnya bersikap adil antara Kakak dan diriku," jawab Irfan. "Pembahasan ini tidak akan ada akhirnya, Irfan. Jadi, tolonglah jangan sampai kau terus menambah beban kami. Kau sudah cukup membuat hubungan kau dengan kami itu renggang. Jangan buat juga hubunganku dengan Mama seperti hubunganmu," potong Ivander. Kylie harus meluruskan semuanya. Sudah cukup dia memberikan waktu untuk Irfan agar dia bisa melakukan apa yang dia mau selama ini bahkan sampai meninggalkan keluarga. Sekarang tidak lagi.
Ivander duduk di sisi jalan raya. Dia menatap kendaraan yang berlalu-lalang disana selama beberapa jam. Lalu, seseorang yang terlihat tangguh tiba-tiba saja datang menemuinya. "Tuan," sapa David membungkuk penuh hormat. Ivander tidak menoleh sedikitpun ke arah David. Sekarang dia tidak tinggal bersama siapapun dan tidak berniat untuk membawa apapun. Padahal jika dia ingin, walaupun dia sudah meninggalkan keluarga Brxian Dxel, tapi dia mempunyai aset sendiri. Dia tidak akan kesusahan untuk tinggal sendiri. Ivander menyadari semua kesalahannya, jadi dia pun ingin mencoba untuk menjalani hidup sendiri dan sederhana tanpa harus membawa apapun. Dia akan memulai kehidupan dari nol dan akan memulai semuanya dari awal. "Tuan, saya sudah menyiapkan tempat yang layak untuk Tuan tinggal," ucap David. David sudah mengetahui apa yang terjadi menimpa atasannya dan segera mungkin dia langsung membeli rumah untuk tuannya tinggal. Ivander menatap kosong, yang ada dipikirannya saat ini bukan tem
"Garry, bisakah kamu menghargai aku sedikit saja?" geram Arini. Walaupun Lysia tidak ada, nyatanya Garry masih berada jauh darinya. Hati Garry, dan pikirannya tetaplah bersama dengan Lysia. Arini tidak bisa berbuat apapun lagi, ada dan tidak adanya Lysia itu sama saja.Sebelumnya Arini bisa sedikit lega dengan ketidak beradaanya Lysia, sekarang dia rasanya sedikit menyerah. Padahal Arini ingin membawa Garry ke pesta di Sharklig untuk memamerkan bahwa dirinya juga mempunyai pasangan yang pantas untuknya. Yaitu CEO dari Garytriach enterprise. "Arini … bukan seperti itu," jawab Garry. Dia pun sedikit merasa bersalah dengan ucapannya sendiri yang mungkin menyinggung perasaan Arini. Garry tahu kalau Arini berniat baik untuk mengajaknya ke pesta agar bisa merilekskan pikiran. Tiba-tiba saja sekretarisnya Garry masuk dan menghadap. Dia terlihat begitu cantik menawan dengan setelan jas terbaik dan rambut yang dikuncir kuda. "Maaf Tuan, mengganggu waktunya sebentar. Saya kemari hanya ingin