Share

Rencana Lo Apa, Narendra?

"Lo mikir nggak, sih?" Abimana menghampiri sepupunya kesal, "Gue panik nyariin lo dari tadi!"

"Aku sudah menitipkan pesan kepada sekretaris. Kenapa kamu harus panik?" Narendra bertanya tanpa rasa bersalah kemudian kembali menikmati mie seduh instant-nya.

"Gue ke ruangan lo dan pas lihat itu ruangan kosong langsung panik. Mana gue tahu lo ke sini. Sejak kapan lo demen ke mini market?"

"Tadi si Bos tiba-tiba kangen mie instant, Pak. Katanya dia pengin makan micin kayak selama di kontrakan. Ya udah aku ajak ke sini aja. Tadi mau ajak ke kantin di basement tapi nggak jadi karena di situ penuh dengan supir dan bodyguard. Bisa panjang urusan kalau mereka lihat si Bos. Nanti dikira ada sidak atau apa."

Abimana tertawa mendengar celotehan Badi, "Masuk akal, sih! Bisa-bisa pada takut buat jajan di kantin lagi, kan?"

"Daripada berisik mending kamu beli mie seduh instant dulu. Pilih yang rasa kari. Di antara semua rasa, yang kari paling enak."

"Menurut

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status