Share

5. Tato Elang.

Nick  masih ingat dengan jelas bahwa bayi mungil itu diberi tato elang sebagai tanda bahwa dia putra mahkota keluarga Glendale.

"A_apa pemuda ini tuan muda? Kenapa tato ini sangat mirip dengan tato milik tuan muda?"

Nick masih melihat dengan teliti tato itu.

"Tu_tuan muda!"

Nick membuka mulutnya lebar setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Dengan sekuat tenaga Nick menggendong tubuh tak berdaya itu di punggungnya.

Nick  menuruni bukit dengan hati hati, setelah susah payah akhirnya Nick sampai di mobil. Dengan napas yang masih ngos ngosan Nick membuka pintu belakang mobil nya, memasukan pemuda itu dan membaringkannya dengan pelan disana.

Tanpa memikirkan kondisinya Nick, langsung masuk kedalam mobil kemudian melanjutkan perjalanannya.

Beberapa bagian tubuhnya terluka.

Entahlah mungkin tergores ranting atau apa Nick tidak begitu peduli. Rasa sakit di tubuhnya tidak sepadan dengan gemuruh hatinya setelah melihat tato elang di tubuh pemuda yang sekarang terkapar tidak berdaya di jok belakang mobilnya.

Semoga saja apa di pikirnya memang benar.

Namun ada yang mengganjal dalam pikiran Nick.

Jika pemuda itu orang yang dia cari kenapa kondisinya seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi?

Apa musuh Glendale sudah mengetahui identitas tuan mudanya?

Tidak! Itu tidak mungkin.

Karena selama ini semua orang tahu jika tuan muda Glendale meninggal dalam kecelakaan bersama dengan orang tuanya.

 Dengan kecepatan tinggi Nick terus memacu mobilnya, sesekali Nick melirik kaca spion untuk memastikan keadaan orang yang dibawanya.

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Nick tiba di rumah sakit Sentral Medika.

Salah satu rumah sakit milik keluarga Glendale.

"Suster  cepat tolong!"

Nick berteriak begitu sampai di depan rumah sakit. Dua orang suster yang sudah menunggunya dari tadi langsung berlari sambil mendorong brankar.

Sebelumnya Nick sudah mengabarkan jika dirinya akan datang ke rumah sakit dengan membawa pasien kritis.

Nick  mengangkat tubuh yang semakin lemah itu, membaringkannya di brankar. Kemudian suster membawanya ke ruangan UGD untuk pemeriksaan.

Nick menunggu di kursi tunggu dengan hati gelisah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus memberitahu ini pada Tuan Glendale?"

Dreeettt!

Getar ponsel di saku celananya membuyarkan lamunan Nick.

"Tuan Glendale."

Dengan sedikit ragu Nick mengangkat panggilan tuan Glendale.

"Nick,  apakah kamu sudah menemukan Nera bersama cucuku? Lalu dimana kau sekarang!"

 Glendale berbicara sedikit berteriak membuat Nick sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.

Nick menarik napas dalam dalam sebelum menjawab pertanyan Glendale.

"Maafkan saya tuan, saya tidak menemukan Nera, warga bilang Nera sudah pindah sejak lama dan…" Nick menjeda ucapannya.

"Dan apa Nick! Jangan membuatku kesal!" bentak Glendale.

"Dan. Em, dan itu." 

Lidah Nick tiba tiba terasa kelu hingga Nick kesulitan untuk menyampaikan informasi penting ini.

"Nick!" 

Teriak Glendale, membuat Nick menelan ludahnya dengan kasar.

Walaupun Glendale berumur namun jiwa mudanya masih melekat dalam diri Glendale. 

Dia tidak akan segan segan menghajar bahkan menghukum siapa saja orang yang membuat kesalahan.

"I_iya tuan. Lebih baik tuan datang saja ke rumah sakit Sentra Medika, anda akan tahu semuanya setelah sampai disini tuan."

"Rumah sakit Sentra Medika?"

Glendale memastikan jika dirinya tidak salah dengar.

"Iya tuan."

____

Setelah mematikan telepon, Glendale langsung pergi ke rumah sakit yang disebutkan Nick tadi diantar oleh supir pribadinya.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nick?

Atau mungkin? Bukan Nick  yang sakit melainkan Nera atau justru cucuku  sendiri?

Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin.

Glendale mencoba menepis semua pikiran buruk yang menghampirinya.

Bagi Glendale Nick  sudah seperti cucunya sendiri, dari remaja Nick sudah mengabdikan hidupnya pada keluarga Glendale, bahkan disaat Glendale kehilangan anak, menantu dan cucunya. Nick lah orang yang paling setia menemani hari hari yang menyedihkan itu.

Wajar saja jika Glendale mencemaskan Nick sekarang, sungguh Glendale tidak ingin terjadi hal buruk pada Nick.

Begitu tiba di rumah sakit Glendale langsung menuju ICU sesuai permintaan Nick.

"Nick!"

Mendengar namanya dipanggil Nick yang sedang duduk menoleh.

"Tuan."

Nick lalu berdiri,kemudian menghampiri Glendale.

Glendale mengerutkan kening.

Jika Nick baik baik saja, lantas siapa yang ada di dalam? 

"Apa maksudmu menyuruhku datang kemari Nick?" 

"Itu tuan."

Tangan Nick menunjuk kedalam ruangan ICU. Dimana seorang pemuda terbaring dengan peralatan medis yang menempel di tubuhnya.

Pemuda itu baru saja melakukan operasi, karena luka tusuk yang dideritanya cukup dalam.

Akan tetapi kondisinya sangat lemah akibat kehilangan banyak darah, untung saja Nick cepat menemukannya, jika tidak mungkin nyawanya sudah tidak tertolong lagi.

Glendale mengikuti kemana tangan Nick, dahinya mengernyit, perlahan Glendale berjalan  mendekati kaca pembatas matanya fokus pada pemuda yang sedang terbaring.

 "A_adrian."

Glendale berbicara sangat pelan, suaranya bergetar seperti menahan tangis.

Kenapa pemuda itu mirip sekali dengan Adrian anak semata wayang yang sudah pergi meninggalkannya terlebih dahulu.

Glendale berbalik menghadap Nick.

"Nick, katakan padaku, apakah dia cucuku?" 

Glendale menunjuk ruang ICU.

"Sepertinya pemuda itu memang tuan muda tuan. Aku melihat tato elang di bahu sebelah kirinya, sama seperti tato yang di buat untuk tuan muda dulu."

"Apa benar dia cucu ku, Nick?"

Nick mengangguk sebagai jawaban.

Dengan langkah gemetar Glendale berjalan menuju pintu ruang ICU di ikuti oleh Nick dari belakang.

Glendale ingin memastikan langsung kebenaran ucapan Nick barusan.

Sekarang Glendale dan Nick sudah berada di dalam ruang ICU, tentunya dengan mematuhi aturan yang ada.

Glendale menatap lekat wajah pemuda yang ada di hadapannya.

Pemuda ini benar benar mirip dengan Adrian.

Tanpa terasa air matanya menetes.

Glendale mengusap lembut wajah itu, kemudian tangan Glendale beralih menyingkap sedikit baju bagian pundak.

"Cucuku! Ini benar cucuku Nick!"

Glendale berbicara pelan dan terdengar gemetar, lalu tangisnya pecah saat tangannya merengkuh tubuh tidak berdaya yang terbaring di hadapannya.

Sudah dua puluh tahun lamanya mereka terpisah dan sekarang dipertemukan dalam keadaan yang seperti ini. Glendale benar benar takut! Takut akan kehilangan kembali seperti 20 tahun silam.

"Apa yang terjadi dengannya Nick? Kenapa dia seperti ini? Apa musuh kita menemukannya  terlebih dulu?"

Nick menggeleng." Maaf tuan. Untuk itu saya belum tahu, tapi saya menemukan tuan muda sudah dalam kondisi seperti ini."

"Panggilkan dokter yang menanganinya sekarang Nick, aku ingin bicara."

Nick mengangguk patuh."Baik tuan."

Tidak lama setelah kepergian Nick seorang dokter datang bersama satu orang perawat.

Dokter yang bernama Dika itu menjelaskan kondisi pasien pada Glendale. Glendale tampak mengangguk mengerti.

Glendale meminta agar dokter Dika melakukan perawatan secara intensif. Jika perlu sediakan dokter selama dua puluh empat jam untuk menjaganya.

Setelah berhari hari di rawat intensif, perlahan kondisi pasien mulai membaik. Dia sudah melewati masa kritisnya dan dari hasil pantauan tidak ada komplikasi pasca operasi.

Setiap hari Glendale datang ke rumah sakit untuk melihat perkembangan cucunya.

Hari ini Nick yang sedang berada di perusahan mendapat telepon dari pihak rumah sakit, mengabarkan jika pasien sudah sadar.

Mendapat kabar seperti itu tentu saja membuat Glendale sangat bahagia. Melebihi saat memenangkan tender besar tentunya.

Perjalanan dari perusahaan ke kantor tidaklah lama hanya lima belas menit, mobil yang dikendarai Nick  sudah terparkir di halaman rumah sakit.

Dengan langkah cepat bahkan sedikit berlari Glendale menuju ruang ICU.

"Si_siapa anda?" 

5. Tato Elang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status