*Flashback On*
(Kisah cinta Philip dan Laura yang datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit)
Philip baru saja kembali dari minimarket untuk membeli barang keperluan pribadinya. Daddy nya memanggilnya ke ruang keluarga. Dia pun meletakkan barang belanjaannya di dekat loteng dan bergegas ke ruang keluarga.
"Son, ini Laura, puteri Om Nicolas Carson. Dia akan mengambil program S2 kedokteran hewan di kampus kita." ujar Daniel Landon yang duduk di sofa panjang.
Laura berdiri dan menjabat tangan Philip memperkenalkan dirinya singkat. Kemudian mereka bertiga pun duduk dan berbincang bincang di ruang keluarga keluarga Landon sepanjang sore sementara hujan turun dengan deras.Sehabis makan malam bersama Philip dan Prof Daniel, Laura pun berpamitan. Namun hujan masih turun dengan deras sementara dia tidak membawa payung. Philip pun menawarkan diri untuk mengantarnya berjalan kaki karena jarak rumah mereka hanya berbeda 3 rumah.
Laura dan Philip
*Flashback On* Sejak malam Philip merawat Laura yang sakit, hubungan mereka tak lagi sama. Philip merasa perlakuan Laura padanya menjadi lebih hangat dan tatapannya pun begitu aneh seolah ada kembang api yang meledak ledak di sana. Laura seperti berbinar binar saat menatapnya. Apa Laura menyukainya? Philip tidak berani berharap banyak dalam hubungannya dengan Laura. Laura sangat cantik seperti bidadari dan otaknya sangat briliant. Latar belakang keluarga Carson juga begitu membuatnya minder, keluarga kaya turun temurun dan semua anak laki laki keluarga Carson adalah pebisnis yang handal. Liburan antar semester kali ini klub pecinta alam akan mengadakan hiking ke Pigeon House Mountain, lokasinya dekat, masih di New South Wales. Philip bertanya pada Laura apa dia ingin ikut hiking bersamanya untuk mengisi waktu liburan. Ternyata Laura menerima tawarannya dengan antusias. Maka mereka pun mendaftar ke acara hiking itu berdua. Pada pukul 12.00 rombongan peserta hi
*Flashback On* Laura menjalani pacaran dengan Philip selama tiga tahun. Sebentar lagi Laura akan lulus gelar S2 sains kedokteran hewan di University of New South Wales. Hari ini adalah hari ujian thesis nya, Laura merasa sangat gugup sekalipun dia sudah hapal di luar kepala segala yang berkaitan dengan thesis nya. Philip mendampinginya duduk di ruang tunggu sidang sambil menggenggam tangannya yang berkeringat dingin. Ada beberapa mahasiswa S2 lainnya yang mengantri giliran untuk menjalani sidang thesis juga. Setelah ini adalah giliran Laura untuk masuk ke ruang sidang. "Ohh Darling, wish me luck!" ucap Laura dengan gugup menatap Philip di sebelahnya. Philip mengecup jemari Laura dan berkata. "Tenanglah, aku yakin kau pasti bisa melaluinya dengan mudah Sayangku. Tarik napas dan hembuskan perlahan bila kau merasa gugup." Laura pun masuk ke ruang sidang thesis. Dia pun mempresentasikan hasil penelitiannya dalam bentuk power point deng
Pagi itu James masih ingin memeluk Laura, alarm tubuhnya tak pernah terlambat pukul 05.00 pagi dia selalu terbangun. Kekasihnya masih terlelap di alam mimpi dalam dekapannya. James tergoda untuk mengecup bibir merah yang merekah itu. Bulu mata Laura bergetar dan mata biru itu pun membuka, menatap langsung ke mata James yang sedang menciumnya dengan begitu mesra. "Selamat pagi Cintaku." ucap James seraya tersenyum. Laura pun tersenyum dan menjawab. "Selamat pagi Baby Boy." James menindih tubuh Laura dengan tubuh kekarnya dan menciumi payudara Laura yang lembut, membuat banyak kissmark di sana. Laura tertawa geli dan memprotes. "Hentikan James, ciumanmu berbekas dan itu tahan lama kau tahu? Is this morning horny? Biasanya kau berolahraga..." James menjawab dengan malas. "Ini sesi olahraga pagiku juga dan sekaligus sarapan istimewa." James masih menciumi apapun di tubuh Laura, dia menyukai semuanya setiap inchi tubuh indah itu dan a
Sore itu pukul 15.00 Philip kembali ke Lab PA membawa berkantong kantong ikan sakit untuk dinekropsi oleh Laura. Dia merasa cukup lelah dengan pengambilan sampel hari ini. Laura yang sudah terbiasa dengan kerja lembur penelitian pun tidak keberatan membantu Philip. Dengan cekatan Laura memisah misahkan ikan yang sakit itu ke dalam bak bak dan memberinya keterangan lokasi pengambilan sampel sesuai data dari Philip. Laura mengambil sampel darah semua ikan dengan jarum suntik 3 ml dan meminta Philip memindahkannya ke tabung sampel darah satu per satu, total ada 20 ikan beraneka jenis yang harus dia matikan lalu dibedah bangkainya untuk diambil sampel organ kulit, insang, liver dan ginjalnya yang nantinya akan dibuat preparat histopat. Philip sangat terkesan dengan kinerja Laura yang sangat terorganisir dan cekatan. Pantas saja ayahnya begitu antusias mengirimnya ke Indonesia untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan Laura. Hanya butuh waktu 2 jam bagi m
Akhirnya kuliah James di semester 6 telah selesai, minggu ini dia akan mengikuti ujian akhir semester. James sangat bersemangat karena dia terus menghitung hari menuju kelulusan S1 nya. Segalanya harus perfect tidak boleh ada kegagalan supaya rencananya menikahi Profesor Laura tidak mundur lagi. Dari hari ke hari irama percintaannya dengan Laura semakin intens. James seolah tak bisa menghentikan dirinya untuk menyentuh tubuh Laura. James sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti ujian Patologi Umum pagi ini. Dia duduk di bangku sesuai nomor absensi kemahasiswaan. Petugas pengawas ujian membagikan soal ujian ke semua mahasiswa di ruangan 101. Waktu yang tersedia 60 menit untuk mengerjakan soal ujian. Ujian Patologi Umum berlangsung dengan tenang, semua peserta ujian tampak menunduk dan dengan serius menuliskan jawaban di lembar ujian. Laura masuk ke ruangan 101 untuk mengecek jalannya ujian. Dia berdiri di depan papan tulis dan melempar senyumnya ketika
Leonard Indrajaya menghubungi James pagi itu dengan fitur video call sebelum dia berangkat ke kantor. Pasalnya, teman baiknya Enrico Tanurie memberitahunya bahwa putri tunggalnya, Brandy akan kuliah di FKH UGM tahun ini.Dia ingin menitipkan Brandy pada James yang telah berkuliah lebih dahulu di FKH UGM. Lagipula dulu mereka adalah teman main saat masih kanak kanak. Enrico sejak anak anak itu masih balita sudah membujuk Leonard untuk menjodohkan mereka. Tapi Leonard selalu menolak karena ingin memberikan kebebasan pada James untuk menemukan pasangannya sendiri ketika sudah saatnya. Dan keputusannya benar, kini James telah melabuhkan hatinya pada Laura. "Hallo James." sapa Leonard dari layar ponselnya. "Hallo Pi. Tumben pagi pagi sudah nelpon." tukas James dengan keheranan. "Memang gak boleh ya Papi nelpon pagi pagi?" goda Leonard. "Gak lah. Ada apa Pi?" tanya James tanpa basa basi. "Papi mau kasi tahu kalo Brandy, putrinya Om Ri
Acara ospek kampus berjalan dengan seru. Para mahasiswa baru menjalani tour kampus bersama kakak kakak panitia sie acara yang ramah dan asyik. Untuk sie kedisiplinan biasanya kebagian untuk memarahi adik adik mahasiswa baru dan mencari cari kesalahan sekecil apa pun dari mereka. Sebenarnya tujuannya baik yaitu menguatkan dan mempersiapkan mereka saat kuliah nanti seandainya menemui dosen yang killer karena tidak semua dosen baik dan ramah, ada pula yang sadis dan judes. "Semua MABA harap berkumpul di lobi dalam 5 menit. Kakak hitung dari sekarang!" seru Kak Johan dengan pengeras suara TOA. Di sampingnya Kak Julius memegang stop watch menghitung 5 menit tepat. (MABA: Mahasiswa Baru) Para MABA berlarian ke lobi. Tapi seorang MABA yang tampak cantik itu berjalan dengan santai ke lobi. Dia seolah acuh dengan ketergesaan teman temannya yang berlarian seperti orang gila ke lobi. "HEI KAMU YANG RAMBUT PANJANG, MAJU KE DEPAN!!!" teriak Kak Johan yang be
James terpaksa mengantar Brandy pulang ke Intercontinental Residence sesuai saran Laura. Dalam hatinya, James merasa agak kesal. Dia sebenarnya ingin menghindari kedekatan dengan Brandy supaya tidak berkesan memberi harapan lebih untuk hubungan mereka. Bagi James, Brandy hanya sekedar teman masa kecilnya. Dia harus memberitahukan hal ini pada Laura nanti. "Ehmm... Bang, Brandy mau nanya boleh?" tanya Brandy yang duduk di sebelah kursi pengemudi di mobil James. "Tanya aja Brandy. Kenapa?" sahut James masih memperhatikan jalanan sambil menyetir. "Apa boleh pinjam tool box dan alat pemeriksaan umum seperti stetoskop, termometer, pen light, sama jas lab? Butuh buat acara ospek besok pagi." ujar Brandy sambil memperhatikan James dari samping. Dia sudah menyukai James sejak kecil, sayangnya dia harus sekolah di Singapura dan berpisah dengan James bertahun tahun. Brandy selalu stalking medsos milik James yang sebenarnya jarang sekali di update. Baginya penam