James masih menunggu kabar dari Laura, sudah jam 23.15 WIB. Dia masih terjaga sambil menonton acara di HBO. Kemungkinan pesawat yang ditumpangi Laura akan mendarat sekitar pukul 01.00 semoga ada yang menjemput Laura di airport.
James melihat dari kaca jendela apartment nya hujan turun cukup deras. Betapa cepat cuaca berubah, padahal tadi sore langit tampak cerah. Bagaimana dengan cuaca di Bangkok pikirnya, tadi Laura hanya memakai cardigan tipis. Kenapa tadi dia tidak meminta Laura memakai jaket yang tebal, sesalnya. Galau sekali rasanya.
*****
Laura masih berada dalam pesawat menuju ke Bangkok. Ini sudah sekitar 5 jam dia berada di udara, rasanya benar benar bosan setelah tertidur dan bangun dan tertidur lagi karena lampu pesawat temaram dan jendela pun hanya tampak kegelapan malam sepertinya cuaca tidak begitu bagus karena dia merasakan pesawat sering tergoncang. Dia pun mengecek ponselnya, ada satu pesan WA dari James. Aduh pasti James kuatir karena
Laura memasuki ballroom Sheraton Grande Sukhumvit tempat acara simposium patologist internasional itu diadakan. Banyak sekali peserta yang datang mungkin sekitar 300 orang atau lebih, Laura mengenali beberapa wajah. Bahkan, ada profesor yang menjadi dosennya saat S2 dulu Professor Daniel John Landon. Dia pun berjalan ke tempat duduk Prof Daniel untuk menyapanya. "Hello Prof Danny. How are you? Long time no see."ujar Laura seraya mengulurkan tangannya menjabat tangan Prof Daniel. Prof Daniel agak terkejut dan juga senang bertemu mantan mahasiswi kesayangannya yang juga kebanggaannya. "Hello Laura Darling! I am great, thank you. What a surprise meet you here Sweety! Please come a sit here." Laura pun duduk di sebelah Prof Daniel dan berbicara panjang lebar dengan penuh semangat seperti ketika dulu dia di bawah bimbingan lelaki tua tersebut. Laura sangat dekat dengan keluarga Prof Daniel, bahkan sudah dianggap seperti anak perempuannya sendiri. Anak Prof D
Ini adalah hari ketiga dari acara simposium, antusiasme peserta tak kunjung surut. Kursi tamu di ballroom hotel Sheraton Grande Sukhumvit terisi penuh dengan profesor dari berbagai belahan dunia. Obrolan cerdas pun mengudara di antara mereka. Laura sungguh beruntung kedekatannya dengan Prof Daniel membuatnya mendapat banyak kenalan baru yang berharga, beberapa dari mereka pun tertarik dengan hasil penelitiannya beberapa tahun lalu dan ingin mempublish nya di jurnal penelitian ilmiah yang akan terbit bulan depan. Prof Daniel selalu bangga dengan pencapaian Laura. Dia juga baru mengetahui bahwa Laura telah memperoleh gelar profesornya di University of Cambridge baru baru ini. Prof Daniel sungguh menyesalkan kandasnya hubungan putera sulung nya Philip dengan Laura beberapa tahun yang lalu. Di matanya Laura adalah calon menantu idaman. "Laura would you like to come again to my place in Aussie? I have some potential projects over this year." kata Prof Daniel
*James POV*Pengumuman tentang kuliah umum oleh Prof Laura yang akan diadakan di auditorium FKH via live video streaming langsung dari Bangkok ada di papan pengumuman lobi utama kampus bersebelahan dengan pengumuman beasiswa S2 yang biasa ditempel di sana. James membacanya bersama sahabatnya Deon setelah mereka keluar dari perpustakaan kampus.James memang sudah mengetahui bahwa Laura sedang mengerjakan diagnosa kasus KHV di Thailand karena gadis itu selalu bercerita tentang aktivitasnya sehari hari selama disana setiap kali mereka melakukan panggilan video call.Hanya saja dia cukup terkejut dengan pengumuman bahwa Laura akan memberikan kuliah di University of Bangkok. Ini adalah hal yang tidak mudah, butuh mental yang sekuat baja ketika mempresentasikan sebuah hasil penelitian di hadapan ratusan orang di kelas international. Gadisnya itu sungguh mengagumkan!!!"Woiiii!!! Ngelamun aja James."tegur Deon yang berdiri di sebelahnya membaca pengu
James tahu bahwa pesawat yang ditumpangi Laura kemungkinan baru akan mendarat di Jogja sekitar pukul 22.00 WIB. Tapi dia sudah berangkat dari apartment nya sejak pukul 20.00 WIB, dia sudah tak sabar menunggu di apartment nya. Dia membawa sling bag nya yang berisi head phone bluetooth, dompet, ponsel dan buku agendanya. Setelah memarkir Fortuner putihnya di area parkir airport, James berjalan ke ruang tunggu di bagian kedatangan penumpang pesawat. James duduk di salah satu kursi dan memasang head phone bluetooth nya di kepalanya untuk mendengarkan musik favoritnya dan membaca baca berita menarik di internet. Secara tak sengaja dia menemukan artikel berita dari Thailand tentang Raja yang memberi julukan Professor Gwendolyn Laura Carson dari Indonesia the beauty and sharp woman karena telah membantu mengatasi outbreak virus di ikan koi kesayangan Raja di kolam istana. Raja bahkan menghadiahkan plakat yang terbuat dari gading sebagai tanda terimakasihnya secara pri
James terbangun pukul 05.00 seperti biasa sementara Laura masih tidur terlelap. Dia pun mengecup kening Laura dengan lembut kemudian keluar kamar tidur untuk melakukan olahraga paginya. Tak berselang lama Laura pun terbangun karena pelukan hangat yang melingkupinya semalaman menghilang. Dia pun merenggangkan tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil seperti biasa ritual paginya dan menggosok giginya. Laura berjalan ke dapur dan menyapa James yang sedang melakukan push up. "Pagi Sayang." James pun bangkit dan melingkarkan lengan kokohnya di pinggang Laura yang sontak membuat Laura menjerit kaget. Dia pun menciumi ceruk leher Laura yang lembut dan wangi. Laura meronta ronta karena tindakan James itu membuatnya geli. Tapi James malah memanggulnya dan mendudukkan Laura di meja dapur. Dia menurunkan tali lingerie Laura dan menciumi gunung kembar itu sambil sesekali meremasnya. Laura panik karena James membuat banyak kissmark la
James baru saja selesai mandi shower air dingin di apartmentnya. Dia memilih milih baju yang cocok untuk bertemu calon mertuanya. Pilihannya jatuh pada kemeja lengan panjang putih motif biru garis garis dan celana jeans biru. Tidak terlalu resmi tapi juga rapi. Sejujurnya dia agak grogi karena ini kali pertama dia bertemu dengan orang tua Laura. Belum terbayang akan seperti apa pertemuan mereka nanti.James memasukkan dompet di saku belakang celana jeans nya dan menenteng HP nya lalu bergegas turun ke basement tempat Fortuner putihnya diparkir. Dia mengendarai mobilnya ke Royal Heritage yang hanya 5 menit perjalanan saja. Laura sudah menunggunya di lobi depan dan bergegas naik ke dalam mobil James.Laura tampil cantik seperti biasa, dia mengenakan kaos turtleneck lengan panjang warna maroon dan skinny jeans biru pucat."Selamat sore Cantik!" sapa James seraya mengerling pada Laura ketika Laura masuk ke mobilnya.Laura tersenyum menatap James. "Selam
Nicolas Carson memaksa James dan Wendy untuk makan malam bersama di rumahnya. Maka James pun menerima undangan makan malam itu dengan senang hati, dia berpikir mungkin Papa Wendy alias Laura ini bisa mulai menerimanya sebagai calon menantu. Makan malam berjalan dengan lancar. Laura mengambilkan berbagai menu yang telah disiapkan juru masak keluarganya yang terhidang di meja makan bundar itu. James pun memakan apapun yang Laura hidangkan di piringnya tanpa protes sedikit pun sekalipun perutnya hampir meledak karena kekenyangan. Sepanjang makan malam Nicolas Carson dan Louisa mengamati pasangan muda di hadapan mereka dengan teliti. Sebenarnya James dan Wendy sangat serasi pikir mereka. Wendy tidak menutup nutupi perasaannya pada James, dia begitu perhatian melayani James. Sedangkan James juga menanggapi perhatian Wendy dengan begitu manis, mengucapkan terima kasih, menatap Wendy dengan lembut dan tersenyum dengan wajahnya yang tampan serta imut itu. Sesekali berb
James mengendarai mobilnya menembus jalanan kota Yogyakarta yang mulai sepi malam itu. Laura masih terlelap di kursi penumpang di sebelahnya dengan wajah yang begitu damai. Ingin rasanya dia membelai wajah Laura.James mendengarkan suara radio yang tidak terlalu keras hanya untuk menemaninya sepanjang perjalanan pulang ke apartment, dia sering mendengar lagu 'Secret Love' dari Little Mix dan Jason Derulo di radio mobilnya seperti saat ini. Entah kenapa lirik lagu itu sungguh mirip dengan suara hatinya."We keep behind closed door""Everytime I see you I die a little more""Stolen moments that we steal as the curtain falls. It'll never be enough""It's obvious you're meant for me.""Every piece of you, it just fits perfectly""Every second every thought I'm in so deep""But I'll never show it on my face""But we know this, we got a love that is homeless""Why can't you hold me in the street?""Why can't I ki