"Suster Dera, tolong kirim pasien ke ruang bersalin di Klinik Anna, Gedung Borromeus!" titah Dokter Jonathan Prawira yang menjadi dokter jaga shift siang itu."Baik, segera, Dok!" sahut Suster Dera lalu memberikan instruksi ke paramedis untuk membawa Laura dengan brankar dengan mendorongnya di atas ranjang beroda menuju ke sisi barat dari IGD.James pun mendampingi di samping Laura, memegangi tangan kanannya sembari berjalan seiring dengan 2 paramedis itu. Dia bertanya, "Apa rasanya semakin kuat kontraksi rahimmu, Honey?" "Iya, sepertinya tidak perlu menunggu hingga malam tiba untuk Keira lahir. Terima kasih sudah ada di sini untuk kami," balas Laura tersenyum dengan mengerutkan alisnya menahan rasa tak nyaman kontraksi rahimnya."Itu kewajibanku, Laura!" jawab James sembari masuk ke lift untuk naik bersama mereka ke lantai 3 Gedung Borromeus. Seperti biasa dokter kandungan langganan Laura masih berpraktik di klinik obsgyn Rumah Sakit Panti Rapih di siang hari. Namun, kabar bahwa La
Setelah semua pemeriksaan kesehatan mommy dan bayi perempuan cantiknya itu selesai. Dokter Stella pun mengizinkan Laura dan puterinya, Keira untuk pulang dari rumah sakit. Sepertinya justru para perawat di klinik ibu dan anak yang tidak rela Keira dibawa pulang karena bayi itu sangat cantik. Keira selalu menjadi pusat perhatian para perawat yang bertugas di ruang bayi. "Bu Laura, bayi Anda sungguh menggemaskan. Rasanya tidak sanggup berpisah dari Keira," ujar Suster Prita yang sedang menggendong Keira untuk terakhir kalinya sebelum dibawa pulang oleh keluarganya.Suster Amy yang berdiri di samping Suster Prita juga berkata, "Keira sangat manis dan jarang rewel di ruang bayi, benar-benar dambaan para ibu!"James yang mendengar compliment dari perawat mengenai bayinya pun menaikkan sebelah alisnya. 'Wah, masih berumur beberapa hari saja sudah bisa merebut hati banyak orang si Keira! Kalau nanti sudah remaja bakalan repot aku sepertinya,' batin ayah si bayi yang memesona itu."Terima ka
Laura memang hanya mengambil seminggu saja cuti pasca melahirkan Keira. Mulai hari ini dia bekerja kembali di kampus dan mengajak Mikha untuk membantunya menjaga Keira. "Mikha, aku akan memberikan kuliah sebentar lagi. Tolong kau jaga Keira ya, semua barang kebutuhan Keira ada di tas perlengkapan bayi. ASI peras juga ada 2 botol, kurasa cukup hingga aku kembali dari ruang kuliah," pamit Laura sembari memberikan pesan-pesannya kepada baby sitter puterinya."Tenang, Bu Laura. Saya pasti akan menjaga Keira dengan baik," jawab Mikha. Dia mengerti bahwa ini adalah pertama kalinya Laura akan meninggalkan Keira beberapa jam.Akhirnya Laura pun meninggalkan ruang kantornya dan bergegas menuju ke ruang kuliah 101. Mata kuliah Patologi Umum untuk anak semester 5 selalu dinantikan oleh para mahasiswa baru. Prasyarat mengambil mata kuliah itu sangat banyak dan membuat mereka penasaran. Demikian pula dengan rumor bahwa dosen yang mengajar sangat cantik."Selamat pagi, Adik-adik sekalian!" sapa La
"Mikha, apa Keira tidak rewel?" tanya Laura yang baru saja masuk ke ruang kantor tempat kerjanya.Baby sitter profesional yang telah mengurus 3 anak Laura itu menjawab sambil menimang Keira, "Dia bayi yang sangat tenang, Bu Laura. Lebih kalem dibanding Jake dan Josh malahan."Laura pun meminta Keira dari buaian Mikha lalu ia menimang-nimang gadis kecilnya yang raut wajahnya begitu mirip dengan daddy-nya yang tampan itu. "Uthuthu cayank mamaaa," ucap Laura menggoda Keira yang tertawa menatapnya dengan wajah kantuk.Seolah dipanggil ke sana, si daddy yang gantengnya mirip Park Seo Joon itu berdiri bersedekap di ambang pintu kantor Laura. "Apa dia sedang bangun, Honey?""Ehh ... James? Kau tidak mengajar kuliah?" tanya Laura yang masih menimang-nimang puterinya.Kemudian James berjalan mendekati istri dan puteri kesayangannya itu. "Sedang senggang jadwalnya, aku ada kuliah untuk anak semester 3 nanti jam 1 siang, apa kamu baru selesai mengisi kuliah?" balas James lalu berdiri di samping
"Apa Prof. Laura membawa baju ganti? Kalau nggak ganti pakaian kering pasti nanti masuk angin deh!" celoteh Biyan dengan perhatian sembari memayungi Laura yang sedang mengambil tas berisi alat pemeras ASI di bangku belakang mobil Honda Jazz merahnya."Sayangnya, saya nggak bawa pakaian ganti, Bi. Sudah sebentar aja juga mau pulang kerja kok!" kelit Laura dengan sedikit menggigil kedinginan karena memang bajunya basah kuyup hingga dalam.Biyan lalu teringat kalau di bagasi mobil Lexus LS500 miliknya ada laundry yang sudah 3 hari belum dia turunkan dari ke kamar kostnya. "Prof, pinjam baju saya aja mau ya? Tshirt sama celana pendek atau celana jeans ada, gimana?" tawarnya.Sedikit bimbang awalnya, tapi akhirnya Laura mengangguk setuju. Mereka berdua pun berjalan ke bagasi mobil Lexus hitam itu lalu Biyan membuka kap bagasi. "Mau celana pendek atau jeans panjang, Prof?" tanya Biyan sembari membongkar plastik pembungkus baju bersih dari laundry itu.Laura memilih celana jeans panjang dan
Sesampainya di Intercontinental Residence, James menitipkan Keira kepada Mikha. Dia ingin mengurusi istrinya yang tadi jatuh di parkiran mobil kampus."Honey, lepas ya bajunya! Aku siapin air hangat di bathtub sebentar," ujar James sambil masuk ke kamar mandi lalu menghidupkan keran air bathtub.Laura menaruh tas kerjanya di meja tulis dalam kamar tidur lalu ia pun melepaskan pakaian pinjaman dari Biyan dan menaruhnya di keranjang baju kotor. Sesaat kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dengan polos tanpa baju."Kamu mau berendam barengan sama aku, James?" tanya Laura seraya melingkarkan lengannya ke perut suaminya yang berdiri menunggu air dalam bak naik."Mau lah. Oya, apa bokong kamu pegal? Nanti sehabis mandi kuolesin arak obat buat memar lebam ya," balas James sambil mengelus-elus lengan ramping istrinya yang melingkari perutnya.Laura pun menjawab, "Iya, pegal sih karena keras tadi jatuhnya duduk, jadi yang mendarat bokong duluan. Nggak bisa ML deh sementara—"Karena bathtub su
Ketika Laura memasak menu makan malam untuk keluarga kecilnya di dapur, pintu masuk apartment itu terbuka. Si kembar Jacob dan Joshua menghambur masuk dan mendapatkannya di dapur. Sementara Reynold yang berjalan paling belakang menutup kembali pintu itu."Mommy masak apa?" tanya Jacob sambil memeluk pinggang Laura di sebelah kiri, sedangkan Joshua di sebelah kanan."Masak ayam bakar saus madu kesukaan kalian dan sayur Plecing Kangkung Bali. Mandi sebentar dan ganti baju ya, Mom tunggu di meja makan!" jawab Laura mengecup kening Jacob dan Joshua bergantian.James sedang memangku Keira di sofa depan TV sambil menonton acara kuis di petang hari. Sedangkan, Reynold duduk di kursi pantry dan membuka kotak pizza PizzaHut di meja lalu bertanya pada Laura, "Laura Sayang, apa mau pizza? Anak-anak yang tadi mengajak untuk beli ini di mall."Kebetulan Laura sudah selesai memindahkan masakannya ke piring saji dan meletakkannya di meja pantry yang juga berfungsi sebagai meja makan. Dia menatap Rey
Sejak pagi cuaca kota Yogyakarta dirundung mendung yang menggantung di langit kelabu. Hujan belum juga tiba, tetapi membuat mood menjadi sedikit buruk. James baru saja duduk di kursi kerjanya di Department Mikrobiologi seusai mengantar istri dan bayi kecilnya ke gedung PA di lantai 1.Tiba-tiba terdengar suara ketokan di pintu ruang kantornya. Dia menaikkan pandangannya dari meja ke arah pintu kaca itu. Ternyata Aurel, mahasiswi baru yang sempat menyukainya dulu. Berminggu-minggu James menghindarinya karena selain disibukkan dengan kelahiran Keira, ia juga tidak ingin membuat istrinya bersedih bila berdekatan dengan mahasiswi."Ya, masuk aja, Aurel!" seru James dari dalam kantornya. Gadis manis itu pun membuka pintu lalu berjalan ke kursi di hadapan dosen idolanya. Aurel duduk dengan anggun mengangkat kaki kanannya dan menumpangkannya di kaki kirinya, rok sepan putih setengah paha yang ia kenakan memamerkan kulit mulusnya yang licin. Mata James pun bisa melihatnya, tetapi dia bukan