Share

#6 Melakukan Persiapan

[[ MISI UTAMA 1/4 ]]

 

[[ Perburuan Monster: Akan ada 5 gelombang Serangan Monster. Bunuh monster sebanyak mungkin, dan selamatkan sebanyak mungkin nyawa ]]

 

[[ Hadiah: Tergantung Performa ]]

 

[[ Gagal: Kepunahan Manusia ]]

 

[[ Kemajuan Misi Kecil: 1/5 ]]

 

[[ Status: Gelombang pertama akan muncul pada jam 12 malam ]]

 

Setelah memeriksa pesan yang diberikan oleh Sistem, Artin terdiam sejenak. Wajahnya yang awalnya tenang menegang lagi, dan kerutan muncul di dahi.

 

Artin membuka ponselnya dan mencari tanggapan dari masyarakat atau bahkan pemerintah terkait setuasi yang akan datang. Dan di media sosial, sebuah postingan yang sedang populer saat ini muncul sebagai pengumuman penting dari pemerintah dan militer.

 

[Militer, sebagai wakil dari Pemerintah, meminta siapa saja yang terpilih mendapatkan kekuasaan untuk mendaftarkan identitasnya. Dengan cara ini, kami berharap dapat bekerja sama untuk melewati kemungkinan yang akan terjadi lebih cepat.]

 

[Telah dibuat aplikasi sederhana untuk berbagi informasi tentang keberadaan Monster atau hal berbahaya lainnya. Silahkan unduh di sini.]

 

[Pemerintah juga menyiapkan tempat penampungan darurat untuk mencegah serangan terhadap warga sipil. Beberapa orang terpilih dari militer dan pihak lain yang telah bekerja sama juga akan berbagi tenaga untuk mengamankan tempat-tempat tersebut.]

 

Mengetahui sumber informasi berasal dari akun militer asli, Artin segera mengunduh aplikasi yang mereka sebarkan. Buka aplikasinya, dan muncul halaman registrasi. Kemudian mengisi semua data yang diperlukan.

 

[ Nama : Artin ]

 

[ Kekuatan: Sebuah Palu keren yang tidak berguna ]

 

Artin merasa saat ini pemerintah cukup tanggap dengan apa yang terjadi. Mereka bahkan telah menyiapkan penampungan dan aplikasi ponsel untuk berbagi informasi di antara orang-orang terpilih.

 

Kembali, melihat informasi tentang serangan pertama yang diberikan oleh Sistem, tidak lebih dari dua jam tersisa bagi Artin untuk terbiasa dengan kekuatan barunya. Tangannya gemetar sesaat, lalu mencoba menahannya dan menekan kepanikan dalam diri.

 

Palu besar muncul kembali di tangan kanannya, jatuh ke tanah, menyebabkan tubuh Artin sedikit membungkuk untuk tetap menjaga cengkeramannya.

 

‘Kesulitan untuk mengangkat senjataku sendiri. Aku benar-benar terlihat konyol!’

 

'Bagaimana aku bisa bertarung dengan cara ini?'

 

'Apakah akan lebih baik jika aku menggunakan senjata lain? Seperti sesuatu yang keras yang bisa kugunakan dengan lebih mudah?'

 

Artin memeriksa informasi pada senjata barunya dan melihat sebuah keahlian tertulis di sana.

 

[[ Lempar Palu Lvl 1: Lempar Palu Keadilan ke arah tertentu dan terapkan penambahan 120% pada kerusakan serangan ]]

 

Hanya untuk mengangkatnya saja, Artin merasa kesulitan, dan keahlian pertama yang diberikan Sistem padanya adalah untuk melempar palunya. Dia semakin merasa hidupnya benar-benar sial kali ini.

 

'Bagaimana bisa sesuatu seperti ini diberi label S?'

 

Artin mengecek status yang kini tampak transparan di hadapannya.

 

[[ Artin Lvl 1 ]]

 

[[ HP: 200/200 ]]

 

[[ MP: 30/30]]

 

[[ Energi: 20/20 ]]

 

[[ Tekad: 100/100 ]]

 

[[ Kapasitas Berat: 450/490 ]]

 

'Ok, mari kita cari tahu kekuatan senjata ini dan bagaimana menggunakan semua Status yang tersedia dengan lebih optimal.'

 

'MP seharusnya terkait dengan kekuatan sihir, dan aku tidak yakin jika menggunakan keahlian pada palu ini akan mengurangi nilai MP.'

 

'Mari mencoba.'

 

Artin berjalan, menyeret palu di tangannya, sesekali mengangkatnya untuk memudahkannya bergerak.

 

Ketika dia mencapai tepi hutan yang dibatasi dengan barikade pohon yang menjulang tinggi, Artin bersiap untuk menguji kekuatan barunya.

 

'Bagaimana cara menggunakan Keahlian? Apakah cukup dengan meneriakkan namanya?'

 

“Lempar Palu?"

 

Begitu Artin mengucapkan kata-kata itu, energi memberontak masuk melalui pori-pori tangan kanannya. Setelahnya desakan energi bersarang di lengan, dan membuat bobot senjatan menjadi ringan.

 

Artin belum pernah belajar cara menggunakan senjata sebelumnya, tetapi informasi tentang cara menggunakan senjatanya tiba-tiba masuk dan disimpan dalam memori otot tangannya. Artin mengangkat tangan yang memegang palu dan melemparkannya ke arah pepohonan.

 

Palu Keadilan terlepas dan terbang dengan gerakan memuter ke arah pepohonan yang dituju oleh tangannya. Sepersekian detik kemudian, tabrakan terjadi, dan palu itu memantul dari benturan dan jatuh ke tanah.

 

Artin berjalan mendekat dan melihat efek serangan yang membuat permukaan pohon sebagian rusak dan hampir roboh.

 

‘Hmm, tidak buruk juga.’

 

Artin kembali memeriksa Status di hadapannya. Sekarang nilai Energi dan Tekad telah jelas berubah.

 

[[ Energi: 15/20 ]]

 

[[ Tekad: 97/100 ]]

 

'Apa??? Menggunakan keahlian sekali, menghabiskan seperempat dari total Energi yang kumiliki?’

 

‘Bagaimana aku bisa melawan monster dengan cara ini? Bahkan bertemu binatang buas saja mungkin aku tidak akan menang’

 

Artin menyeka keringat di dahinya dan sekali lagi mencoba melemparkan Palu Keadilan beberapa kali sampai Energi-nya habis.

 

Lalu duduk bersandar di pohon. Artin cukup yakin tentang cara menggunakan senjata barunya, setidaknya dia tahu cara melempar senjatanya, meskipun sementara target yang dihadapi Artin adalah benda yang tidak bergerak.

 

Setelah beberapa pengamatan, Artin akhirnya mengerti bahwa Energi akan diisi ulang setiap saat, tetapi tidak dengan Tekad. Tekad hanya akan terisi kembali ketika dia benar-benar beristirahat, duduk, atau tertidur.

 

Dilihat dari kata-kata yang digunakan, ada kemungkinan seseorang tidak akan dapat menggunakan kekuatannya lagi jika nilai Tekad jatuh hingga nol.

 

Artin kembali berdiri setelah cukup istirahat dan Energi-nya sudah terisi penuh.

 

Mencoba sekuat tenaga untuk mengangkat Palu Keadilan dan melakukan gerakan memukul. Dengan cara ini, Artin dapat menghemat lebih banyak Energi yang dimilikinya, meskipun Tekad akan terus berkurang selama dia mencoba untuk bertarung.

 

Dia berhasil merobohkan beberapa pohon menggunakan Palu Keadilan. Kemudian mencoba berlari dengan sekuat tenaga, dan kali ini memastikan kecepatannya masih tidak lebih dari kecepatan yang bisa dicapai manusia normal.

 

'Mungkin nilai Kelincahan-ku masih terlalu rendah?'

 

Setelah beberapa menit berlatih, Artin merasa setidaknya dia sudah terbiasa dengan tubuh dan senjata barunya. Kemudian memutuskan untuk kembali ke kerumunan, berharap untuk bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Meskipun Artin tidak begitu yakin dia bisa berbuat banyak dengan kekuatan yang dia miliki saat ini.

 

20 menit sebelum serangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status