Share

Lia, Sahabat Diaz

"Liat Wijaya."

Ekspresi Diaz berubah drastis tidak seperti Mila. "Oh gitu. Bapaknya, dia atau saya sih?" 

"Kamu," singkat Mila.

"Terus kenapa liat Wijaya? Ada yang lebih perfect dari dia," cebik Diaz.

"Iya emang ada. Anak aku nanti," jawab Mila mengusap perutnya. Bayangan wajah dan watak anaknya nanti, Mila yakin dia mirip dengannya. Doa supaya tidak meniru sikap buruk Diaz selalu ia lontarkan dalam hati. 

Tahu sendiri apa sikap Diaz yang terburuk, yaitu amarah meluap tiba-tiba. Dalam sekejap dia berteriak juga wajah memerah pertanda sangat emosional.

Mila sering meminta keringanan agar tidak dengar omelan Diaz selama hamil. Namun seolah tuli, Diaz enggan menuruti keinginan Sang Istri.

Ya, bagaimana tidak dituruti kalau Mila minta pisah kamar.

Diaz, pria yang sensitif menyangkut kata "pisah". Segala kalimat diawal atau diakhirnya terdapat kata tersebut, dia acuh. 

"Liatin aja Wijaya sepuasnya. Lagian nanti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status