“Bajingan tengik! Apa maksud dari gadis itu melakukan hal tersebut pada Olivia Milan?!” gerutu Rainer Griffin dari dalam lift.
Ting!
Pintu lift terbuka. Rainer Griffin melangkah keluar dengan membawa amarah besar bersamanya. Satu tarikan napasnya mengandung satu kemarahan yang ingin segera ia lampiaskan pada Kayla. Sosok gadis yang telah melakukan hal buruk pada Olivia Milan.
Beberapa menit berselang, akhirnya, Rainer tiba di ruang apartemen miliknya.
Bruakkk!!!!
Sengaja, Rainer Griffin membanting pintu. Berharap kedatangannya akan mendapatkan perhatian khusus dari Kayla dan juga Olivia Milan. Benar saja, Kayla yang sedang merekam Olivia Milan tengah tersentak kaget. Saat itu, Kayla tengah merekam Olivia Milan yang ia suruh untuk mengelap heels merahnya yang masih ia kenakan.
Setiap beberapa detik sekali, Kayla akan bertanya, dan meminta Olivia Milan yang tengah menunduk untuk mendongak ke kamera.
“Hei, gadi
Tok tok tok!!!“Aku bisa saja mendobrak pintu kamarmu andai saja ini bukan apartemenku sendiri! Keluarlah sebelum aku marah!” jika beberapa detik sebelumnya Rainer Griffin terdengar meminta maaf, maka, kali itu ia sepertinya telah hilang ingatan lagi akan kata maaf yang baru saja terucap. Sayangnya, kalimat perintah yang dilontarkan Rainer Griffin sama sekali tak memiliki dampak apapun pada Olivia Milan. Gadis itu tetap diam tak memberi respon.“Baiklah! Aku akan mendobrak pintu kamarmu, tapi ingat, biaya perbaikan untuk semua kerusakan yang terjadi akan menjadi tanggunganmu! Kuhitung sampai dua puluh! Mengerti?!” gertak Rainer Griffin kemudian.Pria itu pun mulai berteriak sambil berhitung mundur, dari dua puluh, sembilan belas, seterusnya hingga angka yang ia sebut semakin mengerucut mengecil. Tapi, tak juga ada tanda-tanda pergerakan dari dalam.Ceklek!!!Ketika hitungan mundur dari Rainer Griffin menginjak angka
Satu malam dilewati oleh Olivia Milan dengan beragam tanda tanya. Bertanya-tanya apakah telinganya tak salah dengar, apakah Rainer Griffin baru saja mengungkapkan cinta kepadanya, apakah pria itu memang tertarik kepadanya. Atau, semua itu hanya ditujukan oleh Rainer Griffin kepada si gadis di mimpi pria itu. Semata-mata untuk gadis dalam mimpi, bukan Olivia Milan.“Ah, pasti yang dimaksud Tuan Griffin adalah, dia tertarik pada gadis di mimpinya itu. Bukan aku!” hibur Olivia Milan pada dirinya sendiri. Lagi pula, jika Rainer Griffin benar-benar tertarik padanya, itu akan menjadi hal yang merepotkan untuknya. Sebab, ia toh sama sekali tak menyukai perilaku Rainer Griffin yang menyebalkan.“Tapi… Bukankah bisa jadi Tuan Griffin memang tertarik padaku? Kami telah berciuman beberapa kali, bukankah itu tandanya dia memang menyukaiku, atau… menyukai bibirku? Ah… Entahlah!” Olivia Milan menutup matanya menggunakan dua tangan.
“Baik, Tuan Griffin. Saya akan membersihkan ruangan hari ini!” jawab Olivia Milan setengah berteriak. Ia pun membalas pesan Harry dan mengatakan jika ia tak bisa menerima ajakan Harry untuk makan siang.‘Maaf, Tuan Harry, saya tak bisa ke mana-mana hari ini. Tuan Griffin meminta saya untuk membersihkan seluruh apartemen dan sepertinya itu akan memakan waktu hampir seharian penuh’Pesan pun dikirim oleh Olivia Milan ke nomor ponsel Harry. Tak berapa lama, Harry membalas pesan dari Olivia Milan tersebut.‘Begitukah? Baiklah, aku akan datang membantumu menyelesaikan tugas. Segera kabari aku setelah si sialan Griffin telah pergi meninggalkan apartemen. Katakan iya, sebab kalau pun kau menolak tawaranku, itu tak aka nada gunanya!’Olivia Milan tersenyum kecil ketika membaca pesan dari Harry tersebut.“Mengapa Kau tersenyum kepada ponselmu? Letakkan ponselmu dan mulailah bekerja! Dasar Malas!” tiba-tiba sek
Tak hanya mengunggah satu foto di sosial medianya, Harry sengaja mengunggah beberapa foto Olivia Milan sekaligus. Seolah-olah, Harry telah melewati banyak hal yang menyenangkan bersama seorang Olivia Milan.‘Lihat, betapa manisnya Nona ini! Dia terlihat cukup menawan bukan ketika ia tersenyum riang!’Tulis Harry dalam suatu postingan.‘Bersenang-senang berdua dengan Nona Milan adalah pilihan terbaik menurutku, bagaimana denganmu?’Tulis Harry pada postingan lainnya.‘Di dunia ini, kamu boleh jadi akan menemukan ribuan entah ratusan ribu perempuan cantik di seluruh alam semesta. Bagiku, menemukan Nona Milan di antara ratusan ribu itu, adalah berkah yang harus kusyukuri.’Setidaknya, ada lebih dari sepuluh gambar yang telah diunggah Harry dengan beragam caption tentang hal-hal yang manis seputar Olivia Milan. Dalam hati, Harry pun berjanji akan terus mengunggah potret Olivia Milan jika Rainer Griffin tak kun
Rainer Griffin kembali ke apartemen setelah hari beranjak senja. Untuk memberi kesan yang baik di mata Olivia Milan, pria itu sengaja membeli buket bunga mawar di jalan. Sebelah hatinya telah berbisik dan memberi saran jika tak ada satu perempuan pun di seluruh belahan dunia yang akan menolak hadiah bunga dari seseorang. Apa lagi dengan catatan, seseorang yang memberi bunga adalah dia, sosok pria tampan, menawan, dan kaya raya.“Satu buket bunga mawar akan membuat gadis itu tak akan berhenti memikirkanmu selama berhari-hari. Bahkan, bisa jadi juga berminggu-minggu!” bisik pikiran Rainer Griffin ke telinganya sendiri.Ceekleeeek….Rainer Griffin membuka pintu apartemennya, menarik napas dalam guna mempersiapkan kalimat yang paling tepat untuk diucapkan kepada Olivia Milan. Tetapi, hal yang sangat tak ia kehendaki tengah terjadi di depan mata. Begitu Rainer Griffin mendengar suara Olivia Milan yang cekikikan tertawa, Rainer Griffin bergegas menu
Selagi mendapatkan kesempatan untuk pergi, Olivia Milan buru-buru meninggalkan dua pria yang terlihat saling memicingkan mata satu sama lain itu. Ide buruk jika ia tetap berada di tempat tersebut, ia lebih memilih mengunci dirinya di dalam kamar hingga pagi datang. Tetapi, sebelum Olivia Milan benar-benar menuju ke kamarnya, ia berbelok sebentar untuk memungut buket bunga mawar yang telah dibuang oleh Rainer Griffin.“Itu adalah sampah, bukankah tak ada larangan untuk memungut sampah?” batin Olivia Milan seraya membelokkan langkahnya menuju ke tempat buket bunga mawar itu berada.Tepat sebelum gadis itu memungut sesuatu yang telah menjadi sampah itu, ia sempat celingukan menoleh ke segala arah, seolah khawatir tindakannya akan dilihat seseorang. Baru setelah dirasa semuanya aman, ia memungut bunga tersebut lantas membawanya lari ke kamar. Sungguh, bunga tetaplah bunga, meski ditempatkan di tempat yang tak semestinya, keindahannya masih sama. Olivia membatin
“Tuan Griffin, Tuan Harry tadi mengatakan jika Tuan Griffin harus keluar kota besok. Bukankah sebaiknya Tuan Griffin istirahat dan tidur sekarang!” Olivia Milan berusaha mendorong pelan-pelan tubuh Rainer Griffin yang berada cukup dekat dengannya.“Singkirkan tanganmu! Dada bidangku tak pernah disentuh oleh seorang pesuruh sebelumnya!” Rainer Griffin mengusir tangan Olivia Milan yang menempel di dadanya. Sejatinya, pria itu tak ingin ketahuan jika degup jantungnya meningkat karena tubuhnya tengah berada dalam posisi cukup dekat dengan tubuh Olivia Milan.“Maaf, Tuan. Tangan saya memang belum belajar sopan santun, maafkan saya, maafkan tangan saya yang tak tahu diri ini!” tukas Olivia Milan seraya menampar punggung tangannya sendiri, ia menampar tangannya sendiri dengan cukup keras, bukan lantaran merasa sangat bersalah tetapi karena kesal atas kalimat yang keluar dari mulut busuk Rainer Griffin.“Lain kali, peringatkan p
Ketika pagi telah menggantikan posisi malam, Rainer Griffin adalah orang pertama yang bangun dari tidur lelapnya. Butuh setidaknya lebih dari lima detik untuk membuatnya paham mengapa ia bisa tertidur di sofa, terlebih dengan posisi Olivia Milan yang juga tertidur bersimpuh di bawahnya.“Tanganku menggenggam tangan gadis ini??!” Rainer Griffin membuka matanya lebar, segera menyingkirkan tangannya dari punggung tangan Olivia Milan. Tetapi sedetik kemudian, ia tak bisa menahan godaan dari dalam hatinya untuk menggerakkan tangannya mengarah ke rambut Olivia Milan.“Jangan bangun dulu… Biarkan tanganku mengelus kepalamu sedikit lebih lama, Nona Pesuruh!” gumam Rainer Griffin dalam batin, sebelah hatinya menikmati setiap usapan tangannya di kepala Olivia Milan, tetapi sebagian lagi memberontak. Menganggap jika apa yang telah Rainer Griffin lakukan merupakan hal memalukan dan hina.Setelah beberapa saat menikmati mengelus rambut mulus Ol