Melihat pundak Olivia Milan yang masih bergetar-getar karena menangis, Rainer Griffin hampir tak bisa menahan rasa terbakar di dadanya. Kemarahannya meluap-luap karena tak terima gadis manis itu mendapat perlakuan buruk dari entah siapa. Rainer Griffin pun akhirnya menyambar sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja, ia berniat menghubungi seseorang yang bisa menunjukkan siapa pelaku yang telah berbuat semena-mena pada Olivia Milan.
“Halo, Sean, aku butuh rekaman CCTV di sekitar ruangan Cleaning Service selama setengah jam terakhir! Kirimkan padaku segera!”
“Baik, Tuan Muda. Akan saya kirimkan secepat mungkin!” terdengar, seseorang di seberang itu langsung mengiyakan perintah dari Rainer Griffin tanpa banyak bertanya, menandakan jika orang tersebut memang ditugaskan untuk menjalankan perintah-perintah yang diberikan oleh Rainer Griffin.
Tak lama berselang, sebuah video masuk ke ponsel pintar Rainer Griffin. Pria itu membuka isi video yang tela
Dalam hitungan detik, Olivia Milan telah menyambar kotak merah di atas meja. Buru-buru ia membukanya dan mendapati di dalam kotak merah tersebut ada atasan blouse berwarna mustard dengan bahan yang super lembut dan sedikit berkilau. Gadis itu hampir memekik karena saking gembiranya mendapat hadiah sebagus itu. Beruntung, ia segera ingat jika ia sedang berada di dalam kandang singa jantan. Jika ia membuat singa jantan itu terganggu, habislah riwayatnya. “Tuan Griffin, ehm, saya mohon izin keluar dulu untuk berganti pakaian. Saya janji tidak akan lama. Setelahnya, saya akan segera membersihkan sofa Tuan Griffin.” “Mengapa kau tak berganti pakaian di kamar mandiku saja?” Rainer Griffin menjawab dengan nada datar. “Begitu? Saya boleh meminjam kamar mandi Tuan Griffin lagi?” Olivia bertanya ragu-ragu. “Apa kau bodoh? Mengapa kau selalu tak mengerti ucapanku? Ah, ya, kau bahkan bisa berganti pakaian di sini! Siapa yang peduli!” jawab Rainer Griffin
Obrolan Rainer Griffin dan Olivia Milan tentang pengganti Adelyn terpaksa terputus sebab Rainer Griffin menerima sebuah telepon penting dan ia harus pergi untuk meeting mendadak. Akhirnya, hanya ada Olivia Milan seorang di dalam ruang kerja Rainer Griffin kala itu. Gadis itu masih mengerjakan tugas membersihkan sofa hingga waktu telah menunjukkan pukul empat sore hari. Olivia Milan membereskan perkakas kebersihan dan mulai bersiap-siap untuk pulang. Ketika hendak pulang dari kantornya, gadis itu terlebih dahulu pergi ke toilet untuk mengganti roknya yang ia rasa terlalu pendek. Olivia memilih untuk mengenakan roknya sendiri meski terasa sedikit lengket dan kotor, setidaknya rok tersebut sesuai dengan penampilannya sehari-hari yang tak terlalu berani mengumbar keindahan tubuhnya. Setelah mengganti rok pendeknya, tak lupa Olivia Milan juga mengenakan outer oversize sebab udara sore hari di kota Gapi memang dingin dan angin kerap berhembus cukup kencang di beberapa wila
Nasib Olivia Milan sore itu tak ubahnya bak seekor kucing yang baru saja lolos dari terkaman tiga anj*ng. Kakinya berjinjit-jinjit melewati tiga perempuan yang sedang bersimpuh di lantai toilet perusahaan. Tiga gadis itu tak memedulikan keberadaan Olivia lagi sebab ada hal yang lebih krusial untuk dihadapi dan juga diratapi. Tak lupa, Olivia Milan memungut outer kusamnya yang kini tergeletak di lantai. Bagaimanapun juga, outer itu adalah pemberian Varen Omkara, ia akan tetap menyimpannya sekalipun benda tersebut telah tak berbentuk sebagaimana mestinya. Gadis itu memang merupakan satu dari sedikit perempuan yang setia pada cinta di hatinya, meski nyatanya Varen telah meninggal dunia. Ketika berada di dalam kereta NGC Subway, Olivia Milan duduk sembari menyandarkan punggungnya yang kaku. Hari itu, ia telah melewati beragam peristiwa yang cukup membuat kepalanya penat. Untuk melemaskan ketegangan, Olivia akhirnya membuka sosial medianya untuk melihat-lihat News Feed di
Pagi-pagi di hari berikutnya Olivia melompat dari ranjang karena ia telah bangun kesiangan. Sebelumnya Olivia memang baru bisa tidur setelah lewat dini hari. Dunia maya telah menyita perhatiannya dan membuat gadis itu begadang semalaman hanya untuk membaca rentetan berita tentang Angela Stronovsky. Riwayat gadis itu telah berakhir, setidaknya jika ia masih selamat dan sehat kembali pasca mengalami pengeroyokan, ia toh akan mendekam di dalam jeruji besi untuk waktu yang cukup lama. Angela akan didera dengan pasal-pasal berlapis, dan tentu saja, sebagian besar dari sisa umurnya akan dihabiskan di dalam penjara. “Sial, aku sudah hampir terlambat!” Olivia Milan memekik kesal sembari berjalan cepat menuju kamar mandi. Usai mengguyur tubuhnya, Olivia Milan langsung mengeringkan tubuh dengan handuk, menyambar pakaian yang tergantung di lemari lalu merapikan rambutnya di depan cermin. Seorang gadis sederhana seperti Olivia bahkan hanya membutuhkan waktu kurang dari lima meni
Kegembiraan Olivia Milan luntur tak bersisa ketika ia mengintip isi dari kotak hitam yang diulurkan oleh Edward untuknya. Kotak hitam itu berisi pakaian ganti untuk Olivia, tetapi, itu bukanlah seragam pramusaji di Bluefin Seafood. Nyatanya, kotak hitam yang Edward berikan pada Olivia Milan hanya berisi dua helai kain yang amat tipis dan ringan. Dua helai kain itu terdiri atas bikini dan G-string saja, tak lebih. “Maaf, Tuan Edward, sepertinya Tuan keliru memberikan saya baju ganti. Ehm, ini, ini bukanlah seragam pramusaji di Bluefin Seafood.” ucap Olivia Milan tatkala ia mengintip isi kotak hitam yang diulurkan Edward. “Ngomong-ngomong, aku tidak pernah keliru dalam hal apapun, Nona Manis. Segera ke ruang ganti karena klien spesial kami sudah menunggu!” seru Edward sembari membuat gerakan tangan mengusir, menandakan jika pria itu ingin Olivia segera mengganti pakaiannya dengan bikini yang sudah ia persiapkan. “Bagaimana ini, bukankah saya melamar pekerjaan d
Sampailah Edward dan Olivia Milan di sebuah pintu ruangan VVIP yang ditempati oleh Tuan Wilson. Di dalam ruangan tersebut, Tuan Wilson tengah menunggu dengan tidak sabar sebuah sajian spesial yaitu gadis cantik yang bisa ia nikmati sembari melahap makanan mewah ala Bluefin Seafood. “Tuan Wilson, sajian spesial yang Tuan pesan telah tiba. Selamat menikmati suguhan terbaik yang kami persiapkan khusus untuk Tuan Wilson,” ucap Edward seraya membungkuk sebentar pada Tuan Wilson yang tengah duduk santai di sofa panjang. Ketika mengucapkan kalimat tersebut, Edward membuat sebuah isyarat seolah ia sedang menyerahkan Olivia Milan sebagai sebuah sajian istimewa untuk Tuan Wilson. Laki-laki yang bernama Tuan Wilson itu pun terlihat menyeringai lebar ketika dua bola matanya menangkap pemandangan indah di depannya itu. “Wah, tak kusangka Bluefin Seafood memiliki koleksi hidangan yang menggugah selera. Baiklah, kau cepat keluar dari sini sebab aku ingin segera menikmati sa
Pemilik punggung yang baru saja ditabrak oleh Olivia Milan itu mengaduh dan menoleh ke belakang karena kaget. Pria berjas hitam itu lantas melotot lebih kaget katika mendapati ada seorang gadis yang hanya memakai bikini sedang berkeliaran di area VVIP Bluefin Seafood Restaurant. Pria berjas hitam itu pun berteriak memanggil security untuk menyingkirkan Olivia Milan dari tempat tersebut. Pria yang memiliki nama Tuan Thomas itu khawatir jika keberadaan gadis berbikini di area VVIP akan mencoreng nama baik Bluefin Seafood Restaurant di muka umum. “Security, lempar keluar gadis sialan ini! Siapa yang telah membiarkan seorang gadis gila berkeliaran di tempatku yang terhormat ini?” hardik Thomas pada sosok security yang tak sengaja sedang berada di dekat tempat kejadian. “Maaf, Tuan. Maaf dan tolong saya. Saya sedang dalam masalah. Saya mohon tolonglah saya,” tak peduli akan kemarahan Thomas, Olivia Milan justru merengek meminta tol
Mendengar hardikan Rainer Griffin yang membahana, serta merta Thomas tergeragap dan tangannya gemetaran meraih ponsel dari saku. Tuan Wilson yang masih terpaku di tempatnya, terlihat turut terdiam mengamati keadaan. Ia tak begitu mengenal sosok Rainer Griffin, tapi dilihat dari keberainan Rainer Griffin membentak Thomas, Tuan Wilson yakin jika Rainer Griffin bukanlah berasal dari keluarga sembarangan. “Ed-Edward, kau di mana? Ke sini segera! Tuan Griffin ingin bertemu denganmu!” Sambungan tertutup setelahnya. Suasana menjadi mencekam, tak ada seorang pun berani memulai pembicaraan sebab Rainer Griffin seolah sedang mengeluarkan aura pembunuh yang kuat. Pria itu berdiri dengan diliputi oleh amarah, security, Tuan Wilson dan Thomas sama-sama tak mengerti penyebab kemarahan Rainer Griffin. Rainer Griffin membuka kancing jas hitamnya, melepas pakaian itu dari tubuhnya yang semampai, lalu menjatuhkannya begitu saja ke lantai. “Pakai!” ucapnya pada Olivia M