“Curang! Jika Kau melakukan kecurangan, kau harus membayarnya dengan ciuman! Cium aku, atau ungkapkan perasaanmu padaku. Pilih yang mana?!” sergah Rainer Griffin tak terima jika hanya dia seorang yang diwajibkan untuk menyatakan perasaan. “Ayo, buka wajahmu, Nona Milanku yang kadang terlihat manis!” goda Rainer Griffin pada Olivia Milan.
Pelan-pelan, Olivia Milan membuka tangannya yang menutupi wajah. Wajah tersipunya juga menjadi semakin merona merah ketika ia melihat Rainer Griffin telah tersenyum memandanginya.
“Saya… Saya menyukai Tuan Griffin! Sudah…” celetuk Olivia Milan dengan pandangan mata ke bawah, menahan grogi.
“Aku tidak menganggapnya sebagai ungkapan perasaan jika kau tak mengatakannya sambil menatap mataku. Ayolah, aku juga ingin melihat wajah kekasihku ketika ia menyatakan perasaannya secara langsung padaku!” ucap Rainer Griffin seraya mencubit pipi Olivia Milan.
Cuuup….
Tanpa permisi, tiba-tiba Olivia Milan langsung mendaratka
Olivia Milan bisa melihat tatapan mesum Rainer Griffin mengarah kepada dua gumpalan daging kembar miliknya. Untuk beberapa saat, gadis itu tertegun sebab tak menduga pertanyaan seperti itu akan dimunculkan oleh bibir Rainer Griffin yang menggoda. Kewarasan Olivia Milan nyaris disingkirkan oleh hawa nafsu, beruntung, sebelum akal sehatnya benar-benar tenggelam, tangannya segera sadar dan langsung menghantamkan beberapa pukulan ke dada Rainer Griffin.BUG!!! BUG!!! BUG!!!“Pertanyaan macam apa itu? Dasar pria mesum! Pria brengsek! Menyingkir dari tubuh saya!” jerit Olivia Milan seraya memukul dan mendorong tubuh kekar Rainer Griffin yang tengah menindih tubuhnya.“Stop! Stop! Baiklah, aku tidak akan melakukannya! Diam di sana, aku janji aku tak akan melewati batas!” balas Rainer Griffin seraya menangkap dua tangan Olivia Milan, pria itu mengunci dua pergelangan Olivia Milan hanya menggunakan satu tangan krinya. Mengangkat tangan gadis itu k
Buuug!!!Olivia Milan menghantamkan keningnya pada kening Rainer Griffin.“Hey! Apa yang akan Tuan Griffin lakukan?!!”Gadis itu melotot tajam, tak peduli Rainer Griffin mengaduh antara kaget dan juga setengah sakit. Pria itu pun memegangi keningnya beberapa detik lalu bergantian mengusap-usap kening Olivia Milan.“Keningmu sakit?” tanyanya dengan suara lembut.“Tuan Griffin belum menjawab pertanyaan saya! Mengapa tangan Tuan Griffin brgerak ke bawah? Apa yang akan Tuan Griffin lakukan?!”Olivia Milan menyolot, napasnya kembali tersengal-sengal, tapi kali itu bukan karena bernafsu melainkan karena marah. Merasa marah karena Rainer Griffin sepertinya bukan pria yang akan memegang janji.“Kau membenturkan kening karen tanganku bergerak ke bawah? Begitu?”Alis Rainer Griffin terangkat. Pria itu mendengus kesal karena nyeri benturan di keningnya samar-samar masih terasa.&ldquo
Matahari sudah merangkak tinggi ketika tubuh Olivia Milan terbangun mendadak karena jatuh dari sofa. Gadis itu memijit-mijit kepalanya sebab keningnya menghantam lantai dengan cukup keras. Di atas sofa, Rainer Griffin masih tidur dengan posisi yang sama persis seperti sebelumnya.“Sial! Ini sudah siang! Tuan Griffin, Tuan Griffin… Bukankah Tuan Griffin harus ke kantor hari ini?” Olivia Milan mengguncang-guncang tubuh Rainer Griffin untuk membuat pria itu segera terbangun.“Huaah… Aku sudah menghubungi Adelyn untuk mengosongkan jadwalku hari ini… Huah…” sahut Rainer Griffin masih dalam posisi yang sama.“Benarkah, kapan?” kening Olivia Milan berkerut, ia tak mendengar apa pun sebelumnya, ia khawatir Rainer Griffin hanya bermimpi ketika mengatakan telah menghubungi Adelyn Scarlet.“Sudaah… Tadi pagi, waktu kau masih mengorok! Adelyn bahkan bisa mendengar suara dengkuranmu dari sebe
Olivia Milan tercekat kaget ketika menemukan seorang gadis cantik yang tengah menggeliat dengan sangat menggoda dari atas ranjang Rainer Griffin. Yang membuat Olivia Milan semakin kaget adalah, ia sudah pernah bertemu dengan gadis itu.“Rain… Kau bahkan masih menggunakan password yang sama seperti dulu. Ah… Aku jadi rindu saat-saat kebersamaan kita dulu!” ungkap gadis itu dengan sangat manja, ia bahkan sama sekali tak merasa canggung meski ada sosok perempuan lain di ruangan tersebut.“Pergi Kau dari sini! Menyingkir dari ranjangku!” Rainer Griffin melangkah maju, ia berencana menyeret gadis itu dari atas ranjangnya.“Ah, kau mau membawaku ke mana, Tampan? Aku pasrah jika Kau yang menyeretku.” Desis gadis itu tanpa ragu, tanpa malu.Olivia Milan merasakan hawa panas tengah menjalari dadanya, ia tak menyangka jika Alice Winterbourne yang cantik dan memesona itu ternyata dengan sangat terang-terangan telah m
“Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya?Olivia Milan menunduk lagi, memain-mainkan jari jemarinya karena merasa terganggu dengan pikiran buruk yang mulai memasuki kepalanya.“Berhasil! Tentu saja hubungan kita akan berhasil. Berakhir dengan bahagia, dan selalu berjalan dengan bahagia.”Rainer Griffin menepuk-nepuk pundak Olivia Milan, mencoba menghibur gadis yang tengah dilanda keragu-raguan itu. Sebetulnya, ia sendiri juga memiliki keraguan yang sama, tetapi setiap kali keraguan tersebut muncul, segera ia tangkis dengan kenangan-kenangan manis ketika ia bersama Olivia Milan.“Bagaimana jika sebaliknya?” kukuh Olivia Milan pada pertanyaannya.“Sssst… Jangan berkata yang bukan-bukan! Sudah, aku akan beristirahat sebentar, mau menemaniku tidur?” Rainer Griffin mencoba mengalihkan pembicaraan, ia menarik tangan Olivia Milan menuju ke ranjangnya. “Nah, tolong rapikan sebentar selagi aku gan
Efek samping dari jatuh cinta adalah menjadi gila. Seperti saat itu, Olivia Milan memandang apa yang dilakukan oleh Rainer Griffin benar-benar tak begitu masuk akal. Rainer Griffin memegangi telapak tangan Olivia Milan dan menciuminya beberapa kali, pria itu lantas meletakkan telapak tangan Olivia Milan di bawah pipinya. Ia menidurkan diri dalam posisi miring dengan satu telapak tangan Olivia Milan ia jadikan alas di bawah pipi.“Rasanya menyenangkan… Aku ingin buru-buru menikah denganmu, Nona Milan…” gumam Rainer Griffin dengan mata tertutup. Beberapa detik setelah mengucapkan kalimat tersebut, Rainer Griffin telah kehilangan kesadarannya karena tertidur.Melihat kekasihnya tidur, Olivia Milan memelorotkan sandarannya. Pelan-pelan gadis itu juga memosisikan tubuhnya untuk berada sejajar dengan tubuh Rainer Griffin. Dengan satu tangan masih berada di pipi Rainer Griffin, Olivia Milan menggunakan tangannya yang lain untuk mencoba menyentuh hidu
“Apa maksudnya ini? Bagaimana bisa seorang perempuan justru meminta kekasihnya untuk pergi bersama gadis lain? Tidak! Aku akan datang ke acara peresmian Winterbourne Empire State Building bersama kekasihku sendiri, Olivia Milan!”Rainer Griffin mencubit pipi Olivia Milan yang masih terlihat mengantuk, gadis itu meringis sebentar lantas balas memberi cubitan keras ke pipi Rainer Griffin.Belum sempat Olivia Milan merespon kalimat Rainer Griffin, dua orang itu dikagetkan dengan getar dan bunyi ponsel Olivia Milan yang mendapat panggilan dari Harry Johnson. Karena ponsel Olivia Milan juga berada dalam jangkauan Rainer Griffin, pria itu mengerutkan alis dan terlihat tak begitu senang.Melihat perubahan ekspresi yang ada di wajah kekasihnya, Olivia Milan mengangkat alis seolah bertanya apakah ia sebaiknya membiarkan panggilan tersebut atau mengangkatnya.“Angkat saja, tapi aktifkan mode Loudspeaker! Aku mau mendengar apa yang akan disampaikan
Ketika melihat ekspresi Rainer Griffin yang justru gembira mendapat serangan, Olivia Milan kian memperkeras cubitan-cubitan yang ia lakukan. Bersamaan dengan itu, dengan gerakan yang sangat cepat, Rainer Griffin menarik selimut tebal yang saat itu berada di bawah kakinya. Ia menelungkupkan selimut tersebut ke tubuh Olivia Milan yang berada di atas tubuhnya.Setelah selimut itu menutupi tubuh mereka berdua, Rainer Griffin segera menangkap dua sisi bawah ketiak Olivia Milan. Mencengkramnya erat lalu membanting tubuh gadis itu untuk beralih posisi ke bawah sementara Rainer Griffin berada di atas.“Aaaaah!!!” Olivia Milan memekik tertahan ketika dalam sekejab ternyata keadaannya justru menjadi berkebalikan. Dari yang awalnya dia berada di atas dan dengan leluasa menyerang Rainer Griffin, kini tubuhnya berada di bawah dan tengah ditindih oleh Rainer Griffin.“Sekarang, giliranku yang akan melakukan epic comeback!” Rainer Griffin melepas kaus p