Share

27 : Ivy

"Cari apa, Bang?" seru Zia saat mendapati sang kakak kebingungan. Mereka, Zia dan Sean sama-sama memiliki perasaan yang lebih peka.

“Ponsel Abang,” jawab Sean tanpa menoleh ke arah adiknya. Ia sibuk celingukan merogoh ke dua sakunya secara bergantian. Dia lupa, bahwa pagi tadi, ia langsung pergi begitu saja tanpa memedulikan benda persegi panjang itu.

Zia lekas mengulurkan ponsel miliknya. "Pakai punya Zie aja," katanya dengan ceria.

Sean menerimanya dan mencari kontak milik Ivy. Matanya melihat deretan pesan yang dikirim Zia pada bibinya itu. Ternyata gadis cantik dengan rambut panjang itu jauh lebih sering bertukar kabar dengan sang bibi.

"Iya, Sayang," seru Ivy saat menerima panggilannya. Akan tetapi matanya membola saat tahu siapa yang memenuhi layar ponselnya.

"Sean?!" pekiknya. "Apa kabar, Nak? Kenapa tidak pernah telepon, Ibu? Kamu sehat kan? Kalian di London?" Pertanyaan memberondong itu memenuhi telinga Sean, Zia, dan Gea.

"Iya, Bu. Maaf untuk itu. Sean— ya, Sean salah—”

“Suda
Az Zidan

Maaf dua hari libur, habis keguguran. Tolong dimaklumi, ya. boleh minta gems? biar semangat hehehe

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status