"Aduh, Richard!"Dengan rasa sakit yang luar biasa karena gigitan Richard, kilat putih menyambar di depan mata Jeany. Wanita itu memukul pelan lengan sang suami yang tengah menggigit dirinya. "Kenapa, ini nikmat, kan?"Richard menyahuti dengan santai, tersenyum begitu tampan sebelum kemudian menggigit sang istri lagi. "Aduh, Richard!"Protes Jeany tak membuat Richard berhenti. Sejak dulu, Richard telah mengajari Jeany bagaimana merasakan kesakitan yang berubah menjadi kesenangan. Jeany adalah murid yang luar biasa dan memiliki tubuh yang lebih sensitif dari yang diharapkan Richard. Saat Richard menggigit Jeany, dia bisa merasakan dinding bagian dalam yang membungkus p*nisnya semakin mengencang. Richard mati-matian bertahan di bawahnya, hampir seperti apa adanya, dan menggigitnya sedikit ke belakang.Pilar berwarna merah tua, basah oleh cairan yang tidak ada yang tahu siapa yang menumpahkannya, keluar seolah-olah didorong keluar dari tubuh putih Jeany. "Hah, haaa... "Jeany tere
"Sayang! Rich, aku ... aku hamil!"Teriakan Jeany di pagi hari membuat Richard seketika terbangun dari tidurnya.Dia menyibak selimut dan berlari ke kamar mandi di mana Jeany yang saat ini sedang terduduk di lantai kamar mandi sambil memegang test pack di tangannya dengan tubuh gemetar.Sedang satu tangan yang lain menutup mulut dengan pipi yang basah oleh air mata."Apa tadi yang kamu bilang, Sayang?"Richard bertanya dengan suara gugup. Jeany mendongak, menatap suaminya tersebut dengan mata berkaca-kaca dan menyodorkan test pack yang sedari tadi dia pegang."Aku ... aku hamil, hasilnya positif," ucap Jeany dengan bibir bergetar. Memberi tahu kepada suaminya, bahwa akhirnya, anak kedua yang dia nantikan akhirnya datang juga. Haru, bahagia dan masih tak percaya memenuhi eskpresi wajah wanita cantik itu. Setelah Maureen cukup dewasa, Jeany memang selalu menginginkan memiliki anak lagi, Richard yang tak berdaya, tak sanggup melawan keinginan istrinya untuk melakukan program hamil. D
(Sinopsis) Hidup Luana jungkir balik dalam semalam. Teman dekatnya menjebak Luana tidur dengan pria asing agar pertunangannya batal. Parahnya, pria yang ditiduri Luana ternyata Kyle Ivander, seseorang dari masa lalunya yang kini menjadi bos di kantor Luana. Kabarnya, Kyle Ivander juga menguasai dunia bawah sebagai mafia kejam yang ditakuti. Sebagai pengganti bosnya: Dante Richardo. Luana yang ketakutan dengan konsekuensi tidur bersama seorang mafia serta seseorang yang pernah dia sakiti di masa lalu, mencoba melarikan diri diam-diam. Namun.... Pria kejam itu kini berdiri di depan Luana, dan dengan dingin berkata. "Laksanakan tanggung jawabmu, atau mati di tanganku." *** "Argh, sial."Luana telah melakukan kesalahan.Gadis itu menelan jeritan hening karena kengerian yang disingkapkan oleh cahaya mentari pagi.Dia kini berada di ruangan asing, selimut acak-acakan, pakaian, dan pakaian dalam berserakan di lantai—dan seorang pria di sampingnya, telanjang dan tidur tanpa pe
Luana menatap bingung pada pemilik pakaian yang berceceran tersebut, yang parahnya dia saat ini adalah atasan Luana di kantor! Atasan yang terus menyiksa mental Luana dan membenci dirinya tanpa sebab. Bagaimana mungkin musibah bisa datang bertubi-tubi seperti ini? "Kubilang, aku minta ganti rugi," ulang Kyle dengan mata menyipit, alis ramping miliknya yang saling bertaut entah kenapa terlihat indah. "G-ganti rugi apa?" "Ganti rugi karena telah merenggut keperjakaanku." Kyle menjawab dengan tenang, sehingga membuat kedua mata Luana melotot. "APA?!! ANDA SUDAH GILA?!" "Kenyataannya itulah yang terjadi," jawab Kyle dengan dingin. "Saya sendiri tidak ingat apa pun, bagaimana bisa Anda menyuruh saya ganti rugi?" tantang Luana dengan mata menyipit. "Kamu mau lihat buktinya?" Kyle malah dengan santai menawarkan bukti yang seketika membuat Luana tergagap. "B-bukti apa?" "Bukti betapa ganasnya kamu tadi malam," jawab atasannya tersebut dengan sangat tenang. "G-ganas? Itu tidak mu
Seorang pria tampan berjalan dengan tegap masuk sebuah ruangan yang sedang ramai oleh riuh rendah percakapan orang-orang yang ada di sana, memandang dengan angkuh ke arah sekeliling.Ruangan yang awalnya ricuh tersebut kini mendadak hening, senyap.Tak ada satu pun orang yang berani membuka mulut ketika melihat Kyle Ivander, pria dengan aura yang sangat menekan itu masuk ke dalam sana.Semua seakan berhenti di tempat, tak ada yang berani bergerak seinci pun, suasana yang ceria dia kantin kantor mendadak tegang seperti ruang pengadilan.Pria itu mengarahkan tatapannya kepada seorang gadis yang tengah duduk di antara kerumunan orang, perempuan itu kini menunduk dalam seakan menyembunyikan keberadaannya di antara kerumunan pegawai yang lain.Ekspresinya berubah menjadi sinis.Matanya sedikit menyipit sebelum beberapa detik kemudian, ekspresi bosan menghiasa wajahnya."Luana, ke ruangan saya sekarang!" perintah Kyle dengan nada dingin dan tajam, membuat mata semua orang kini tertuju pada
Ada peraturan tak tertulis di kantor ini di mana tidak ada yang boleh menyentuh Kyle tanpa izin karena kabarnya dia memiliki sebuah phobia. Siapa saja yang nekat melanggar peraturan itu akan dihukum dengan sangat berat. Dan tadi malam, bukan hanya menyentuhnya, melihat bekas di tubuh Luana dan bekas yang ditunjukkan Kyle di punggungnya, kemungkinan besar dia bahkan sudah bercinta dengan Kyle Ivander! "Betapa bodohnya aku ini," rutuk Luana, penuh penyesalan. Dari begitu banyaknya pria di dunia ini, kenapa... kenapa dia harus berakhir di ranjang Kyle, sih??? Kenapa harus pria ini?? Tamat sudah riwayatnya, Luana pasti akan menjadi pengangguran sekarang. Dia berjalan dengan lunglai melewati sekat sebuah dinding yang penuh dengan hiasan dan pajangan barang-barang antik di ruangan Kyle, menuju tempat Kyle kini duduk di kursi kebesarannya. "S-saya datang, Bos." Luana mengatakan hal itu sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam dan mengenggam erat kedua tangannya menahan gemeta
"Aku tidak memerasmu, Luana. Salahmu sendiri tadi malam melempar tubuhmu kepadaku," jawab Kyle dengan santai, sambil menyilangkan tangan di dada. "Tunggu, tunggu. Bukankah itu artinya Anda yang merenggut keperawanan saya? Seharusnya saya yang menuntut Anda, Bos. B-bukankan begitu?" Luana menggelengkan kepala saat menemukan kejanggalan pada ucapan atasannya tersebut. "Tidak, kau melempar tubuhmu padaku dengan menerobos kamarku tanpa izin, karena bisa saja kamu melakukan hal ini karena mengincar hartaku, jadi aku menuntut dirimu karena telah membuat aku melakukan hal itu tadi malam," jawab Kyle. Tenang dan percaya diri sehingga Luana langsung percaya begitu saja. "Tunggu, ini membingungkan. Kenapa ... kenapa justru saya yang harus membayar? Bukankah biasanya ... biasanya gadis yang menuntut ganti rugi?" tanya Luana, kebingungan. "Kamu tahu kenapa?" Kyle mencondongkan badan ke depan, membuat gadis itu semakin penasaran. "K-kenapa, Bos?" "Karena adalah aku Kyle Ivander." Kyle meng
Sebagai balasan atas kebaikannya ini, Luana berjanji akan menyebarkan kebaikan Kyle di kalangan para karyawan agar Kyle tak lagi dianggap sebagai iblis berdarah dingin dan malaikat pencabut nyawa. Dia benar-benar bertekad penuh! Namun, semua suka cita itu langsung terhempas seketika, saat boss nya kembali angkat bicara dengan suara tenang yang mematikan. "Tapi, Luana...." "Y-ya, Bos?" Luana memandang bos nya yang tengah mengerutkan kening dengan sangat tampan, sampai jantung gadis itu berdebar kencang, meski entah kenapa, melihat ekspresinya saat ini, dia merasa medapat sebuah firasat yang sangat buruk. "Aku bingung. Sangat sangat bingung," jawab bos muda nya itu masih dengan ekspresi tenang, yang saat ini membuat Luana curiga. "Bingung? Bingung kenapa, Bos?" tanyanya keheranan. Apalagi yang dia bingungkan? Bukankah masalah di antara mereka tentang kejadian semalam itu sudah selesai? Luana benar-benar tak mengerti. "Hmm." Kyle masih tidak menjawab, hanya berdehem