Jantung Dini hampir saja lepas, tak kala namanya di panggil untuk menghadap Gus Fiment. Dini sama sekali tidak bisa membayangkan, bagaimana dirinya yang akan berhadapan langsung dengan Gus Fiment.Dini menarik napas sejenak, sebelum menghembuskan secara perlahan. Di mana dengan cara itu, Dini bisa membuang rasa grogi yang sedang menerpa dirinya saat ini.Begitu di rasa sudah cukup baik. Dini segera berjalan menuju ruang kerja Gus Fiment. Di mana Dini siap mempresentasikan semuanya secara lebih baik lagi pada Gus Fiment. Sehingga ia akan menjadi salah satu kandidat yang di pilih oleh Gus Fiment.Tetapi Dini justru kembali di landa perasaan yang cukup tegang. Tak kala melihat penampilan dari Gus Fiment yang begitu menawan. Dengan pakaian bak pangeran Arab, Gus Fiment terlihat tampak begitu tampan dengan gamis berwarna putih. Begitu juga dengan sorban yang membungkus peci hitamnya. Semakin menambah kesan menawan yang ada dalam diri Gus Fiment.Dini yang terkagum-kagum akan penampilan dar
Panggilan telepon yang tidak terjawab. Membuat Ayu memberanikan diri untuk datang ke pondok pesantren. Ada banyak kenangan yang ada di dalam ingatan seorang Ayu di pondok pesantren. Kala itu ia masih menuntut ilmu seperti santriwati biasanya. Namun kini kenangan itu coba di bangkitkan kembali oleh Ayu. Namun ia saat ini sebagai seorang pengajar di pondok pesantren. Mengingat Ayu yang kini sudah lulus sarjana bahasa.Melihat ada lowongan yang ada di pondok pesantren. Tentu saja, ini adalah kesempatan bagi Ayu untuk bisa kembali dekat dengan Gus Fiment. Mengingat status Ayu yang saat ini sudah menjadi seorang janda. Tidak heran, Ayu pun berusaha untuk kembali dekat dengan Gus Fiment. Mengingat Ayu yang memang memiliki rasa akan Gus Fiment. Ayu sendiri merasa Gus Fiment masih memiliki rasa akan dirinya.Ayu datang dengan sebuah amplop coklat berisi data dirinya. Ia mengawali semuanya dengan bismillah. Berharap pertolongan Allah akan dirinya cukup besar di hari ini.Baru sampai di dekat s
Melihat rasa percaya diri yang di tunjukkan oleh Dini. Seketika menciptakan rasa khawatir yang cukup besar dalam diri Umi Salamah. Ia yang menganggap Dini sebagai saingan utama dalam mendapatkan Gus Fiment. Mulai mencari celah untuk bisa membuat Dini tidak menjadi pemenang dalam seleksi menjadi guru bahasa inggris. Mengingat nama Dini yang mungkin saja akan menjadi seorang yang di perhitungkan lagi oleh Gus Fiment.Kekhawatiran Umi Salamah dapat di rasa oleh pengajar lainnya. Wajah gelisah dengan sedikit rasa was-was. Terus menghantui seorang Umi Salamah saat ini. Dia terlihat tidak percaya diri dengan apa yang terjadi saat ini. Sehingga Umi Salamah nampak bimbang.Tidak berani cerita pada siapa pun, tetapi Umi Salamah yang di pancing oleh salah satu rekannya. Pada akhirnya mulai cerita dengan sendirinya. Ia pun menceritakan pada salah satu rekan kerjanya yang bernama Putra di ruang guru. Bagaimana keresahan yang saat ini sedang di rasakan oleh dirinya. Keresahan akan Dini yang akan m
Seorang penjual bakso terlihat merenung di dekat pohon mangga. Dengan dagangan yang masih banyak. Pedagang bakso itu terlihat tidak begitu bersemangat. Mengingat dagangan dia yang masih banyak yang belum laku.Melihat bagaimana kesedihan yang di rasakan oleh pedagang bakso tersebut. Dini dengan penuh inisiatif, datang menghampiri pedagang bakso yang sudah tua tersebut. Tentu Dini ingin menghibur pedagang bakso yang sedang bersedih tersebut."Assalamualaikum Pak. Boleh saya pesan bakso Bapak?" Ucap Dini dengan lembutnya."Wallaikumsallam. Tentu saja Neng. Alhamdulillah, akhirnya ada yang mau beli bakso saya. Sudah dari jam 9 pagi saya keliling kampung. Tetapi dagangan saya baru laku ini. Setidaknya saya pulang ke rumah tetap membawa uang. Walaupun tidak banyak," ucap pedagang bakso tersebut.Mendengar kisah pilu yang di rasakan oleh pedagang bakso itu. Dini pun berniat untuk menolong pedagang itu. Mungkin dengan cara membeli dagangan dari pedagang bakso tersebut. Dini bisa membantu mer
Mendengar kisah kebaikan dari Dini pada seorang pedagang bakso. Tentu saja Fachri semakin menaruh perhatian lebih pada Dini. Fachri yang mengetahui masa lalu kelam dari Dini. Seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Dini. Bagi Fachri, Dini adalah seorang perempuan yang baik di hari ini. Tidak peduli separah apa masa lalu dari Dini saat itu. Terpenting Dini yang di kenalnya adalah Dini di hari ini. Di mana banyak hal baik yang di miliki oleh Dini.Fachri berniat mengajak Dini ke pasar. Ada beberapa bahan yang harus di beli oleh Fachri ke pasar. Dia segera menaiki tangga menuju kamar Dini. Tetapi baru tiga anak tangga yang di naiki olehnya. Fachri sudah bertemu dengan Fitri yang menampilkan wajah yang begitu senang bertemu dengan Fachri."Ahhhh, Sayangnya aku. Kamu mau apa naiki ke sini. Pasti kamu mau bertemu dengan aku?" Ucap Fitri dengan penuh semangat.Fitri yang mulai mendekatinya, coba di hindari oleh Fachri. Dia berusaha untuk tidak berdekatan dengan Fitri. Mengingat ini
Tiba di pasar, Fatimah langsung mengutarakan kekesalan yang ada di dalam hatinya pada Dini. Di mana Fatimah merasa, kecelakaan yang di alami oleh Fitri. Merupakan kecelakaan yang memang di sengaja. Sehingga Fitri bisa mendapatkan perhatian lebih dari Fachri."Kak Dini merasa tidak. Kalau Kak Fitri itu cuma pura-pura saja. Aku berpikir demikian. Sebab aku rasa dia memang menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan perhatian dari Mas Fachri," ucap Fatimah dengan wajah kesal."Fatimah harus dengar ceramah yang di sampaikan oleh Gus Fiment. Di mana kita sebagai seorang muslim. Harus memiliki sifat khusnuzon. Di mana kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap seseorang. Kita harus tetap berpikir positif dengan apa yang orang lain lakukan," balas Dini dengan begitu lembutnya."Astaghfirullah. Maafkan aku Kak. Tapi aku kesal saja dengan sikap manja yang di tunjukkan oleh Kak Fitri. Kelihatan banget, kalau dia memang mengincar Mas Fachri. Aku merasa dia memang ingin perhatian lebih dari
Semua kandidat tentu berharap akan menjadi salah seorang yang akan di pilih oleh Gus Fiment untuk mengajar di pondok pesantren. Tidak terkecuali Dini yang juga begitu berharap mendapatkan kesempatan untuk mengajar. Dini begitu berharap bisa menjadi seorang pengajar di pondok pesantren. Sehingga ia bisa membagikan ilmu bahasa Inggris yang di milikinya selama ini.Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang paling berkesan bagi Dini. Dia terbangun di jam yang tidak biasa ia bangun. Sehingga ia bisa menunaikan shalat tahajud sebagai bagian dari pengumpulan pahala sunnah yang di harapkan. Dini begitu bersemangat di hari ini. Sehingga ia sudah tidak sabar untuk segera menunggu pengumuman hasil seleksi yang akan di umumkan pagi ini.Selesai shalat tahajud, Dini tentu berdoa berharap yang terbaik untuk dirinya. Dini begitu mengharapkan satu hal yang akan membuat dia mendapatkan apa yang memang pantas di dapatkan."Ya Allah, hamba menyerahkan semuanya pada mu. Jika memang rejeki hamba menjadi
Khadijah segera mengetuk pintu kamar dari Dini. Dia membawa kabar akan Dini yang sukses menjadi kandidat yang di pilih oleh Gus Fiment. Khadijah pun terlihat bahagia akan kabar yang di bawanya tersebut. Sehingga ia menyampaikan pada Dini dengan begitu semangat. Bagaimana pun juga, itu adalah cara dari Khadijah untuk tetap bisa membuat Dini semakin termotivasi. Khadijah langsung memeluk Dini saat Dini membuka pintu kamarnya. Tidak lupa, Khadijah pun mengucapkan selamat pada Dini. Ucapan selamat atas keberhasilan dari Dini yang sukses menjadi salah seorang pengajar di pondok pesantren. "Selamat yah Dini. Akhirnya kamu menjadi salah satu kandidat yang lolos untuk mengajar di sini. Aku harap kamu akan selalu senang untuk bisa menyebarkan ilmu di pondok pesantren ini," ucap Khadijah.Beberapa santriwati yang berada di dekat kamar Dini. Juga turut mengucapkan selamat atas keberhasilan dari Dini yang di pilih oleh Gus Fiment menjadi seorang pengajar di pondok pesantren. Mereka pun terlihat