Gus Fiment nampak begitu berani saat sudah berada di pintu masuk hutan lindung. Tidak ada rasa takut yang datang pada dirinya. Berbekal lampu senter di tangan kanannya. Gus Fiment dengan mengucapkan bismillah, mulai masuk ke dalam kawasan hutan lindung.Sebaliknya, Dini justru mulai ragu untuk masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Apalagi saat Dini mendengar suara tangisan seorang perempuan. Secara tiba-tiba buku kuduk Dini berdiri. Suara itu semakin jelas terdengar oleh Dini. Itu cukup membuat Dini ketakutan, mengingat suara tangisan itu terdengar semakin nyaring di telinganya.Melihat Dini yang ketakutan, Gus Fiment pun langsung menggoda Dini. Dia sengaja membuat Dini sedikit kesal, sehingga Dini akan segera bergabung dengan dirinya untuk masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Membuang semua rasa takut yang ada di dalam pikirannya saat ini."Kamu takut?" tanya Gus Fiment.Dini terdiam dengan wajah penuh ketakutan."Saya sudah bilang. Kamu tidak mungkin berani untuk masuk ke area huta
Sampai di depan kantor polisi, Gus Fatur hanya terdiam menatap tulisan besar yang ada di gapura. Dia tersenyum kecil, menyiratkan akan dirinya yang tidak akan melakukan apa yang sudah di amanahkan pada dirinya. Gus Fatur terlihat tidak begitu baik dalam menyampaikan pesan yang sudah di sampaikan oleh kiayi Musthofa.Seorang anggota polisi yang mengenal Gus Fatur, datang menghampiri Gus Fatur. Dia terlihat begitu ramah pada Gus Fatur. Mengajak Gus Fatur untuk berbincang sejenak."Assalamualaikum Gus. Ada yang bisa saya bantu," sapa anggota polisi tersebut."Wallaikumsallam. Tidak ada Pak. Saya hanya sedang beristirahat saja. Sembari melihat gapura Polsek yang semakin terlihat cantik. Sudah sejahtera semua yah sekarang," ujar Gus Fatur dengan wajah sedikit tersenyum.Anggota polisi itu pun langsung tertawa dengan sedikit gurau yang di lakukan oleh Gus Fatur pada dirinya. Sehingga Gus Fatur pun semakin santai mengobrol dengan anggota polisi tersebut."Oh iya. Kalau melaporkan orang hilan
Semalaman mencari keberadaan dari Khadijah. Namun tidak satu grup pun yang menemukan keberadaan dari Khadijah. Ada rasa khawatir yang di rasakan oleh setiap grup. Di mana mereka mulai merasa letih dengan kenyataan yang ada. Khadijah tidak urung di temukan. Padahal segala upaya sudah di kerahkan untuk mendapatkan informasi dari Khadijah.Fachri bersama dengan 6 temannya terlihat sudah begitu lelah. Belum lagi rasa ngantuk yang ada. Rasanya pencarian ini cukup menyiksa bagi dirinya. Tetapi ia tidak ingin menyerah. Sebelum ia akan mendapatkan keberadaan dari Khadijah. Mengingat Khadijah adalah salah satu orang yang berharga bagi seorang Fachri.Salah satu santri sudah mulai tidak mampu lagi berjalan. Dia mengatakan, jika dirinya mungkin saja akan menunggu di sini. Sementara yang lainnya akan melanjutkan perjalanan menuju hutan. Rasanya sudah tidak ada lagi kekuatan yang ada di tubuhnya. Semuanya sudah terkuras oleh rasa lelah dan letih."Jika kalian semua ingin melanjutkan pencarian. Kal
Dini masih terlihat lelap tertidur di sebuah daun besar yang di jadikan alas. Sesekali tangan kanannya menepuk bagian tubuhnya yang di gigit oleh nyamuk besar. Bagaimana perlawanan yang di lakukan oleh Dini pada nyamuk nakal yang berusaha mendapatkan darah segar miliknya. Dini pun terlihat begitu pulas, walaupun terkadang tangan kanannya menepuk nyamuk yang hinggap di tubuhnya.Melihat Dini tertidur, Gus Fiment semakin merasakan sosok almarhumah istrinya berada dalam diri Dini. Tidak heran, Gus Fiment pun merasakan perasaan yang cukup berbeda saat menatap wajah Dini. Apalagi tidak banyak kenangan yang bisa di rasakan oleh Gus Fiment dengan almarhumah istrinya terdahulu. Sehingga melihat Dini seperti ini, menjadi kesan tersendiri bagi Gus Fiment."Semakin di perhatikan, Dini semakin terlihat seperti mantan istri ku. Apalagi saat dia tertidur seperti ini. Rasanya dia semakin terlihat mirip," ucap Gus Fiment sembari tersenyum.Gus Fiment yang menatap Dini terlalu tajam. Perlahan mulai sa
Kembali ke ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur menunjukkan ekspresi wajah cemas. Ekspresi itu sengaja di buat Gus Fatur untuk menciptakan situasi klise bagi semuanya. Di mana Gus Fatur siap mengatakan pada kiayi Musthofa akan dirinya yang sudah melaporkan kehilangan dari Khadijah pada pihak berwajib. Padahal semua itu adalah kebohongan yang di buat oleh Gus Fatur.Setibanya di ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur yang mempertahankan wajah sedih. Berusaha menenangkan semuanya dengan sebuah cerita karangan yang sempurna. Wajahnya terlihat begitu panik, menunjukkan bagaimana ia khawatir dengan kondisi dari Khadijah."Assalamualaikum Abi," ucap Gus Fatur masuk ke dalam ruang perawatan."Wallaikumsallam," jawab Fatimah dan kiayi Musthofa."Bagaimana Fatur? Apa kamu sudah melaporkan pada pihak berwajib?" Tanya kiayi Musthofa dengan penuh harap."Sudah Bi. Tapi menurut mereka, seorang tidak bisa dinyatakan hilang. Sebelum 2 X 24 jam. Jadi belum bisa di lakukan upaya apap
Khadijah langsung berteriak sekencang mungkin saat dirinya sadar. Ia terlihat begitu marah dengan apa yang di lakukan oleh kedua penjahat tersebut. Mereka berusaha melakukan tindakan yang seharusnya tidak di lakukan pada Khadijah. Khadijah masih berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya dengan begitu kuat. Berharap keajaiban akan datang pada dirinya.Kedua penjahat itu tidak peduli, mereka tetap meminta Khadijah untuk tidak banyak bicara. Mungkin Khadijah akan semakin di buat merana oleh kedua penjahat tersebut. Jika Khadijah masih berusaha berbicara dengan suara yang cukup keras."Jika kamu tidak bisa diam. Kami akan melakukan kekerasan pada kamu. Makanya kamu diam!" ucap salah seorang penculik.Khadijah yang tidak takut dengan ucapan dari penculik tersebut. Balik membentak penculik itu dengan suara yang begitu keras. Dia merasa sama sekali tidak takut dengan penculik tersebut. Sehingga berani melawan sang penculik dengan suara yang begitu keras.Salah satu penculik mulai kesa
Gus Fatur terus mendesak Ferdi untuk segera menelpon ke pihak pondok pesantren. Gus Fatur merasa ini adalah kesempatan emas bagi Ferdi dalam menekan kiayi Musthofa. Gus Fatur khawatir, semakin lama justru akan semakin sulit bagi Gus Fatur dan keduanya dalam mendapatkan akses ke pihak pondok pesantren."Saya pikir, kita harus segera meminta pihak pondok pesantren untuk menyerahkan sertifikat tanah itu. Dengan jaminan dari Khadijah, sepertinya Firman sudah tidak akan berani untuk menolak lagi," ucap Gus Fatur."Kenapa mendesak seperti ini. Saya rasa, kita bisa melakukannya nanti. Tidak harus sekarang. Ini terlalu dini Gus Fatur," jawab Ferdi."Saya tidak setuju. Jika kita tidak melakukan sekarang. Mereka akan melaporkan semua ini pada pihak berwajib. Itu akan semakin runyam. Lebih baik sekarang kita desak pihak pesantren. Sehingga mereka tidak memiliki kekuatan apapun lagi," ucap Gus Fatur.Ferdi berpikir sejenak. Dia pun memikirkan apa yang di minta oleh Gus Fatur. Bukan hal yang sulit
Letih dan capek begitu di rasa oleh Dini saat berada di tengah hutan. Tidak hanya capek saja, Dini pun merasakan lapar yang cukup besar. Perutnya terus berbunyi, menandakan sesuap makanan harus mengisi perutnya saat ini. Sudah pasti ini adalah alarm yang cukup genting bagi seorang Dini.Di sudut lain, Gus Fiment masih mencoba mencari jalan untuk menembus hutan. Dia masih begitu yakin bisa menemukan keberadaan dari Khadijah. Mengingat ia percaya Khadijah berada di hutan lindung tersebut. Namun ia belum tahu saja keberadaan dari Khadijah saat ini.Dini yang sudah tidak kuat lagi dalam melawan rasa letih yang ada. Mulai menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah. Dia menyender pada sebuah pohon besar. Menghela napas yang begitu kuat. Memungkinkan dia mendapatkan energinya yang telah hilang.Melihat Dini yang sudah terlihat payah. Gus Fiment pun langsung menghampiri Dini. Dia segera mendekat ke arah Dini dengan tatapan wajah yang begitu lesuh. Ada sedikit rasa khawatir yang di alami oleh Gus Fime