Gus Fiment terlihat merasa kurang nyaman, saat seorang pria berbadan besar mulai menguntit dirinya. Pria dewasa dengan kaos berwarna putih dengan otot yang besar. Terlihat sedari tadi mengikuti setiap pergerakan dari Gus Fiment. Perlahan namun pasti, Gus Fiment mulai merasa risih dengan keberadaan dari pria tersebut. Sengaja menjebak pria itu. Bodyguard itu pun tidak bisa berkata-kata lagi saat Gus Fiment mulai menjebak dirinya. Dengan tatapan tajam, Gus Fiment mulai melakukan interogasi terhadap pria tersebut. Pria itu sedikit kaku saat mendapatkan pertanyaan dari Gus Fiment. Terlebih Gus Fiment menatap wajah pria itu dengan tatapan yang begitu tajam. Mengingat Gus Fiment yang tidak nyaman saat pria itu terus mengikuti dirinya."Mau apa kamu mengikuti saya dari tadi?" tanya Gus Fiment dengan wajah penasaran. Bodyguard sewaan itu terlihat bingung untuk menjelaskan pada Gus Fiment, jika dia di sewa oleh oleh Dini untuk melindungi Gus Fiment. "Ayo katakan. Sebenarnya kamu mau apa?" t
Satu tiket parkir sudah di pegang oleh Fachri. Tiket parkir itu sepertinya menjadi tiket yang cukup berharga bagi seorang Fachri. Mengingat tidak semua orang bisa mendapatkan tiket itu. Sebuah tiket yang cukup berharga bagi Fachri dalam mendapatkan tempat untuk bisa melihat keseruan yang akan terjadi di pasar malam. Tetapi malam ini, Fachri tidak memiliki teman untuk pergi ke sana. Tidak mungkin dia akan pergi sendiri saja ke pasar malam. Tempat di mana banyak orang datang dengan pasangannya masing-masing. Bisa juga dengan sanak famili yang memang sudah berharap bisa mendapatkan kebahagiaan saat berada di sana.Fachri mendatangi Fatimah, di mana ia ingin meminta saran dari Fatimah. Mungkin saja Fatimah akan bisa memberikan saran yang cukup baik pada Fachri. Atau bisa juga, Fatimah menjadi orang yang akan di pilih oleh Fachri dalam pergi ke pasar malam nantinya. Fatimah terlihat antusias saat Fachri menunjukkan karcis parkir yang ada di tangan kanannya. Fatimah pikir dengan tiket itu
Sore adalah waktu yang paling tepat bagi seorang Dini untuk menikmati lezatnya kue putu. Biasanya Dini sering menemukan tukang putu yang melintas di depan pondok pesantren. Tidak heran, Dini segera bergegas keluar dari dalam kamarnya. Dia ingin segera menemui tukang putu yang kemungkinan akan segera melintas di depan pondok pesantren. Baru turun dari tangga, Dini langsung di kejutkan dengan suara merdu seseorang yang sedang mengaji. Dia tidak tahu surat apa yang sedang di baca oleh orang tersebut. Tetapi Dini merasa tenang saat mendengar lantunan ayat suci Alquran tersebut. Tidak heran, Dini segera mencari keberadaan dari orang yang sedang mengaji tersebut. Beberapa ruangan di lewati oleh Dini dengan baik. Sampai akhirnya dia menemukan keberadaan dari suara tersebut. Suara indah itu, ternyata muncul dari ruang kerja Gus Fiment. Tidak salah, Dini memperkirakan suara merdu nan cantik itu, merupakan suara Gus Fiment ketika sedang mengaji. Dini mengintip dari celah pintu yang terbuka.
Fachri masih cukup malu bisa pergi dengan Dini. Ia merasa tidak pantas untuk bersama dengan Dini. Usia dia baru 20 tahun, sementara Dini sudah menginjak 24 tahun. Perbedaan usia di antara keduanya, menjadi sebuah hal yang cukup asing di kalangan pesantren. Tetapi Fachri tidak ingin terburu-buru dalam menyikapi hubungan dirinya dengan Dini. Ia ingin semua berjalan dengan baik. Sekali pun ada harapan dari dirinya untuk bisa bersama dengan Dini.Fachri sudah rapi dengan pakaian santai yang terlihat begitu rapi. Di mana Fachri mengenakan kaos yang di lapisi dengan jaket kulit. Rambutnya juga terlihat begitu klimis. Di tambah sepatu yang begitu berwarna. Celana jeans berwarna hitam. Semakin menambah kesan ciamik yang di tunjukkan oleh Fachri. Dia sudah siap pergi bersama dengan Dini ke pasar malam.Penampilan dari Fachri langsung menghipnotis beberapa santriwati. Mereka terlihat terpesona dengan penampilan dari Fachri. Tidak biasanya Fachri berpakaian seperti itu. Sehingga sedikit asing ba
Pak Akbar nampak terlihat canggung berdiri di depan ruang kerja dari Gus Fiment. Secarik kertas berada di tangan kanannya. Secarik kertas berisi pengunduran diri, siap di berikan oleh pak Akbar pada Gus Fiment. Ada tawaran menarik di kota untuk pak Akbar. Sehingga dia harus segera pergi ke kota. Memilih bekerja di kota dengan profesi yang sama.Pak Akbar selama ini di kenal sebagai seorang guru bahasa Inggris yang begitu piawai. Banyak murid yang senang dengan cara pak Akbar dalam mengajar. Sehingga mereka akan merasa kehilangan saat pak Akbar memutuskan untuk mengundurkan diri. Mengingat banyak siswa yang begitu suka dengan cara pak Akbar mengajar.Umi Salamah terlihat menuntun pak Akbar masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Mengantarkan pak Akbat pada sosok yang begitu di kagumi olehnya. Pak Akbar hanya bisa menunduk saat masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Dia tidak mampu menatap wajah Gus Fiment yang sebenarnya mendukung penuh keputusan dari pak Akbar untuk pergi ke kota. Meng
30 menit sebelum pengajian di mulai. Dini terlihat sudah berada di dalam musholla. Dia terlihat sudah tidak sabar untuk segera mendengarkan ceramah dari Gus Fiment. Bagaimana Dini merasa begitu antusias untuk bisa mendapatkan ilmu baru dari Gus Fiment. Mengingat Dini yang merasa dirinya masih jauh dari seorang yang paham akan ilmu agama.Hujan tiba-tiba turun deras. Beberapa jemaah yang seharusnya mengikuti acara pengajian mulai membatalkan rencana mereka. Jalanan mudah tergenang oleh banjir. Sehingga mereka enggan datang ke pondok untuk mengikuti acara pengajian.Dini tetap antusias dengan acara pengajian di hari ini. Hujan deras tidak menghalangi dirinya. Dari kejauhan, Gus Fiment tidak henti memperhatikan Dini. Apalagi Dini tidak hanya berdiam diri saja. Ada Alquran yang mulai di pelajari olehnya. Mungkin Dini benar-benar ingin Istiqomah. Menjadi seorang perempuan muslim yang seutuhnya. Sehingga Dini terlihat begitu antusias untuk bisa mempelajari setiap ilmu agama.Gus Fiment yang
Dua lawan satu, bukan hal yang sulit bagi seorang bodyguard Gus Fiment. Dia langsung menarik kerah kedua preman sewaan dari Gus Fatur saat akan melakukan tindakan kejahatan pada Gus Fiment. Sepertinya itu sudah cukup untuk memberikan sedikit pelajaran pada kedua preman tersebut. Mengingat kejahatan yang di lakukan oleh keduanya cukup agresif. Itu yang membuat bodyguard itu begitu kesal dengan yang di lakukan oleh kedua preman tadi.Tidak terima, kedua preman itu berusaha melawan bodyguard yang di sewa oleh Dini. Tetapi, bukan hal yang sulit untuk menaklukkan keduanya. Dengan begitu mudahnya, kedua preman itu menjadi sasaran empuk dari bodyguard Dini. Sontak kedua preman itu babak belur di buat oleh bodyguard Gus Fiment. Apalagi kedua preman itu tidak memiliki bentuk badan sekekar bodyguard Gus Fiment. Sontak dalam satu dua pukulan saja, kedua preman itu mudah di lumpuhkan.Gus Fiment yang menyadari keributan yang terjadi. Meminta pada bodyguardnya untuk menghentikan aksinya. Dia khawa
Kiayi Musthofa begitu marah, saat Gus Fiment menceritakan semua kejadian yang di alami oleh dirinya. Dia merasa kecewa dengan Gus Fatur yang sudah menyewa dua preman untuk mencelakakan Gus Fiment. Mengingat keduanya yang merupakan saudara kandung. Kiayi Musthofa seketika memanggil Gus Fatur untuk menemuinya di rumah. Di mana Kiayi Musthofa siap sedikit memberikan nasehat baik pada Gus Fatur. Mengingat tindakan yang di lakukan oleh Gus Fatur akan Gus Fiment sudah sangat keterlaluan. Gus Fatur yang tidak tahu akan rencana dari Kiayi Musthofa. Masuk ke dalam ruang tamu dengan perasaan biasa saja. Dia meminum segelas air putih yang ada di atas meja. Sebelum mengambil toples berisi biskuit. "Ada apa Bi. Kok tumben manggil Fatur ke rumah seperti ini?" Tanya Gus Fatur dengan santainya sembari menyantap biskuit. "Kenapa kamu tega melakukan itu pada Firman. Kenapa kamu menyewa dua preman untuk melakukan tindakan kejahatan pada Firman. Bahkan tempo hari Firman sampai babak belur di buat ole