Hallo, di novel Gairah Terpendam Sekretaris Kesayangan CEO, malam ini Cinta dan Daniel lagi berantem loh. Nah jangan sampai lewatkan novel keren itu ya. Terima kasih
Risa terus bertanya-tanya di dalam hatinya ada apakah kiranya gerangan yang sudah membuat Gilang banyak berubah."Kak Gilang benar-benar berubah. Dahulu Kak Gilang adalah laki-laki yang paling irit dalam berbicara. Lalu mengapa sekarang jadi suka membicarakan orang lain?""Dahulu Kak Gilang teramat sangat cuek dengan urusan orang lain, tapi sekarang, Kak Gilang sibuk mengurusi Daniel dan Cinta.""Apakah ini juga bawaan dari bayi kembar yang kukandung? Entahlah.Hanya saja, rasanya aneh jika Kak Gilang membicarakan tentang urusan ranjang orang lain." Gumam Risa dalam hati."Sayang ...." Gilang memeluk erat tubuh Risa dari belakang."Aku nggak suka kakak jadi ikut campur urusan orang lain!" Risa menoleh sejenak, lalu kembali membalikkan badan.Gilang menghela nafas panjang. Dia mengerti mengapa Risa merasa tidak nyaman atas sikapnya saat ini. Dikarenakan Risa yang selama ini mengenal Gilang adalah sosok yang tidak pernah peduli dengan orang lain. Lelaki itu pun meraih tubuh Risa yang su
"Sudah sudah. Kalian nikmati saja makannya. Jangan malah bertengkar seperti itu." Risa menegur Carissa dan Amira yang malah sibuk memperdebatkan tentang Daniel yang mereka panggil dengan sebutan Om Nai.Gilang yang mendengarkan celotehan anak-anak itu hanya tersenyum seorang diri. Dia hanya berpikir entah bagaimana reaksi Carisa seandainya tahu bahwa Daniel sebenarnya adalah Ayah sambungnya yang sudah lama dinikahi Cinta. Dia tidak bisa membayangkan akan berat perjuangan Cinta dan Daniel kemudian hari.Setelah menikmati sarapan pagi, Gilang segera bersiap-siap hendak berangkat ke kantor. Lelaki itu sangat gagah memakai setelan pakaian berwarna navy."Berarti hari ini kalian hanya ketemuan di kantor saja?" Risa bertanya kepada Gilang karena mengingat kemarin cinta mengatakan hendak ke rumahnya hari ini."Tadi malam Daniel mengirim pesan padaku bahwa dia akan datang ke sini terlebih dahulu bersama Cinta. Nggak mungkin lah cinta tidak menemui Carissa terlebih dahulu." Gilang menyahut sam
"Kamu tahu? Setiap saat, kapan saja, Daniel mencumbuku dengan ciuman yang memabukkan. Bahkan terkadang melampaui batas. Aku perempuan normal. Aku merasakan libidoku berada di puncak, tapi aku tidak bisa melepaskannya. Aku tidak ingin kami melakukan penyatuan!" Cinta terisak dengan bahu terguncang."Kenapa?" Risa mengusap bahu Cinta Perlahan."Karena setiap aku ingin menyerahkan diriku menjadi milik Daniel, bayangan Carisa meninggalkan aku kembali hadir. Aku tidak ingin penyatuan itu membuatku terikat dengan Daniel. Sehingga aku tidak bisa meninggalkannya di saat aku berada diambang kehancuran." "Maksudmu apa?" Risa menatap Cinta dalam. Perempuan bertubuh mungil itu benar-benar tidak mengerti maksud perkataan cinta. "Carisa ... Tidak akan pernah mengizinkan aku untuk menikah lagi. Sepandai-pandainya kami menyimpan pernikahan ini, akan terbongkar suatu saat. Aku tidak ingin, ketika semuanya terbongkar, aku berada di posisi sedang menikmati begitu indahya kisah Cintaku dan Daniel. Sehi
Cinta menggeleng cepat. Dia tidak mungkin bisa menuruti apa yang dikatakan oleh Rachel. Mengingat permintaan Carissa yang terkadang membuatnya kebingungan."Tapi, Carisa masih menginginkan aku untuk rujuk dengan Aditya!" pungkas Cinta tertunduk lesu."Aku tahu. Daniel sudah melakukan yang terbaik. Aditya tidak akan pernah menyentuhmu lagi. Percayalah!" Rachel menatap Cinta dalam."Apa yang harus aku lakukan?" Cinta menatap ke arah Risa dan Rachel secara bergantian.Risa hanya terdiam. Ia tidak tahu harus berbicara apa? Ia takut salah dalam memberikan solusi. Selain itu Risa juga tidak terlalu mengenal cinta dan Rachel sehingga khawatir solusi yang akan dia sampaikan nanti tidak akan diterima oleh keduanya."Jangan siksa dirimu dan Daniel. Tidakkah kamu kasihan pada Daniel? Betapa menderitanya seorang lelaki yang menahan hasrat yang membuncah? Daniel merasakan sakit kepala yang teramat sangat!" Rachel menatap Cinta dengan tajam.Cinta terbelalak. Selama ini dia tidak pernah melihat dan
Sesampai di rumah. Risa melihat Gilang dan Daniel sedang duduk di sofa tamu. Mereka duduk dengan seorang lelaki yang bermata sipit persis seperti Daniel."Sayang, kenalkan. Ini Jason. Suami Rachel!" Gilang memperkenalkan laki-laki tersebut pada Risa."Jason, kenalkan. Ini istriku Risa."Risa dan Jason saling berjabat tangan. Gilang pun mempersilahkan semua yang berada di ruangan tersebut duduk di sofa yang melingkar di ruang tamu.Risa lalu duduk disamping Gilang. Sedangkan Cinta duduk di seberang sofa yang berhadapan dengan Daniel."Sayang, ajak Carisa masuk ke Kamar, ya. Mandi, dan istirahat," ujar Risa pada kedua bocah yang duduk manis di pangkuan Gilang dan Daniel. Risa sangat yakin jika Daniel pasti ingin berbicara dengan cinta secara rahasia dan mereka tidak ingin kemesraan mereka terganggu oleh kehadiran Carissa. Risa lalu memanggil Bik Jum dan Bik Asih untuk mengurus keperluan Carisa dan Amira."Tolong urus mereka berdua ya, Bi. Kami ingin membicarakan sesuatu yang penting,"
"Gi, untuk sementara waktu, perusahaan kamu saja yang handle. Kakak benar-benar enggak kuat harus datang ke kantor dengan kondisi mabuk seperti ini," ujar Gilang sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar.Semenjak kepergian Daniel dan Cinta, Gilang kembali merasakan mabuk yang teramat sangat hebat. Lelaki itu berkali-kali memuntahkan isi perutnya sepanjang pagi. Alhasil tubuhnya terasa lemas dan dia tidak kuat untuk melakukan aktivitas.Risa merasa kasihan melihat Gilang yang tersandar di dinding kamar mereka. Sempat terpikir olehnya seandainya dia memiliki keahlian dalam menguasai perusahaan seperti Cinta, pastilah yang tidak akan kesulitan mencari orang yang tepat untuk menggantikan posisinya di perusahaan ketika sedang sakit seperti saat ini."Aku sih nggak masalah Kak menghandle perusahaan sementara waktu. Tapi apa relasi bisnis Kakak tidak keberatan dengan hal ini?" Tanya Gio sambil mengerutkan keningnya."Aku rasa enggak. Udahlah. Pokoknya kamu handle saja ruangan Kakak da
"Pagi, Sayang!" Gilang mengecup kening Risa lembut."Pagi, Sayangku!" Risa membalas mencium pipi suaminya itu dengan mesra."Kamu mau makan seblaknya? Kakak panasin dulu, ya!" ujar Gilang beranjak dari tempat tidur."Kak ...!" Risa menahan pergerakan Gilang. Lalu menggeleng perlahan.Gilang mengerutkan keningnya. "Maksudnya?" tanya Gilang bingung."Aku udah nggak mau seblak," jawab Risa dengan wajah tanpa dosa.Gilang menghela napas berat. Lalu tersenyum dan mengecup pucuk kepala istrinya itu dengan hangat."Oke!" jawab Gilang singkat.***Risa semakin menikmati masa kehamilannya itu. Menikmati setiap gerakan si kembar yang menggeliat. Bahkan terkadang menendangnya dengan keras."Hey, Galih mau jadi pemain sepak bola?" Gilang mengecup perut Risa yang memperlihatkan gerakan si kembar di balik perut buncit istrinya itu."Apaan, sih, Kak?" Risa memukul bahu Gilang pelan."Habisnya Galih aktiv banget. Nendang-nendang kamu terus!" Gilang mengusap lagi pergerakan si kembar."Belum tentu itu
"Kak, ada Mama dan Papa," ujar Risa menoleh ke arah sepasang suami istri itu. Pak Adiguna dan istrinya sangat bahagia menyambut kedatangan si kembar. Sepasang suami istri itu sepertinya sudah melupakan kebencian mereka kepada Risa setelah kedua bayi mungil itu terlahir ke dunia.Papa dan Mamanya Gilang lalu membawa Si Kembar masuk ke dalam kamar mereka. Kamar yang sudah Risa dan Gilang hias dengan berbagai pernak pernik dan lukisan dinding yang Indah. Kamar itu sangat luas. Gilang sengaja mendesain dengan model seperti itu. Supaya kedua bayinya merasa nyaman.Kamar itu didesain dengan dua warna yang berbeda. Warna biru yang diletakkan di dinding di dekat box Galih. Disertai dengan aneka lukisan gambar robot dan Doraemon.Sedangkan di dinding yang lainnya dicat berwarna merah muda yang dilukis berbagai macam bunga dan princess yang begitu cantik. Kamar tersebut diberi pembatas berwarna putih yang terbuat dari kain tirai yang begitu indah.Risa dan Gilang memang sudah mempersiapkan desa