Share

118. Panik!

“Loh, katanya mau ambil kado di mobil?” tanyaku saat mendekati mereka.

Tiga orang lelaki menoleh. Aku menatap ketiganya secara bergantian.

“Ee ... Pak Damian, kenalin ini istri saya, namanya Kalila,” ujar Mas Vino.

Lelaki dengan bibir tipis dan senyum simpul dari kedua sudut bibirnya itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada sebagai isyarat perkenalan. Aku pun melakukan hal yang sama. Dengan baju koko lengan panjang dan celana jeans yang dikenakan, dia tampak seperti seorang santri atau ustaz walau tanpa peci atau kopiah di kepalanya.

Eh, Sebentar! Apa dia Damian yang memesan rancangan desain bangunan pesantren yang Mas Vino ceritakan waktu itu? Beberapa detik suasana menjadi hening hingga suara keletuk high heels mendekat.

“Lan, Papa minta kamu–”

Aku menoleh. Mbak Eliza tampak terpaku melihat teman Mas Vino.

“Damian?”

“E-liza?”

Dengan cepat Mas Alan menarik tangan tunangannya itu dan merapatkan tubuh mereka. Seketika otakku langsung loading dengan cepat mengingat nama Damian yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zudia
lanjut thooor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status