Share

13. Menyelami Kehidupannya

Gombalan Mas Vino tak ada habisnya. Kami terus menyelesaikan pekerjaan masing-masing walau sesekali bercanda.

“Jadi, Mas Vino ini arsitek freelance?”

“Ya ... bisa dibilang begitu.”

“Kalau usaha Ayah siapa yang handle?”

“Aku juga,” jawabnya. “Kalau ini murni hobiku yang akhirnya jadi usaha sampingan sampai saat ini. Kalau gerai kuliner ‘kan usaha warisan.”

Aku mengangguk. “Kalau kakak perempuanmu, Mas?”

“Mbak Vera juga handle gerai kuliner Ayah yang ada di Malaysia dan Hong Kong. Dia, suami, dan ketiga anaknya menetap di Kuala Lumpur.”

Aku mengangguk-angguk dan kembali menekuri layar laptop. Malam kian larut, membuatku menguap berkali-kali. Namun, kami berdua belum melaksanakan salat Isya. Akhirnya, aku dan Mas Vino sama-sama menyudahi audit pekerjaan untuk segera melepas penat.

“Mas Vino wudu dulu aja. Biar aku siapin sarung sama kokonya.”

Mas Vino masih harus mengerjakan salat dengan duduk berselonjor dan punggung menyandar. Untuk sementara kami memilih untuk salat sendiri-sendiri du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status