TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 39
"Foto Hena?" ujarku.
Gambar Hena yang tengah memakai baju seksi, keluar dari tas tersebut. Dan setahuku, ini adalah tas milik Ari.
"Apa mungkin Ari dan Hena ...?"
"Arini! Apa yang kau lakukan?!"
Buru-buru aku memasukkan foto itu ke dalam tas tersebut. Secepat kilat aku keluar dari rumah itu saat mendengar suara Mas Andri memanggil.
Dari kejauhan, Mas Andri datang dengan wajah merah padam. Aku buru-buru naik ke atas truk.
"Mang! Mamang bawa motorku, ya?" ujarku kepada teman Mang Deri seraya melemparkan kunci motor padanya.
Mobil mulai melaju membawa dua lemari serta aku yang duduk di atas meja rias.
"Arini! Kurang ajar!!" Mas Andri menggerutu dengan dada yang
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 40"Rin, kamu sudah gila! Kamu merencanakan ini untuk mengusirku?""Iya," kataku singkat."Kenapa harus sejahat ini, Rin? Kenapa tidak bicara baik-baik?" Mas Andri menatapku lekat. Kilatan amarah begitu jelas dari sorot matanya."Baik-baik? Aku sudah menyuruhmu pergi dengan baik-baik, dengan lembut, dengan halus, tapi apa yang kudapat? Hanya kebohongan. Kamu iyakan permintaanku, tapi kamu dan keluargamu tidak sama sekali menuruti keinginanku. Haruskah aku terus berbaik padamu, Mas?""Aku tidak menurut, karena aku sedang memikirkan sesuatu. Memikirkan di mana aku dan keluargaku tinggal. Tapi, belum juga dapat tempat tinggal baru, kamu malah datang merusak ketenanganku!""Banyak alasan kamu, Mas! Waktu m
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 41Hena and the geng berteriak histeris saat tembok itu roboh dan menimpa barang yang mereka bawa dari dalam."Kenapa harus didorong ke arah sini, sih? Kenapa gak dibawa ke sana?!" Ibu berteriak. Kesal karena usaha mereka untuk menyelamatkan barang-barang miliknya berbuah kesia-siaan.Harta mereka hancur tidak tersisa. Termasuk magic com serta kompor gas yang baru dibeli Hena pun raib. Rusak dan tidak akan bisa terpakai lagi."Kasihan, ya mereka?""Iya, kenapa gak disuruh pergi baik-baik, sih. Malah dibikin menderita seperti itu?""Eh, ngomong-ngomong, kenapa ibunya si Andri tidak pingsan, ya?""Abah Agung dan Arini itu sakit hati dengan konspirasi mereka. Makanya dibalas dengan seperti itu. Menurutku
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 42Kusingkirkan cobek yang ada di depanku. Takutnya aku khilaf dan melemparkan benda itu ke arah Teh Rani."Tanggung jawab apa, Ran? Abah sudah melakukan semua yang Abah bisa lakukan untuk Almarhum Bapakmu," ujar Abah dengan memandang wanita itu."Itu belum cukup, Bah. Masih kurang dan sangat kurang. Gara-gara naik perahu Abah, Bapak jadi meninggalkan aku dan Emak."Kini air mata Teh Rani mulai terjun dan berucuran.Meninggalnya Mang Asep memang pukulan terberat bagi Teh Rani. Kini, ia menjadi seorang yatim piatu. Yang hanya tinggal dengan neneknya yang mengalami setroke.Apa karena tidak ada lagi sosok tulang punggung di keluarga mereka, hingga Teh Rani datang dan minta tanggung jawab dari Abah?
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 43"Tidak bisa! Abah akan pikirkan bagaimana agar Rani dan Emakmu, masih tetap bisa makan. Sekarang, pulanglah. Nanti Abah akan ke rumahmu."Awalnya Teh Rani menolak untuk pulang, tapi setelah Abah membujuknya, ia pun akhirnya pergi juga."Tidak nyangka, si Rani sampai nekad ingin nikah sama Abah, gegara sudah tak ada lagi yang memenuhi kebutuhan dia. Ck ck ck, anak jaman sekarang, tidak mau hidup susah," ujar Mang Karim.Semua orang mengangguk setuju.Satu persatu orang-orang mulai pergi meninggalkan rumah Abah. Tinggallah aku dan Abah yang duduk menyandarkan punggung pada tembok."Bah.""Hmm.""Abah jangan nikah sama Teh Rani."Hening. Abah tidak menjawab ucapanku. Apa jangan-j
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 44"Luar biasa, kamu Rin. Luar biasa malu! Hahaha ...!!"Santi kembali tergelak saat setelah aku menceritakan kejadian memalukan yang tadi aku alami."Kamu ketemu dia di mana, sih?" tanyanya lagi seraya memungut kacang dan memakannya."Di toko Bu Haji, pas beli ini." Aku menunjuk cemilan di tanganku."Udah kegeeran aja, dikira mau nyulik. Eh, padahal kamu yang nyulik sepatu dia."Santi kembali menertawakan kemalanganku.Aku membiarkan dia tertawa sepuas hatinya. Anggap saja aku pelawak yang sedang menghibur penonton.Tidak apa-apa, bikin orang tertawa itu berpahala, bukan? Walaupun jika diingat kejadiannya jadi nyesek juga. Malu."Mungkin, ini azab bua
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 45Abah mengembuskan napas kasar.Aku mematikan kompor dan menuangkan sayur bening yang telah selesai aku masak ke dalam mangkuk. Selanjutnya, aku duduk di kursi meja makan untuk mendengarkan Abah bicara."Tidak apa-apa, hanya untuk menghindari hal yang sama. Abah tidak mau ada korban selanjutnya jika perahu itu tetap Abah pakai.""Sayang banget, Bah kalau dijual. Lagipula, kesalahan ada pada nelayannya, yang lupa mengisi bahan bakar. Bukan karena perahunya. Perahu mahal, lho, Bah."Abah mengembuskan napas kasar untuk kesekian kalinya.Aku tahu, harga jual perahu, tidak sebanding dengan harga belinya. Dan pasti, jauh lebih murah dari perahu baru."Abah tahu. Tapi, perahu kita itu rusak, setelah terombang-ambing selama dua hari dua malam di te
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 46Aku dan Santi saling pandang. Kemudian, kembali melihat wajah Ira yang menunduk dalam."Kamu nggak salah ngomong?" tanyaku untuk memastikan jika telingaku tak salah dengar."Tidak. Aku ingin bertemu Mbak Arin, memang untuk pinjam uang."Aku tahu jika mereka akan kesulitan keuangan, tapi aku tidak menyangka jika Ira akan datang dan berani meminjam uang padaku.Setelah apa yang mereka perbuat padaku, setelah bersekongkol mencurangi aku, kini dia datang dan dengan percaya diri ingin meminjam uangku? Apa dia tidak punya pikiran?"Mbak, aku tahu, Mbak Arin pasti benci banget sama aku, sama Ibu, dan Mas Andri juga Mas Ari. Tapi ... untuk kali ini saja, tolongin aku, Mbak. Aku sangat membutuhkan
TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 47Sampai di rumah, aku langsung memasak untuk sarapan kita hari ini. Kemudian, mandi dan beristirahat sebentar sebelum berangkat ke pengadilan.Alhamdulilah, sidang perceraianku dipermudah. Karena tidak ada perlawanan dari Mas Andri, sidang pun jadi bisa selesai lebih cepat. Dia menyerahkan semuanya padaku, dan hanya pasrah dengan keputusan sidang. Tidak ada drama rebutan harta gono-gini, dan tidak ada drama berebut hak asuh anak, karena kita tidak memiliki keturunan dari pernikahan itu.Aku dan Mas Andri sama-sama memilih berpisah secara baik-baik di depan hukum, tapi saling menyimpan dendam di luar pengadilan.Pukul delapan, aku dan Abah pergi ke kantor pengadilan agama. Hanya beberapa jam di sana, kita pun pulang dengan hasil yang kita inginkan. Hari ini, aku resmi berpisah secara hukum