Share

Bab 48

TERUNTUK MANTAN ISTRI SUAMIKU 48

"Aduh, Rin, kamu itu anak nelayan, seumur hidup tinggal di pinggir pantai, tapi naik perahu malah mabok." Abah menggerutu seraya memijit tengkuk leherku.

Aku masih menunduk seraya mengeluarkan isi dalam perutku. 

"Nih, kasih air hangat." Suara Kang Diki terdengar mendekat. Satu gelas air hangat ia berikan pada Abah.

"Minum dulu, Rin."

Aku mengambil segelas air hangat dari Abah dan meminumnya.

"Arin itu, mendingan dibawa ngebut naik motor, Bah. Daripada harus naik perahu. Oleng!" tuturku. Aku berdiri dan berjalan meninggalkan muntahan yang bercecer di pasir.

Aku menjatuhkan bokong di bangku panjang di bawah pohon pandan. Membaringkan tubuh yang baru saja mengalami guncangan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status