"Dari atas aku bisa melihat orang yang berada dibawah sana, mereka seperti semut yang berjalan kesana kemari tanpa henti." [Ray R. R.]
_____
Sesampainya di mansion Robertson, Mariam dibuat heran dengan seluruh ruangan yang gelap gulita. Mariam tidak mengerti dan tidak peduli. Dengan cepat Mariam melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar Ray dengan lebar.
Tapi tubuh Mariam seketika membeku. Orang yang dicarinya saat ini sedang tertidur pulas dengan creepy doll di pelukannya serta selimut tebal yang membalut tubuh mereka.
Mariam terduduk di depan pintu, lututnya terasa lemas. Bagaimana bisa? Begitulah pikir Mariam saat ini.
Mariam mengira Ray belum sampai atau belum tidur atau baru saja sampai tapi ternyata tidak. Yang dilihatnya adalah Ray sedang tertidur pulas.
Tak ingin percaya mengingat Ray bukanlah a
"Tidak perlu meminta maaf. Karena semua itu tidak akan bisa mengembalikan keadaan menjadi lebih baik." [Ray R. R.]______Vara mendongakkan kepalanya saat Ray menyuruhnya untuk membuka mulutnya menerima suapan dari Ray. Vara merasa gugup tapi dengan cepat Vara mengontrolnya agar tidak membuat sesuatu yang memalukan lagi dihadapan Ray.Vara menerima suapan yang diberikan Ray, mengunyah makanan yang tentu saja membuat lidahnya merasa ketagihan."Bagaimana? Enak?" tanya Ray dengan antusias.Vara menganggukkan kepalanya dengan semangat karena merasakan makanan di bekal Ray yang terasa sangat enak."Ini sangat enak sekali. Apa kau yang membuatnya?" tanya Vara.Ray tersenyum lebar karena Vara memuji makanannya, Ray menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Vara. "Bukan. Mariam yang membuatnya."
"Aku tidak mempermasalahkan dampaknya. Karena aku berhasil untuk merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!" [Ray R. R.]_____Sebelum tidur, Ray selalu rutin meminum obat penenangnya sesuai anjuran dan resep dari Mariam. Tapi kali ini Ray tidak minum obat tidurnya karena Ray berniat untuk bergadang malam ini.Setelah meminum obat dan mematikan lampu di kamarnya, Ray berbaring di atas king size miliknya dengan creepy doll di sampingnya. Ray meraih ponsel dan earphonenya dan mulai memakainya.Earphone yang Ray gunakan terhubung secara otomatis dengan alat perekam suara yang Ray sembunyikan di setiap sudut rumah Mariam.Kapan Ray melakukannya? Tentu saja saat Ray berkunjung ke rumah Mariam saat dirinya memergoki Mariam berbicara dengan pria asing di depan pintu apartemennya.Ray membuka ponselnya dan melihat notif pesan dari Mariam. Senyuman Ray terbit setelah mendengar pembicaraan lewat earphonenya dan membaca pe
"Aku selalu ada untukmu brother, kita satu." [Rey R. R.]______Pandangan Ray memutih dan mendadak tergantikan dengan sebuah ruangan yang sangat mewah dan luas. Dihiasi dengan banyak perabotan serta permainan dan figure kesukaan anak laki-laki.Dinding yang dicat dengan warna putih salju, tak ada perpaduan apa pun karena seluruh warna perabotan rumah berwarna putih.Ray mengedarkan pandangannya, melihat ruangan yang tampak seperti sebuah penjara karena tidak ada pintu bahkan jendela sedikit pun.Mencari seseorang yang dicarinya, Ray tau orang itu sedang bersembunyi menyambut kedatangannya membuat Ray semakin mengembangkan senyumnya.Tiba-tiba..."Duarr!"Ray terkejut dan dengan cepat menoleh ke belakang melihat pelaku yang membuatnya nyaris jantungan. Si pelaku hanya tertawa terbahak-bahak me
"Kau tidak perlu menjadi orang lain, cukup jadi dirimu sendiri saja." [Ray R. R.]______Melihat hal itu Ray menjadi merasa bersalah. Pasalnya dirinya mentertawai Vara tapi sungguh alasan tak masuk akal dari Vara sangatlah lucu membuat Ray mau tak mau tertawa mendengarnya.Ray mendekati Vara, mengusap lembut pucuk kepalanya berharap Vara tenang. "Memangnya kenapa kau sampai melakukan hal senekat itu?" tanya Ray.Vara yang awalnya ingin menangis tiba-tiba terdiam setelah mendengar pertanyaan dari Ray. Vara jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membuat dirinya sampai berbuat nekat seperti ini? Merubah penampilan yang awalnya polos menjadi seperti seorang jalang?Vara mendongakkan kepalanya melihat Ray yang lebih tinggi darinya. Keduanya saling pandang dalam keheningan. Ray menunggu jawaban yang keluar dari mulut Vara sedangkan Vara sedang me
"Dasar tidak berguna! Kalau kau terus seperti ini, kau akan menjadi pengecut selamanya!" [Rey R. R.]______Suasana di meja makan sangat meriah malam ini. Maksud Ray terkesan sangat menyenangkan dan sangat hangat.Tak henti-hentinya Ibunya, Nisa berceloteh serta mengomeli sikap Bryan yang sudah tua semakin menjadi melihat gadis sexy yang lewat di depan matanya. Ray akui, Ayahnya itu sangat mesum.Tidak hanya itu saja, di meja makan yang selalu Ray hindari ini terdapat Paman dan Bibinya serta Sepupunya dan Neneknya juga hadir semakin menambah hangatnya suasana.Perlahan-lahan Ray mulai tersenyum tipis. Senyum yang tak dapat mereka lihat dan senyum yang hanya dirinya saja yang mengetahuinya.Ray sangat menantikan momen ini, jujur saja. Berkumpul bersama keluarga besar, bercanda ria dan bersenang-senang. Itulah satu-satunya impiannya yang bersemayam di dalam lubuk hatinya yang terdalam.Creepy dollnya semakin dipeluknya den
"Kau bahkan tidak tau apa yang aku hadapi dan kau memberi nasehat seolah-olah kau mengetahui itu." [Ray R. R.]______Lutut Ray terasa sangat lemas dan saat itulah Ray jatuh terduduk. Ray berusaha mengatur napasnya yang memburu. Wajahnya semakin memucat. Keringat semakin banyak membanjiri wajahnya.Seluruh tubuh Ray terasa sangat lemas. Ray tidak menyangka perkelahian hebat antara dirinya dan Rey terjadi.Ray memperhatikan kepingan kaca satu persatu. Tidak ada sosok Rey lagi disana membuat Ray merasakan kehilangan.Perlahan-lahan Ray merasakan dadanya sesak. Sesak karena Ray merasa akan kehilangan sosok Rey."Bagaimana ini." lirih Ray.Air mata kembali keluar, mengalir dengan indah melewati pipi putih Ray. Ray menangis tersedu-sedu. Entah kenapa mendengar kalimat terakhir dari Rey membuat Ray semakin sakit.Memang b
"Tinggalkan saja dia disini. Biarkan dia merenungi kebodohannya." [Kay]______Pelajaran di sekolah telah usai. Saatnya untuk pulang tapi entah kenapa Ray rasanya malas untuk pulang ke mansion yang bagaikan neraka baginya.Ray tidak sanggup bertemu dengan orang yang memiliki darah yang sama dengannya. Hati Ray kembali panas setiap kali mengingat akan hal itu. Ray sangat tidak menyukainya.Hari ini juga tidak ada sopir pribadinya, jadi mau tak mau Ray menggunakan taksi lagi. Tapi belum saja Ray keluar dari gerbang, tiba-tiba tangannya sudah ditarik seseorang membuat Ray terpaksa mengikutinya tanpa protes apa pun.Di belakang gedung laboratorium, tangan Ray dihempaskan dengan kasar. Ray melihat pelakunya yakni adalah Randa, Kay dan Key. Ray bahkan sudah menebak ini akan terjadi. Drama yang tak terduga.Tatapan tajam serta hasrat untuk saling mem
"Jangan menangis, bodoh. Malu dengan tubuhmu yang besar itu." [Ray R. R.]______"Apa kau mencurigai psikiatermu?" Tanya Mios mengulang pertanyaan yang sama.Ray menoleh, melihat wajah sahabat lamanya yang bahkan hampir Ray lupakan itu. Mereka berteman sedari kecil, sebelum Ray bertemu dengan Rey. Keluarga mereka juga cukup dekat.Setiap kali Ray dibully di sekolah, Mios selalu ada untuk melindunginya. Saat Ray memutuskan untuk homeschooling, Mios juga ikut melakukannya. Bisa di bilang, kalau Ray melakukan ini maka Mios akan melakukan itu juga.Tapi saat keluarga Mios memutuskan untuk pergi ke Rusia dan menetap di sana membuat Ray merasa kosong. Saat itulah terakhir kali mereka bertemu dan sekarang mereka bertemu kembali. Seharusnya mereka berpelukkan bagaikan seseorang yang sudah lama berpisah bukan?Ray terkekeh geli dan kembali meneguk jusnya dengan liar. "Aku hanya ingin memastikannya saja Mios. Kau tidak perlu