Bunyi mesin yang mendeteksi jantung Letho berdetak dengan stabil. Perawat tersebut menyuntikkan obat antibiotik ke selang infus dan beberapa cairan lainnya. Setelah memeriksa nadi dengan hitungan jam tangannya, perawat itu membetulkan selimut lalu meninggalkan kamar tempat Letho dirawat.
Sudah dua hari ini Letho terbaring tanpa tersadar sedikit pun. Panther dan Elba masih belum bierhasil dihubungi. Nina juga Coque masih terus mencoba hingga akhirnya menyerah.
“Aku sudah mengirim pesan untuk mereka. Semoga setelah ada jaringan internet yang stabil, pesan itu diterima,” harap Coque.
Nina mengucapkan terima kasih. Sore tadi dirinya mengunjungi makam keluarga Ray dan emosinya kembali meledak. Ia tidak sanggup menahan sesal yang menggunung. Kenapa tidak ada yang merasakan firasat mengenai ini sebelumnya?
Jeff melarang untuk Nina atau Roth menyembuhkan Letho lebih cepat dari proses alami. Kondisi mental yang mungkin belum bisa diperkirakan akan terj
Ulasan berita yang masih menghadirkan berita pembantaian terus berlangsung di beberapa channel televisi. Roth juga Nina mengingat dengan baik masing-masing lokasi serta laporan terperinci pembantaian tersebut. Sementara Coque memilih mencatat semuanya di jurnal kecil. Dari catatannya, Coque merangkum sekilas jika pilihan tempat yang menjadi sasaran Katya adalah random. Sejauh ini tidak ada keterkaitan dengan Nina. Bahkan antara satu tempat dengan yang lain seperti tidak ada hubungannya sama sekali. Lokasi tersebut mengalami serangan dengan jeda waktu yang hampir mustahil jika diperhitungkan dengan nalar juga logika. Gerombolan pelaku yang tertangkap oleh kamera berada di tempat kejadian berikutnya dalam tempo kurang dari satu jam, sedangkan jarak dari lokasi sebelumnya hampir delapan puluh mil. Nina bangkit dan membuka lemari penyimpanan minuman mereka. Tangannya mengambil whisky dan menuangkan pada tiga gelas. Tiga es batu kotak kecil Nina tambahkan da
"Lindungi kaumku, di mana pun mereka berada. Ijinkan mereka tinggal di tanahmu."Itulah pesan Maxerina Filtrosi yang terakhir kali pada Bergen Monterey!Pesan yang begitu membekas dalam jiwa Bergen membuatnya semakin merasakan desakan yang hebat untuk mencari tahu di mana pembunuh sahabatnya tersebut. Setelah berembuk dengan Elve, istri terkasihnya, Bergen akan pergi sementara waktu untuk mencari jejak si pembunuh.Bergen memanggil dengan suara lantang semua keluarganya untuk berkumpul. Voltaren dan Trieven muncul bersama ibunya, Elve. Pria itu memberitahu tentang rencana kepergiannya, serta meminta satu hal pada mereka.“Aku memiliki janji pada Maxer. Tentang melindungi kaum mereka. Bisakah kalian berdua melakukan untuk ayah?” tanya Bergen. Trieven, putrinya yang mirip dengan Elve, ibunya, mengangguk.“Pasti, Ayah! Aku akan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya,” tanggapnya antusias.“Aku akan menye
Setiap masa yang telah mereka lewati berhasil membawa mereka selalu bersama dan tidak terpisahkan. Akan tetapi, satu kelengahan yang berakibat pada sesuatu yang tidak pernah terbayang pada benak mereka, membuat Monterey kehilangan ibu, wanita yang sangat berperan penting dalam menjaga nurani mereka selama ini.Bergen membakar tubuh istrinya dengan wajah membeku dan rahang mengeras. Trieven masih menangis dan hampir hilang kendali. Putra sulung Bergen, Voltaren, lebih bisa menguasai diri dan hanya terpekur dengan sesal menggunung.Pembakaran jenazah Elve dihadiri oleh seluruh kaum vampir yang ada di Inggris juga kaum gipsi. Letho menarik Trieven untuk menjauh dan mencoba menghiburnya dengan sekuat tenaga.Beruntung Panther membawa Letho. Pemuda itu adalah teman yang Trieven butuhkan saat ini dalam menghadapi dukanya. Dengan lemah lembut, Letho juga menceritakan tentang kepergian seluruh keluarganya, hingga tidak tersisa.Trieven memandang Letho dengan waja
Selama diciptakan dulu, sebagai iblis hingga bertemu dengan Nina dan menjadi manusia dengan menempati raga anak muda bernama Reid, Roth baru merasakan bentuk persahabatan yang sesungguhnya saat dengan Nina. Hingga bertemu dengan Coque, Roth merasakan kesetiaan yang sejati. Di antara semua sahabatnya, Coque yang mengetahui jika Roth merasakan kehilangan yang menyakitkan karena cintanya pada Tache telah terbungkam kembali, tanpa sempat ia ungkapkan.Coque memahami jika selama ini Roth tidak memiliki seseorang yang sangat berarti seperti keluarga kecilnya sekarang dan Tache.Tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan perasaannya adalah hal yang paling menyakitkan. Roth berpikir masih memiliki waktu dan memilih menunggu hingga semua kekacauan ini berakhir. Akan tetapi, takdir berkata lain.Waktu tidak menunggu dan semua menjadi terlambat yang menjadikan sesal yang menggunung dalam dada serta mengendap di lubuk jiwanya yang ternyata juga butuh sentuhan kasih.
Gegap gempita pesta yang terlontar dalam bar di sebuah rumah bordil terdengar begitu lantang.Pekik tawa bercampur canda, terdengar bagaikan dengungan lebah yang membuat telinga terasa pekak.Bau minuman keras yang tumpah, makin menambah kesesakan sementara asap rokok terus mengepul tidak berhenti, dari mulut para penikmat tembakau.House of Grill, itulah sebutan rumah bordil yang selama beberapa hari ini Katya huni. Rencana yang telah tersusun di kepalanya tampak mengerikan bagi siapa pun yang mengetahui hal tersebut.Setelah membunuh pemilik serta mengubah seluruh wanita yang menjadi pelacur di rumah bordil tersebut, Katya berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai markas utamanya.Lokasinya berada di Las Vegas. Tempat sempurna untuk merekrut pasukan. Katya menginginkan jenis manusia yang masuk dalam kategori memiliki jiwa yang kelam.Penjudi, pencuri, mafia dan berbagai jenis profesi kejahatan lainnya. Katya mampu mencium aro
Nina's GoneTumpukan piring yang sudah mengering sejak tadi malam masih tersisa di dalam mesin. Roth akhirnya mengalah untuk mengatur satu persatu ke dalam rak.Sementara itu, mesin kopi mulai menderu memproses biji menjadi bubuk. Tetes demi tetes turun, memenuhi teko secara otomatis. Aroma kopi yang pekat, menguar serta menebar keharuman."Pagi," sapa Coque masih dengan mata mengantuk. Rambutnya naik ke atas dengan bentuk lucu."Coq, siapa yang membuka pintu depan dan lupa menutup?" tanya Roth dengan pipi menempel ke jendela kaca."Mungkin Elba. Dia sudah lari pagi sejak gelap tadi," sahut Coque seraya menuangkan kopi ke dua cangkir.Roth mengambil salah satu lalu menambahkan susu. Denting sendok bertemu kaca porselen halus terdengar. Tidak lama Elba masuk."Kau membiarkan pintu depan terbuka dan tiga anak anjing masuk serta membuat tanaman depan porak poranda!" omel Roth.Elba mengerutkan keningnya."Aku ti
Let Her RestingPerbandingan sikap antara Elba yang dulu dan sekarang, masih selalu sama. Pria tersebut memiliki kestabilan yang luar biasa.Mental dan sikapnya begitu tenang juga tidak terpengaruh suasana hatinya. Nina pergi untuk alasan yang pasti menjadi reaksi beberapa manusia dalam masa dukanya.Walau ada rasa khawatir pada keputusan yang membuat Roth tidak mampu memastikan kondisi Nina, akan tetapi tidak ada hak juga kesempatan baginya untuk melarang."Aku pikir kita harus mencari dia, Roth," gumam Coque yang tampak terpukul dengan kepergian Nina yang begitu mendadak."Tidak pernah terpikir untuk mencari, Coq. Nina pergi dan itu yang, mungkin, dia butuhkan sekali!" ucap Roth dengan tidak semangat.Coque terlihat kecewa dengan ucapan Roth yang sepertinya tidak mendukung keinginannya."Seharusnya kita berada dengan Nina pada saat kritisnya. Itu hal yang kulakukan untukmu juga!" cetus Coque geram.Jawaban Coque mem
Elba menemui Panther dan Letho yang masih menjaga kastil Monterey.Dengan mata kepala sendiri, dia melihat betapa Bergen Monterey sangat terluka dan murka akan kepergian dua sosok yang sangat berarti baginya sekaligus. Vampir yang telah berhasil mereka ringkus, berakhir hidup dalam siksaan yang terkejam. Tergeletak tanpa tangan dan kaki dan dalam kelaparan yang entah kapan akan berakhir.Jornet beserta dua rekannya terbaring di depan teras kastil tanpa daya. Ketiga sosok tersebut hanya terbaring tanpa bisa berbuat apa pun. Ada beberapa vampir yang menjadi pengikut Bergen yang berjaga pnuh waktu untuk mengantisipasi jika klan Merlon menuntut balas atas perlakuan mereka pada Jornet. Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi terutama dengan keberadaan Jornet yang masih bersama mereka.“Bergen tidak menolak untuk pergi bersama dengan kita. Tapi Letho butuh menemani Trieven hingga gadis itu kembali stabil. Sementara Voltaren memutuskan untuk pergi mengasingkan dir